PACARKU DOSEN

PACARKU DOSEN
75. Bisikan Manis


__ADS_3

Zaki melintasi Cyra yang sedang berjalan di koridor kampus. Saat berada tepat di sisi Cyra, Zaki berbisik, “Temui aku di kafe biasa.”


Bisikan itu hanya didengar oleh Cyra seorang, sementara anak-anak yang lalu-lalang di sekitar sana pasti tidak mendengarnya. Zaki membisikkan kalimat itu dengan sorot mata ke depan, tanpa menatap wajah Cyra.


Cyra menoleh ke arah Zaki yang sudah melenggang melewatinya. Eh, Zaki tadi ngomong apa, sih? Cyra garuk-garuk kepala. Kemudian ia merogoh ponsel dan mengirim pesan kepada Zaki.


Cyra


Ngomong apa tadi?


Cyra melihat Zaki mengambil ponselnya dari saku kemeja. Pria itu terlihat mengetik sesuatu di ponselnya.


Zaki


Ayok ke kafe biasa.


Kutunggu


Cyra tersenyum menatap Zaki yang sudah berbelok ke arah parkiran. Kemudian ia membalas.


Cyra

__ADS_1


Oke


“Ra, gue nebeng lo, dong! Motor gue mogok tadi.” Teriakan Rere menghentikan langkah kaki Cyra.


Cyra nyengir. Dia baru saja mengiyakan ajakan Zaki untuk ketemuan di kafe. Lalu bagaimana ceritanya jika ia membawa Rere? Di saat Cyra sedang makan berdua dengan Zaki, lalu Rere mau dikemanain? Nggak mungkin kan Rere ada di tengah-tengah mereka? Apakah mungkin Rere akan menjadi obat nyamuk?


“Tapi gue ada janji sama Zaki, gimana, dong?” Cyra memasang muka memelas. Kasihan pada Rere jika harus menolak permintaanya itu.


“Emangnya lo mau kemana?”


“dih, kepo.”


Apa di dunia ini taksi online atau babang ojek sudah dimuseumkan, ya? Kok, Rere ngebet banget pengen numpang? Tapi Cyra sangat memahami kondisi Rere yang merupakan anak kos dan butuh pengiritan. Untuk sekedar mengeluarkan uang lima puluh ribu sewaktu iuran saja mesti nunggu kiriman, apalagi untuk hal-hal yang begini.


“Gue ke kafe nggak jauh dari kampus kok. Ya udah, lo ikut gue.”


“Tenang aja, Ra. Entar gue nungguin di mobil aja, kok.”


Segitunya pengiritan yang Rere alami. Cyra makin iba.


“Gini aja, lo masuk kafe juga nggak apa. Tapi inget, jangan semeja sama gue. Entar gue yang bayarin, kok.”

__ADS_1


“Serius?” Rere girang bukan main.


“Emang gue keliatan becanda?”


“Ya ampun, makasih banget, ra. Lo emang the best deh.” Rere mencubit pipi Cyra gemas.


“Jangan dicubitin, Zaki aja nggak pernah nyubit gue gitu. Lo malah sembarangan nyemolin.” Cyra membuka pintu mobilnya saat sudah sampai di parkiran.


Mobil melesat saat Rere sudah duduk di sisi Cyra.


Sepanjang perjalanan, kedua gadis itu asik membicarakan Zaki. Mungkin Zaki bakalan keselek biji kedondong kalau saat itu sedang makan buah asem itu gara-gara terus diomongin. Ehe hee… Nggak gitu juga kali.


Sesampainya di kafe, Cyra memarkirkan mobil tepat di sisi mobil Zaki yang sudah duluan teronggok di depan kafe. Cyra dan Rere melenggang memasuki kafe. Rere memilih sebuah meja dan duduk manis di sana. Sementara Cyra mengedarkan pandangan ke seisi kafe, ia tersenyum menatap Zaki yang tengah duduk menyendiri di sudut ruangan. Pria itu duduk membelakangi, terlihat sedang menyedot jus sambil menikmati mie goreng.


Cyra bergegas mendekati meja yang dituju lalu mencubit pinggang pria itu sambil berkata, “Enak banget ya, makan duluan. Nggak ngajak-ngajak.”


Cyra menarik kursi dan duduk di depan pria itu. Mukanya memerah seketika saat menatap pria yang kini ada di hadapannya bukanlah Zaki.


**TBC


KLIK LIKE YA**

__ADS_1


__ADS_2