Menikah Karena Ancaman

Menikah Karena Ancaman
episode 102


__ADS_3

Setelah selesai menikmati sarapan pagi Ziko dan Zira pergi meninggalkan mansion. Seperti biasa Kevin sudah menunggu mereka berdua.


Di dalam mobil Zira memperhatikan seorang pelayan hendak pergi keluar. Dia memperhatikan sampai mobil menjauh.


" Kamu kenapa?" tanya Ziko.


" Sepertinya itu pakaianku." Ucap Zira.


Ziko hanya diam karena dia mengetahui sebelumnya dari pak Budi.


" Kan bukan kamu saja yang punya pakaian seperti itu." Ucap Ziko santai.


" Hey! aku yang mendesain semua pakaian di butik ku dan kalaupun ada hanya ada 10 macam per model." Ucap Zira ketus


Zira melihat suaminya penuh curiga.


" Kenapa kamu melihatku seperti itu? Iya aku memang ganteng jadi enggak usah terpesona seperti itu." Ucap Ziko santai.


" Siapa yang terpesona aku itu lagi curiga sama kamu?" Ucap Zira ketus sambil menatap Ziko penuh selidik.


Ziko masih santai dia tidak menghiraukan tatapan istrinya yang penuh kecurigaan kepadanya.


" Aku tau semua pakaianku kamu berikan sama pelayan, iya kan?" tanya Zira.


" Sudah tau masih nanya." Ucap Ziko santai.


" Kalau tau semua pakaianku ada sama pelayan pasti aku tidak punya cicilan denganmu." Ucap Zira sambil memonyongkan bibirnya.


Kevin hanya tersenyum dan memperhatikan pertengkaran kecil majikannya. Pertengkaran itu selalu menghibur dirinya. Pertengkaran itu seperti radio rusak yang selalu di paksa untuk dinyalakan.


" Bagaimana dengan lowongan itu?" tanya Ziko.


" Sudah Tuan. Bahkan sudah ada yang mengirim lamarannya ke perusahaan." Ucap Kevin menjelaskan.


" Suit suit yang mau dapat sekertaris baru." Goda Zira.


Ziko melirik sebentar dan kembali lagi melihat ke depan.


" Asisten Kevin bagaimana kriterianya? Apakah harus cantik." Tanya Zira sambil memajukan kepalanya ke sebelah Kevin.


Seketika Ziko langsung menarik bahu Istrinya.


" Apa sih." Ucap Zira masih memajukan kepalanya lagi.


" Bagaimana." Tanya Zira lagi.


Lagi-lagi Ziko menarik bahu Istrinya.


" Apaan sih? Aku lagi serius nih." Ucap Zira masih memajukan kepalanya.


Ziko mulai kesal melihat istrinya sok akrab dengan Kevin.


" Bisa tidak kamu duduk dengan benar." Teriak Ziko.


Zira tidak menghiraukan ucapan suaminya. Zira terus bertanya kepada Kevin.


" Aku bilang duduk dengan benar!" Bentak Ziko.


" Aku kan sudah duduk dengan benar apa kamu tidak lihat, kalau aku jengking baru itu duduk tidak benar." Ucap Zira melakukan pembelaan.


Ziko langsung menarik salah satu telinga Istrinya.


" Aw sakit." Zira memegang telinganya.

__ADS_1


" Kalau Kevin rem mendadak tubuhmu bisa lompat keluar dari kaca mobil atau kalau Kevin rem mendadak kamu bisa mencium pipinya." Ucap Ziko keceplosan.


Zira melongo mendengar ucapan suaminya. Dan tiba-tiba Kevin rem mendadak. Pipi Zira langsung mencium belakang kursi Kevin.


" Nah itu salah satunya tidak pakai seat


belt." Ucap Ziko ketus.


" Dan kamu Vin. Kenapa kamu rem mendadak?" Ucap Ziko heran melihat Kevin yang tiba-tiba ngerem.


" Oh itu tuan saya cuma mau tanya apa tuan cemburu dengan saya." Tanya Kevin pelan.


Ziko langsung memukul lengan Kevin dengan cepat.


" Kalau kamu bertanya seperti itu, apa perlu kamu rem mendadak." Ucap Ziko ketus.


" Maaf tuan saya hanya mempraktekkan jika saya rem mendadak apa yang terjadi apa nona keluar dari mobil atau nona mencium pipi saya tapi ternyata saya salah nona mencium kursi belakang." Ucap Kevin pelan.


" Apa kamu bilang." Ucap Ziko sambil menonjok lengan asistennya sekali lagi.


Zira hanya tertawa mendengar ucapan suaminya. Sebenarnya Kevin hanya sedang memberikan tes kepada bosnya. Dan ternyata Ziko cemburu dengan dirinya dan Kevin mendefinisikan arti kecemburuan itu bahwa sudah ada benih-benih padi yang tumbuh di diri bosnya.


