Balaskan Dendam Sang Pendekar Berhati Malaikat

Balaskan Dendam Sang Pendekar Berhati Malaikat
#67. Dia berkunjung kemari??


__ADS_3

Melihat reaksi terkejut Han Zhao, membuat kaisar Haocun Li sedikit kebingungan. Lalu menepuk pelan salah satu bahu Han Zhao.


"Fang Yin?? Ada apa?? Mengapa kau terkejut??" tanya kaisar Haocun Li.


Han Zhao sadar dari lamunan nya, Namun, itu membuat Han Zhao menjadi tertunduk, Ia tak brani mengangkat kepala nya. "S-Saya baik baik saja, yang mulia" jawab Han Zhao.


"Anda terlihat tidak sedang baik baik saja ko, Ada apa??" tanya kaisar Haocun Li lagi.


"Saya baik-baik saja, yang mulia. Tenang saja, anda tak perlu mencemaskan ku." sahut Han Zhao sembari memutar arah tubuh nya. Ia hendak akan pergi. Namun tiba tiba langkah nya terhenti saat salah satu tangan nya tertahan oleh seseorang.


"Yang mulia, Mengapa anda terlihat begitu panik setelah melihat ku??" tanya Jing Li, yang ternyata ialah yang menahan salah satu tangan Han Zhao.


Meski lelaki itu mengajak nya bicara, Han Zhao berusaha menenangkan diri nya. Ia tak ingin menimbulkan masalah baru nanti nya. "Sungguh?? Ku rasa tidak begitu" sahut Han Zhao sembari menolehkan pelan kepala nya.


Saat sepasang kedua mata Han Zhao dan Jing Li saling berkontak satu sama lain. Membuat Jing Li menyadari satu hal yang aneh dari warna lingkaran di mata Han Zhao.


"Ibunda. Bisakah kita bicara sebentar??" tanya Jing Li sembari menaiki kedua alis nya ke atas. Ia seperti sedang memasang ekspresi berharap.


"Mungkin lain kali saja" tolak Han Zhao dengan halus, sembari melepaskan pelan tangan Jing Li yang masih memegang pergelangan tangan nya.


"Sebentar saja, Ibunda" rayu Jing Li dengan nada manja nya. Ohh ya ampun.. Tingkah macam apa ini?? Putra pertama kaisar Haocun Li bisa bertingkah manja seperti ini??. Rasa nya sangat sulit tuk di percaya.


Tapi?? Mengapa reaksi kaisar Haocun Li biasa saja saat melihat tingkah aneh dari anak yang bernama Jing Li ini??.


"Sudahlah Fang Yin.. Kamu belum pernah bertemu dengan nya bukan?? Ini adalah putra pertama ku. Nama nya Jing Li, mungkin jika kalian bisa berbicara sebentar, kalian akan saling mengenal" kata kaisar Haocun Li memberikan saran. Namun seperti berpihak pada Jing Li. Ini sangat tidak adil!!


Dengan detak jantung yang terus berdegup sangat cepat. Han Zhao hanya bisa mengangguk dan mengiyakan keinginan dari kedua lelaki ini. Karna di saat seperti ini, tidak ada cara lain untuk menolak.


Setelah mendapat jawaban dari Han Zhao. Jing Li seketika terlihat sangat bahagia. Bagai seorang anak kecil yang senang karna di beri mainan. Yaa seperti itulah reaksi nya saat ini. Itu sangat membingungkan Han Zhao.


Han Zhao dan Jing Li pergi ke suatu kamar. Tepat nya kamar itu adalah tempat Jing Li tidur sewaktu ia masih berada di kuil ini. Di kamar itu, Han Zhao hanya terdiam, rasa canggung kini menyerang batin Han Zhao.


Disisi lain, Jing Li yang melihat gadis itu hanya terdiam membuat diri nya mulai membuka pembicaraan. "Aku tak pernah tahu bahwa ayah telah memiliki selir lagi" kata Jing Li sembari menatap kepalan tangan nya yang berada di atas pangkuan nya.


"Apakah hal ini terasa aneh untuk mu??" tanya Han Zhao dengan suara lembut nya.

__ADS_1


"Sebenar nya tidak, Namun ini sangat membuat ku terasa bingung" sahut Jing Li.


"Bingung?? Memang nya, Apa yang membuat mu merasa bingung??" tanya Han Zhao dengan heran.


Jing Li terdiam sejenak, ia tak mengerti, mengapa diri nya begitu tenang saat berada di samping Han Zhao. Itu terasa seolah olah Han Zhao adalah sosok yang ia kenal. "....."


Melihat Jing Li terdiam, justru membuat Han Zhao semakin canggung, ia tak tahu harus membuka topik pembicaraan seperti apa.


