
__ADS_3
"Kakak... Ini batu keras yang aku dapat dari rubuh rusa itu, tapi batu ini berbeda dari yang biasanya."
"Hmm... Ya ini berbeda, biasanya batu yang didapat berwarna putih atau hitam yang bening, tetapi batu ini memiliki sedikit warna hijau di dalamnya."
"Tentu saja itu akan berbeda"
"Oh benarkah paman Yang, bisakah kamu menjelaskan kenapa?"
Melihat mata besar Huozhan, Yang Jian mulai menjelaskan. "Batu keras yang kamu pegang disebut demonic core..."
Pada dasarnya demonic beast memiliki demonic core. Demonic beast level 1 sampai tiga memiliki inti yang berwarna hitam atau putih itu tergantung apa yang mereka makan.
Biasanya inti hitam terdapat pada mereka yang memakan demonic beast lain dan inti putih adalah mereka yang memakan tumbuhan atau hewan yang bukan demonic beast.
Ada juga beberapa kasus lain yang dapat menentukan warna demonic core, intinya warna demonic core menentukan keadaan energi dari demonic beast.
Warna putih berarti energi demonic beast itu murni, dan warna hitam melambangkan energinya yang heterogen karena tercampur oleh energi demonic beast lain.
"Dan untuk warna hijau pada inti ini, itu terjadi karena demonic beast dari inti tersebut sudah memasuki level 4, dan warna itu akan semakin jelas ketika melebihi level 4 dan seterusnya."
Mendengar penjelasan dari Yang Jian, keduanya mengangguk mengerti.
Saat ini mereka berempat sedang menuju jalan keluar dari puncak qilin.
"Apakah jalannya memang sejauh ini?" Tanya Yin Jing dengan lelah, saat ini memang lukanya sudah sembuh walau belum sepenuhnya, tapi masalahnya adalah kekuatannya yang masih jauh dari kekuatan puncaknya.
"Aku juga tidak tahu pasti paman Yin, aku dan kakak hanya kesini tiap tahun baru jadi kami tidak begitu mengingatnya."
Mendengar suara kelelahan Yin Jing, Yang Jian melirik WuChang yang sejak tadi berjalan dengan santai tanpa kelelahan sedikitpun.
Hal ini membuatnya semakin yakin bahwa kedua anak itu memiliki tubuh khusus, seperti dia dan saudaranya.
Mengalami perjalanan melelahkan adalah hal baru bagi keduanya, sebab sejak menjadi seorang kultivator mereka tidak pernah berjalan kaki begitu jauh.
Walaupun harus menempuh jarak yang jauh, mereka pasti akan menaiki tunggangan mereka yang berupa artefak ataupun seekor beast.
"Kita hampir sampai."
"Oh... Bagaimana kamu tahu kakak."
"Aku bisa merasakannya."
Tidak lama setelah pembicaraan dua saudara itu, terlihat sebuah layar tipis yang menghalangi jalan mereka.
"Hmm... Kakak, aku tidak ingat ada sesuatu seperti ini sebelumnya?"
"Memang tidak ada yang seperti ini di sini, sepertinya ini ada setelah kita pulang dari kota itu sekitar 3 tahun yang lalu."
Mendengar pembicaraan WuChang dan Huozhan, Yang Jian mulai khawatir sebelum berjalan ke arah layar tipis itu.
Menjulurkan tangannya ke layar, Yang Jian merasakan energi qi yang kuat. Menarik kembali tangannya, dia menoleh ke Yin Jing di belakang.
"Sepertinya kita tidak bisa keluar dari sini secara paksa, bahkan dengan puncak kekuatan kita."
"Tapi... Siapa sebenarnya yang memasang layar ini, apakah itu kakek mereka?"
"Jika itu kakek mereka siapa dia sebenarnya, orang yang lebih kuat dari kita yang aku tahu hanyalah dia, apakah..."
"Yang Jian kenapa kamu begitu panik!."
"Apa panik?"
"Benar, jika kita tidak bisa keluar lalu kenapa."
