
__ADS_3
"Ayah, Yue Yue istirahat terlebih dahulu. Nanti, akan ada sesuatu hal yang ingin Yue Yue bicarakan" Ujar Shangguan Yue tersenyum.
"Kenapa tidak sekalian sekarang?" Pria itu mengangkat alisnya, merasa bingung.
Shangguan Yue hanya sedikit menghela napas, lalu Ia cemberut, "Ayah, Yue Yue lelah ... Apakah Yue Yue tidak boleh istirahat?"
Shangguan Qingshui terkekeh kecil dan mulai mengelus-elus puncak rambut putrinya dengan gemas.
"Baiklah-baiklah, setelah istirahat berjanjilah kepada ayah untuk menceritakan segala hal yang terjadi di kehidupan Yue'er selama ini ... Hm? Janji?" Pria ini tersenyum dengan alis sedikit tertekuk sedih. Entah kenapa, Ia yakin satu hal, bahwa ada sesuatu yang membuat anaknya berubah.
Walaupun orang lain merasa biasa saja, namun Dia tidak. Naluri seorang ayah mengatakan bila sang anak telah berubah, bahkan sangat drastis. Jadi, Ia ingin mengetahui apa saja yang telah dilalui oleh Shangguan Yue. Hanya saja, pria ini tidak terlalu memaksa jika sang anak enggan untuk memberitahu.
Shangguan Yue tersenyum manis, "Ya, Yue Yue berjanji."
Membalas senyuman, pria itu kemudian mendekap erat sang anak dan mulai mengelus lembut Surai pirang itu.
Ia ... hanya ingin melepas rindu.
Perasaan ini selalu mengganjal di lubuk hatinya yang terdalam. Tapi secara perlahan, jalaran hangat telah membius hati dingin seorang Shangguan Qingshui. Delapan tahun, waktu singkat yang terasa lama.
Pria ini tidak menyangka bila hari yang amat ditunggunya akhirnya datang. Mungkin, takdir merasa kasihan dengan keluarga kecil pria ini, sehingga membiarkan keduanya untuk bertemu.
"Yue'er, ayah akan selalu menjaga Yue'er ... tidak akan ayah biarkan Yue'er kembali menderita..." Pria ini lalu mengecup kening Shangguan Yue untuk sementara waktu.
Shangguan Yue tersenyum tipis. Perempuan ini merasa senang, Ia akhirnya bisa bertemu dengan sang ayah. Bahkan Dia sangat, sangat dan sangat senang. Sulit untuk menggambarkan perasaan bahagianya. Bahkan jika itu dengan para saudara, dirinya tidak pernah sebahagia ini.
"Baiklah, Ayah pergi dulu. Istirahatlah yang nyaman..." Shangguan Qingshui melambaikan tangannya lalu pergi meninggalkan Shangguan Yue sendiri di sepinya kediaman serba berbunga.
Perempuan ini menurunkan tangannya. Dapat dilihat, sudut bibir Shangguan Yue lama kelamaan berubah menjadi sebuah senyuman sedih.
"Mendapatkan kebahagiaan adalah perihal mudah, namun ... mempertahankan kebahagiaan adalah urusan tersulit di dunia ini..." Gumamnya Menghela napas.
"Ha ... jika ingin selalu bahagia, itu tidak mungkin. Betapa serakahnya Aku..." Ia terkekeh kecil, merasa sedikit lucu.
"Nah, jika kalian ingin keluar ... keluarlah...!" Pinta Shangguan Yue kembali dengan tatapan dingin nya.
Perempuan ini lalu duduk di sebuah kursi dalam ruangan. Dilihatnya kini setangkai bunga mawar yang tidak sengaja Ia ambil barusan.
Ia mencium kelopak harum bunga itu, tiba-tiba sudut bibirnya tertarik miring, "Hudie ... kemari lah...!"
"Ya, kakak besar..."
Seketika muncul sesosok perempuan berambut merah dengan mata selaras, Ia adalah adik Shangguan Yue, Shangguan Hudie.
Perempuan itu memiringkan kepalanya, "Ada apa kakak besar...?"
