Deal, Kita Menikah!

Deal, Kita Menikah!
Part 145


__ADS_3

Alana mengerjakan tugasnya sebagai seorang dokter kandungan yang tengah memeriksa pasiennya, dengan wajah yang ditekuk sembari mengusap kedua matanya yang terasa berat.


Bagaimana matanya tidak terasa berat saat ia baru tertidur jam setengah lima pagi tadi, setelah menggantikan rekan kerjanya menangani salah satu pasien yang melahirkan. Dan saat matanya baru saja terpejam, Alana dipaksa Kenan Meyer untuk memeriksa kandungan Cleopatra.


"Bagaimana anak ku di dalam sana? Sudah bisa apa dia?" tanya Kenan dengan antusias, saat Alana melakukan USG pada kandungan Cleopatra.


Sebuah pertanyaan yang membuat Alana dan Cleo membelalakkan kedua mata mereka, bahkan sampai membuat rasa kantuk yang dirasakan Alana lenyap seketika.


"Anakmu sudah bisa menendang," jawab Alana dengan asal.


"Benarkah?" Kenan mengerutkan keningnya dengan wajah yang bingung.


"Tentu saja tidak, kau lihat ini!" Alana menghela napasnya dengan berat sembari menunjuk pada layar monitornya. "Baru berbentuk sebuah kantung yang berisi bakal janin (embrio) dan plasenta, jadi coba kau jawab anakmu sudah bisa apa di dalam sana?" tanya Alana dengan tertawa.

__ADS_1


Cleo yang berbaring di atas brankar pun ikut tertawa, melihat ekspresi wajah Kenan yang bingung dan sesekali tampak mengerutkan keningnya.


"Sudah tidak perlu dijawab," Alana memotong saat Kenan ingin membuka suaranya. "Usia kandungan Cleo baru jalan empat Minggu, jadi kau harus menjaga mereka dengan baik," ucap Alana sembari duduk kembali di kursi kerjanya.


Kenan membantu Cleo turun dari atas brankar, lalu mereka duduk di kursi yang berhadapan dengan Alana, yang terlihat sedang menuliskan sebuah resep.


"Vitaminnya harus diminum! Istirahat yang cukup, dan jangan sampai kau mengalami setres," ucap Alana pada sepupunya.


Cleo menjawab dengan menganggukkan kepalanya. "Al untuk hubungan suami istri aman kan? Tidak menganggu Baby nya?" tanya Cleo dengan tatapan sinis pada Kenan, saat teringat kejadian satu jam yang lalu dimana suaminya itu menghentikan kegiatan panas mereka dengan tiba-tiba.


"Sudah jangan membahas masalah ranjang, kalau aku ceritakan bagaimana nikmatnya bercinta kau nanti tergoda untuk mencoba. Bisa panjang urusannya..." balas Cleopatra yang juga tertawa.


"Pajang bagaimana?" tanya Alana dengan bingung.

__ADS_1


"Karena kau belum punya lawannya alias belum punya pasangan, kalau ingin mencobanya dengan siapa? Tidak mungkin dengan membayar pria kan?"


"Sialan kau!" Alana melempar berkas yang ada di atas meja kearah Cleopatra.


Namun dengan sigap Kenan menangkisnya agar tidak mengenai Cleo. Ingin rasanya ia memarahi Alana karena sudah berani hendak melukai istrinya, namun Kenan harus menahan keinginan itu saat mengingat Alana adalah sepupu Cleopatra.


"Sudah aku katakan cepat lah cari kekasih, lalu menikah! Lupakan pria brengsek itu, agar kau bisa mengetahui bagaimana nikmatnya bercinta."


"Kau pikir aku belum merasakan apa itu bercinta?" sahut Alana tak mau kalah.


"What? Jangan bilang kau sudah..." Cleopatra menatap tak percaya pada sepupunya, apalagi saat melihat senyum penuh arti dibibir Alana "Tapi bagaimana bisa Al? Dengan siapa? Jangan katakan kau pernah bercinta dengan Abian?" bukan tanpa alasan Cleo mencurigai mantan kekasih Alana, karena hubungan Abian dan Alana terjalin cukup lama. Keduanya bahkan hampir menikah, jika saja saudara kembar Alana tidak merebut Abian.


"Rahasia..." ucap Alana dengan tersenyum.

__ADS_1


Sementara Kenan yang duduk di samping Cleopatra, hanya bisa menarik napas dengan panjang saat kedua wanita itu justru membahas sesuatu yang tidak penting. Padahal ia memeriksa kandungan Cleopatra, karena ingin mendengar semua tentang Baby yang ada di dalam kandungan istrinya.


__ADS_2