"Hahaha... Bukankah lebih baik jika orang luar menilai kita mati, setidaknya jika kita mati, perang di dunia luar akan berhenti meski hanya sebentar."
"Dan yang terbaik dari semuanya adalah kita bisa hidup dalam pengasingan dengan tenang, setelah melewati ratusan tahun yang melelahkan."
Mendengar penjelasan dari saudaranya, Yang Jian mulai tenang dan menyadari keadaannya saat ini tidaklah buruk melainkan yang terbaik.
__ADS_1
Akhirnya mereka berempat melakukan perjalanan lagi, tetapi tujuannya kali ini adalah ke arah mereka akan tinggal untuk waktu yang tidak sebentar.
...
Sesampainya mereka pulang, kombinasi 2 pria dewasa dan 2 anak kecil saat ini sedang membangun rumah untuk Yang Jian dan Yin Jing.
Keduanya memutuskan untuk tidak tinggal di rumah WuChang dan Huozhan, karena akan merepotkan ketika mereka ingin melakukan sesuatu yang membutuhkan ketenangan.
"Ha... Akhirnya selesai juga."
"Paman-paman istirahatlah, aku akan pergi mengambil minuman yang segar."
"Oh kakak! Aku ingin minumanku manis."
"Kenapa kamu tidak membuatnya sendiri."
"Hehehe..."
Melihat interaksi hangat keduanya, Yang Jian mulai mengingat hubungannya dengan Yin Jing dulu, saat mereka masih anak-anak jauh dari dunia kultifasi yang berdarah.
"Apa yang sedang kamu pikirkan Yang Jian?"
"Aku sedang memikirkan waktu kita kecil dulu."
"Huh kenapa kamu memikirkan sesuatu yang tidak berguna seperti itu."
Keduanya saling melirik, dan mulai tersenyum.
"Apa yang ingin kamu bicarakan Yin Jing."
"Tentu saja kedua anak itu, hanya karena kita tidak bisa pergi bukan berarti kita tidak bisa melatih mereka."
Merenungkan apa yang diucapkan saudara, Yang Jian mengangguk dan setuju.
"Baiklah kita akan mengajarkan mereka kultifasi, tapi tidak sekarang."
"Hari ini terlalu melelahkan, bagaiman kita lakukan itu besok."
"Apa yang bisa membuat paman berdua tersenyum bahagia seperti itu."
WuChang yang baru saja datang dengan membawa minuman, penasaran apa yang terjadi pada dua orang dewasa ini.
Melihat minumannya datang Huozhan langsung membuang yang sedang dia kerjakan, dan berlari ke arah WuChang.
Mereka berempat mulai menikmati minuman segar di hari yang cerah, dan untuk Yang Jian dan Yin Jing mungkin ini adalah waktu paling membahagiakan bagi mereka semenjak menjadi kultivator.
...
Malam hari di mana sebagian makhluk hidup beristirahat dan yang lainnya mulai berinteraksi di keheningan malam.
Seorang anak duduk sendirian dengan sebuah instrumen di pangkuan, terdengar alunan melodi, bersama cahaya bulan menciptakan harmoni.
"Surga... dua hari berlalu semenjak terpenuhinya janjiku, hari pertama mereka tiba dan hari kedua mereka bahagia, apakah kaulah yang mengirim mereka."
"Saat aku bilang akan bermain denganmu, apakah mereka akan menjadi awal dari permainan ini."
"Sejak awal dunia hanyalah permainan yang kamu buat, dan permainan ini hanya memiliki satu akhir yaitu kematian."
"Kamu membuat kami hidup lalu membuat kami mati, tidak ada dari kami yang meminta untuk hidup apalagi mati."
"Apa sebenarnya tujuanmu, apakah ini hanya untuk kesenanganmu atau mencari seseorang yang layak berada di sampingmu."
"Surga... jika semua yang aku hadapi adalah takdir maka aku akan menjalaninya sampai cerita ini berakhir."
...
Roarr...
"Aku semakin penasaran setelah mendengar suara itu untuk kedua kalinya."
__ADS_1
"Yang Jian... kamu masih belum berubah bahkan setelah hidup ratusan tahun."