Shangguan Yue hanya tersenyum dengan tangan terus-menerus mencabuti kelopak mawar merah. Ia lalu menyeringai.
"Pergilah...! selidiki Shangguan Xue, Shangguan Quanshui, dan apa saja yang telah terjadi kepada Keluarga Shangguan selama 8 tahun terakhir..."
"Hanya itu?"
Menyipitkan mata, "Selidiki juga ... istana Kekaisaran Wei..."
Walaupun bingung, Shangguan Hudie tetap mengangguk, "Hm ... Baik kakak Besar" Perempuan itu lalu berubah menjadi seekor kupu-kupu merah yang lama kelamaan transparan hingga menyatu dengan alam. Tidak terlihat.
"Shanggu, kenapa ... Kau menyuruh Hudie pergi?" Rong Hua juga merasa bingung, peri itu kemudian meletakkan pantatnya di pundak Shangguan Yue.
"Itu benar kakak Besar, Aku ... Aku juga tidak paham" Ujar Shangguan Shan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kakak Besar, Que Que juga..." Ujar seorang remaja pria- Shangguan Que. Ia memiliki wajah tampan namun sedikit cantik. Selain itu, rambutnya yang hijau terlihat kontras di siangnya langit.
Pria itu tampak memijit lengan Shangguan Yue dengan pandangan layaknya seekor anak anjing, berbinar-binar.
"Hm ... apakah kalian tahu mengapa ... Aku meminta Hudie untuk memeriksa istana?"
Mereka semua menggeleng, betul-betul tidak paham. Lagipula, otak kecil mereka tidak sepadan dengan otak cerdas seorang Shangguan Yue.
Jangan disamakan, bahkan apabila usia mereka 100 atau 1000 tahun lebih tua, tetap tidak bisa menyamakan pola kinerja otak perempuan itu. Ini seperti membandingkan otak udang yang bodoh dengan otak kancil yang cerdas [licik].
Perempuan ini kemudian mendengus, tiba-tiba raut wajahnya berubah antara jijik dan juga sinis. Sungguh, Dia sebenarnya sangat tidak suka dengan orang-orang yang akan dibicarakannya.
"Sebelum Aku beritahu, biarkan Aku perjelas beberapa hal."
__ADS_1
Perempuan ini lalu berdiri dan mulai berjalan. Dipandangnya kini langit siang yang begitu cerah. Ia juga dapat melihat, awan-awan putih mulai menari mengikuti arus angin. Walau begitu, Perempuan ini tidak terpesona. Sama sekali tidak.
Wajah perempuan ini hanyalah datar dan datar. Namun dibalik itu semua, pupil merah Perempuan ini memancarkan suatu kebencian serta kegelapan.
Bahkan itu sangatlah dalam. Seperti jurang kematian, begitu gelap dan dingin. Seolah orang-orang tidak akan pernah tahu seberapa dalam sesungguhnya jurang tersebut. Sama halnya dengan diri perempuan itu, tidak dapat diprediksi. Untuk Rong Hua, Shangguan Lao dan semuanya. Tidak ada yang bisa memprediksi.
"Setelah ini ... Aku akan melakukan berbagai hal berbahaya. Baik itu untuk Ku, Rong-Rong, Shan, Lao, Hudie, dan bahkan Semua orang di dekatku. Kalian mungkin harus bersiap diri..."
"Kemungkinan besar, darah akan tumpah kembali. Tapi ... bukan berasal dari keluarga kita, melainkan mereka yang sudah Aku cap sebagai musuh." Ia menyeringai lebar.
Mereka semua bergidik ngeri. Seringaian itu, memanglah cantik tetapi ... Mereka meneguk ludahnya kasar. Lalu mereka mulai membuka telinga masing-masing agar tidak salah Mendengar.
"Apa kalian tahu hewan peliharaan?"
Hewan peliharaan? Mereka mengerjapkan matanya masing-masing. Ada apa dengan hewan peliharaan? kenapa tiba-tiba membahas hewan peliharaan? pikir semuanya bingung.