"Oh ya, Tadi kau bilang ingin bicara dengan ku, Apakah ada hal penting yang ingin kau katakan??" tanya Han Zhao.


"Eumm.....ada beberapa hal ingin aku tanyakan pada mu, ibunda"


"Uhh?? Jika memang ada, maka katakan saja" kata Han Zhao meyakinkan lelaki di sebelah nya, yang masih dalam perasaan yang ragu.


"Eumm"


"....."


"Ibunda, Aku ingin tahu, Apakah kau melihat seorang lelaki bersurai putih berkeliaran di kota Li belakangan ini??" tanya Jing Li sembari mengangkat kepala nya, dan menoleh ke arah Han Zhao di sebelah nya.


"Adik laki laki ku" jawab Jing Li yang kini kembali menundukan kepala nya.


Han Zhao terdiam, kini ia menyadari bahwa pertanyaan Jing Li tadi, bersangkutan dengan adik nya Hong Li. Namun, hal yang menjadi pertanyaan di kepala Han Zhao adalah. Bagaimana Jing Li bisa tahu bahwa Hong Li ada di kota kediaman Li?.


"Ibunda.. Kau tahu.. Kau ini terlihat sangat mirip dengan adikku Hong Li, begitu juga dengan ibu ku yang telah meninggal 5 tahun yang lalu" kata Jing Li di sela lamunan Han Zhao. Ia juga menyenderkan kepala nya ke atas bahu gadis di sebelah nya.


Han Zhao hanya terdiam, ia tak tahu harus berkata seperti apa, yang jelas ia tak ingin Jing Li mengetahui bahwa selir ayahanda nya saat ini adalah adik nya sendiri. Hong Li.


"Ohh, itu lah sebab nya kau datang berkunjung ke kediaman Li" ucap Han Zhao sembari mengelus lembut kepala belakang lelaki di sebelah nya.


"Ya begitu lahh..." sahut Jing Li yang kini mengangkat kepala nya dari bahu gadis di sebelah nya.


Setelah berbicara beberapa saat, rasa canggung di dalam diri Han Zhao perlahan mulai menghilang. Ia mulai terbiasa dengan Jing Li. Rasanya memang agak sulit berbicara dengan nya. Namun Jing Li juga tidak terlalu buruk jika di ajak bicara tentang kaisar Haocun Li.


Tidak hanya menjadi dekat, bahkan Han Zhao juga mendapatkan beberapa cerita menarik dari Jing Li tentang kehidupan masa kecil nya dengan Hong Li.

__ADS_1


Terkadang, Jika mengingat hal itu, membuat Han Zhao tersenyum sendiri. Ia merasa bahagia, saat tahu bahwa Jing Li adalah sosok kaka yang baik.


"Ibunda" panggil Jing Li dengan nada pelan nya.


"Iya??"


"Saya akan pergi sebentar lagi, Namun sebelum pergi. Saya ingin memberitahu sedikit pada mu" kata Jing Li sembari bangun dari duduk nya.


Mendengar hal itu, Han Zhao hanya memasang raut wajah kebingungan. "Hmmm??"


"Ayah telah memiliki seorang selir sebelum diri mu, Namun, para selir itu tiba tiba mati di malam hari nya"


Han Zhao terkejut bahkan mulut nya saja sulit untuk terbuka. Padahal ia ingin sekali bertanya pada Jing Li. "..."


"Jika nanti malam, Ayah mengajak mu tuk datang ke kamar nya dengan membawa beberapa botol anggur. Sebaiknya anda minta pelayan saja yang mengantarkan nya."


"Memang nya kenapa??"


"Entahlah, yang jelas. Malam itu, saat aku berkeliling di sekitar kuil, aku mendengar sebuah jeritan seorang gadis dari sebuah kamar"


"A-Apa maksud mu??" tanya Han Zhao yang kini merasa gelisah.


"Para selir mati di sebuah kamar itu. Bahkan mayat nya saja di sembunyikan di dalam dinding"


"Hah?? Bagaimana cara nya??"


"Dengan energi spiritual nya."


"Eumm, Mengapa kau memberi tahu ku tentang ini??"


"Aku hanya tidak ingin tubuh ibunda terakhir ku terluka karna ayah. Oh ya. Suatu hari nanti, lakukan lah sesuka mu, meski tak berada di samping mu. Aku akan selalu mendukung mu" kata Jing Li sembari memberi salam pada sang selir.


Disisi lain, Han Zhao hanya terdiam, bahkan sampai lelaki itu pergi saja, Han Zhao tak kunjung sadar dari lamunan nya. Entah apa yang sedang ia gumamkan saat ini.


Yang jelas, tubuh nya kini telah bergetar pelan. Bukan karna ia takut akan terbunuh juga oleh kaisar Haocun Li, melainkan karna ucapan Jing Li tadi pada nya.

__ADS_1


__ADS_2