"Apa yang kamu maksud dengan kalimat itu Yin Jing."
"Apa yang aku maksud... coba kamu pikir, suara itu pasti berasal dari makhluk yang kuat dan di sini kamu penasaran, bukankah lebih baik jika makhluk itu tidak pernah kesini."
"Kamu yang seharusnya malu Yin Jing, bahkan setelah menjadi salah satu orang terkuat, kamu masih menjadi seorang penakut."
"Huh kamulah yang bodoh, bahkan tidak bisa membedakan waspada dengan ketakutan."
"Yin Jing..." "Yang Jian..."
"Selamat pagi paman-paman!"
"Hmm... apa yang sedang paman berdua lakukan?"
Mendengar suara anak kecil, Yang Jian dan Yin Jing yang akan memulai perkelahian mereka, langsung terdiam dan menoleh ke arah suara itu dengan senyum terbaik mereka.
"Ehem ehem... Huozhan, apakah sudah waktunya sarapan."
Mengedipkan matanya beberapa kali, huozhan menjawab dengan suara yang riang.
"Hehehe... tentu saja sarapan sudah siap, tidak mungkin aku melupakannya lagi."
"Terima kasih karena telah merepotkanmu, dan Huozhan bisakah kamu bilang kepada kakakmu untuk tidak pergi setelah makan?"
"Tidak pergi? baiklah walaupun aku tidak tahu untuk apa itu, aku akan melakukannya."
Melihat Huozhan keluar dari pintu, keduanya mulai memperbaiki penampilan mereka.
...
"Kakak dari kemarin membicarakan tentang lukisan, sebenarnya apa yang sedang kamu lukis?"
"Hmm kenapa kamu bertanya, jika kamu ingin tahu kamu bisa melihatnya langsung," ucap WuChang pelan.
Huozhan terdiam mendengar ajakan WuChang, baginya tempat kakaknya meninggalkan kesan tersendiri.
Terakhir kali Huozhan mengunjungi kamar kakaknya adalah ketika dia berumur 6 tahun, tempat itu terlalu menyeramkan bagi anak lugu seperti dia.
Kamar kakaknya hanya berisi alat-alat seni seperti instrumen musik, alat lukis, serta beberapa lukisan dan kaligrafi yang semuanya membosankan.
Mengingat pengalaman masa kecil terburuknya, Huozhan bergidik dan berjanji untuk tidak pernah kesana lagi.
"Haha... Maaf telah membuat kalian menunggu."
"Tidak juga paman, ayo kita mulai santapan pagi ini."
...
Empat orang berdiri di bawah sinar matahari pagi yang cerah.
Yang Jian dan Yin Jing telah sepakat untuk melatih kedua anak itu, bahkan mereka siap menjadikan WuChang dan Huozhan sebagai murid mereka.
"Kami memanggil kalian untuk membicarakan sesuatu."
"Aku dan saudaraku akan melatih kalian menjadi kultivator," jelas Yang Jian.
"Sebelum kami melanjutkannya, apa ada yang kalian tanyakan."
Huozhan hanya menggelengkan kepalanya mendengar pernyataan itu, sedangkan WuChang mengangkat tangannya.
"Kenapa kami harus berlatih dibawah kalian, dan yang penting kami bahkan tidak bisa keluar."
Mendengar kalimat kakaknya, Huozhan yang menggelengkan kepalanya langsung mengangguk setuju.
Yang Jian dan Yin Jing langsung terdiam, mereka yang biasanya menolak untuk menjadi guru, sekarang harus meyakinkan anak kecil untuk menjadi murid mereka.
"WuChang... begini..., anggap saja kultivasi ini sebagai cara menghabiskan waktu, dan juga sebagai cara kami membayar sewa karena tinggal di sini," ucap Yin Jing pelan.
__ADS_1
Mengangguk WuChang akhirnya setuju setelah mendengar jawaban Yin Jing.
Yang Jian senang dengan persetujuan WuChang, "baiklah kalau begitu kita mulai saja sekarang."
__ADS_2