Mengerti itu, Shangguan Yue hanya tersenyum miring, "Ada dua tipe pemilik. Satu, pemilik yang begitu penyayang ... dan ke-dua" Perempuan ini terkekeh kecil.
"Kedua ... pemilik yang hanya ingin 'memanfaatkan' peliharaannya"
"Memanfaatkan?" Gumam Shangguan Lao sedikit demi sedikit mulai paham tentang apa yang tengah dibahas oleh sang kakak Besar.
"Ya ... memanfaatkan..."
"Apa yang akan terjadi jika sudah tidak berguna setelah dimanfaatkan...?"
"Tetap memeliharanya? Memberinya hadiah? menyayanginya? Membuatnya menjadi ratu? raja? atau ... membuangnya?"
Dia merentangkan kedua tangannya dengan bibir tertarik jijik, lalu berbalik "Bukan-bukan, semua pilihan itu salah...! Jika sudah tidak berguna, 'peliharaan' itu ... akan dibunuh dan dikubur secara diam-diam...!"
"Pufft- Hahahaha! apakah mereka pikir, Aku tidak tahu semua itu? Juga, Apakah mereka pikir, membunuh kita 'semua' adalah perkara mudah?"
"Konyol! Tidak akan pernah Nona ini biarkan terjadi...!"
Menurunkan tangan, Perempuan ini lalu memiringkan kepalanya, "Tapi, itu hanyalah sebuah perkiraan yang hampir sempurna. Jika saja mereka benar-benar berniat melakukan itu semua kepada kita ... Aku sungguh tak akan pernah segan...!" Shangguan Yue menutupi mulutnya yang tengah menyeringai jahat.
Matanya berkilat dingin, "Aku ... tidak akan menjadi manusia baik pemiliki peran pahlawan, tidak akan pernah ... Biarkan Aku menjadi seorang penjahat untuk para musuhku tersayang!" Ia terkekeh yang tak lama kemudian berubah menjadi suatu tawa keras nan jahat.
Walaupun tidak begitu paham tentang konteks yang telah dibicarakan oleh Shangguan Yue, Rong Hua dan lainnya hanya bisa kembali bergidik ngeri. Sungguh, Shangguan Yue saat ini amatlah menyeramkan.
"Hah ... 'Mereka' sungguh berhasil dalam membangkitkan seorang iblis besar"
"suatu prestasi," Ujar Rong Hua menghela napas berat.
.
.
.
...………………...
...Malam Hari...
...…………………………...
Matahari yang cemerlang telah menutup diri digantikan oleh sang cahaya bulan. Gelapnya malam tidak membuat Perempuan itu merasakan apa yang dinamakan kantuk.
Jikalau angin semilir yang berhembus kencang mulai menggodanya untuk tidur, itu tidak berdampak apa-apa. Hanya ada sebuah kesia-siaan nan pahit.
Surai pirangnya yang langka terlihat sedikit bercahaya tatkala memantulkan sorot bulan di senyap nya kediaman.
Perempuan itu hanya berdiam diri dalam posisi lotus. Ia hanya sendiri, meninggalkan Rong Hua dan para adiknya yang tengah tidur ataupun sedang melakukan kesibukannya tersendiri.
Rambut panjang Perempuan itu melayang-layang diikuti oleh gaun merah bagaikan darah. Tiba-tiba Ia tersenyum, secara sadar atau tidak sadar sebuah panah berukiran rumit mulai melaju mendekati Perempuan itu.
WOSH...!!
Secara perlahan, Shangguan Yue mulai membuka matanya. Pupil Perempuan ini berwarna kan merah cerah dengan halo perak terus-menerus berputar. Dia lalu menatap segalanya datar.
"Hancur...!"
Boomm...!!
__ADS_1
Kepulan asap berkumpul disaat panah itu hancur, dimakan oleh angin. Tiba-tiba ratusan panah lain ikut melesat menuju Shangguan Yue.
Perempuan ini hanya berdiam diri di tempat semula. Beberapa detik saat semua panah itu hampir menjangkaunya, Ia menyeringai. Dan...
BOOMMM...!!
Panah-panah itu berhasil membuat taman bunga itu memunculkan Kubang dan berubah kacau. Entah apa yang tengah terjadi, Shangguan Yue malah tidak menghindar. Bodoh? Mungkinkah Ia menjadi bodoh? tidak peka? Melemah? ataukah sengaja? Tidak ada yang tahu.
Tentunya hal ini membuat para penyerang merasa senang dan berada di atas angin. Mendadak, belasan orang muncul di dekat Kubang yang masih menghasilkan luapan asap.
"Cih, ini terlalu mudah...!!" Ujar salah seorang dari mereka.
"Hais, namanya juga Perempuan"
"Mereka memang selalu lemah!"
"Ck, dia hanyalah semut! mungkin kita akan untung jika membawanya...!" Pria itu menyeringai.
"Hei hei hei, apa Kau melihatnya tadi? Dia menghancurkan satu panah kita"
"Itu hanya sebuah keberuntungan. Tidak mungkin ada yang bisa melawan kita" Ucap sombong salah satu sosok.
Mereka benar-benar merasa di atas angin. Sebuah kesombongan yang umum. Dapat dilihat, sosok-sosok itu mengenakan jubah hitam berpola kan perak. Tudungnya yang hitam, hanya bisa menampilkan sebagian wajahnya saja.
Tapi, tiba-tiba...
"Bertekuk lutut...!"
"ARGH-!!!"
Detik berikutnya, mendadak belasan sosok itu dibuat sesuai yang telah diperintahkan oleh suara halus sebelumnya.
Stagnasi tidak bisa membantu di dada mereka, hanya bisa mendetakkan jantung hingga berpacu lebih cepat daripada kecepatan awal. Tentu saja mereka terkejut. Bahkan sangat terkejut.
Mereka pikir, hal mudah untuk membunuh wanita itu. Tapi nyatanya...
Ini sungguh membingungkan. Kemudian kumpulan sosok tersebut mulai mengedarkan pupil ke segala arah tanpa bisa menggerakkan kepala, berniat mencari Shangguan Yue.
"Hm ... jadi kalian yang telah menyerang nona muda ini..." Ucap Shangguan Yue dingin. Perempuan itu sekarang telah berada di salah satu dahan pohon. Matanya yang merah terlihat berkilat, merasa haus akan darah.
Sosok-sosok tersebut mengalirkan keringat dingin dengan tubuh tidak dapat berhenti untuk bergetar. Mereka adalah manusia pada tahap ranah pencerahan spiritual. Tapi kenapa, oleh wanita itu ... begitu mudah untuk ditaklukkan? pikir mereka dengan jantung berdegup kencang.
"Di- Diman- a Ka-u Wani-ni t-a...!"
Shangguan Yue menyeringai, tiba-tiba Dia menghilang dan muncul kembali di suatu tempat yang tidak terduga.
"Boo...!" Bisik halus Perempuan ini di salah satu telinga sosok berjubah pola perak.
Shangguan Yue menyeringai, penuh kesinisan. Ia lalu memiringkan kepalanya.
"Matilah ... Kau tidak pantas untuk bertanya kepada nona muda ini" bisiknya lembut namun terdengar kejam oleh telinga mereka semua.
"H-a ap- apa maksu-
BOOMMM...!!
Shangguan Yue tersenyum penuh kelembutan disaat kepala pria itu pecah tepat di depan wajahnya. Mata perempuan ini yang menyipit saat tengah tersenyum berubah tidak senang atau bisa dikatakan jijik tatkala mendapati pipinya memunculkan kumpulan bercak darah.
"Hah ... betapa menyebalkan nya ini..."Ujar Shangguan Yue dingin.
Bibirnya tertarik penuh hina, "Sungguh, menjijikkan...!"
..._______________...
...🌑[Bersambung...]🌑...
...……………………………………...
...The eclipse has brought forth the action....
...……………………………………...
...Jangan lupa like dan komennya~...
__ADS_1
...It's easy~...
...-Marionatte Rose-...
__ADS_2