" Sudah-sudah!" Ucap Zira sambil memegang tangan suaminya.


" Apa betul kamu cemburu." Tanya Zira lagi sambil cekikikan.


Ziko kembali melihat kearah Istrinya.


" Apa maksudmu." Tanya Ziko pura-pura tidak tau.


Zira masih cekikikan dengan ucapan asisten suaminya dan ekspresi Ziko terhadap Kevin.


" Ada yang cemburu nih." Goda Zira.


" Siapa yang cemburu." Ucap Ziko ketus.


Ziko langsung menoleh kearah Istrinya.


" Jaga ucapan mu atau aku tambah cicilan mu menjadi tujuh kali tiga kali tujuh kali sepuluh. Apakah kamu mau." Ucap Ziko mengancam.


Zira mulai menghitung dengan jari jarinya.


" Aih ngeri betul, kalaupun aku sanggup pasti kamu juga tidak akan sanggup." Ucap Zira melakukan pembelaan.


" Apa maksudmu?" Ziko menoleh kearah istrinya dengan tatapan tajam.


Tiba-tiba Kevin bertanya.


" Maaf tuan apa yang di maksud dengan tujuh kali tiga kali tujuh kali sepuluh. Apakah itu rumus matematika yang baru." Tanya Kevin pelan.


Ziko yang tadi menoleh kearah Istrinya langsung melihat kearah Kevin.


" Bukan urusanmu." Ucap Ziko tegas ke Kevin.


Sedangkan Zira tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan Kevin barusan.


" Ya itu rumus untuk memecahkan rumus biologi." Ucap Zira masih cekikikan.


Kevin mencoba menelaah ucapan istri bosnya.


" Nona apakah biologi punya rumus." Tanya Kevin karena dia tidak mengerti ucapan Zira.


Zira tertawa terbahak bahak Ziko menatap tajam kearah Istrinya. Zira langsung menutup mulutnya agar tidak tertawa.

__ADS_1


Kevin oh Kevin kenapa kamu bisa polos seperti itu.


Zira menutup mulutnya agar tidak tertawa dan tidak menjawab pertanyaan Kevin. Kevin pun tidak bertanya lagi. Biarlah pertanyaan itu jadi PR untuknya.


Zira memang tidak pernah diam dengan semua celotehnya. Dia melakukan itu agar tidak bosan dengan kemacetan lalulintas.


" Asisten Kevin saya punya ide nih. Nanti pada saat menyeleksi calon sekertaris suamiku." Ucap Zira sambil melihat kearah Ziko.


" Ya."


" Kamu terima yang gendut saja. Biar nyahok nih orang." Ucap Zira sambil melirik kearah suaminya.


Ziko melihat balik kearah Istrinya.


" Sepertinya kamu cemburu istriku." Ucap Ziko balik.


" Lah kenapa aku harus cemburu." Ucap Zira cepat.


" Kalau kamu enggak cemburu, kenapa kamu memberi kriteria khusus kepada Kevin apa itu tidak cemburu namanya." Ziko melihat istrinya dan tersenyum lebar sekarang pertanyaan itu kembali kepadanya.


Zira mulai gelagapan dengan pertanyaan Ziko.


Ai apa betul aku cemburu, kenapa juga aku harus cemburu seharusnya aku senang kalau dia memiliki sekertaris yang seksi dengan demikian aku bisa bebas sebelum satu tahun.


" Asisten Kevin aku ralat ucapan ku. Nanti kamu memilih sekertaris yang seksi." Ucap Zira cepat.


" Apa kamu yakin?" tanya Ziko lagi.


Zira menganggukkan kepalanya.


" Gara-gara Sisil mencium ku aja, kamu sudah cemburu apalagi satu harian aku dengan sekertaris yang seksi. Nanti kamu bunuh diri lagi." Goda Ziko.


Zira mulai melakukan pembelaan untuk dirinya.


" Oh kalau Sisil itu bukan cemburu tapi jealous." Ucap Zira cepat.


" Itu sama saja." Ucap Ziko lagi.


" Oh sama ya bukannya mereka tidak saudara kenapa bisa sama." Tanya Zira santai.


Ziko memijat dahinya dengan tangannya.


" Berapa nilai bahasa Inggris mu waktu sekolah dulu?" tanya Ziko sambil tetap memijat dahinya.


" Oh kalau bahasa Inggris aku enggak pernah belajar yang pernah aku pelajari bahasa daerah ada bahasa Jawa, padang, batak semua bahasa aku bisa." Ucap Zira santai.


" Apa kamu mau mengetes bahasa daerah ku?" Ucap Zira sambil menaikan salah satu alisnya.


" Vin kamu cari kursus bahasa Inggris kilat." Perintah Ziko.


" Untuk siapa?" Tanya Zira.


" Ya untuk kamu." Ucap Ziko sedikit berteriak.


" Hahaha makasih aku senang dengan bahasa ku tidak usah repot menyekolahkan ku lagi." Ucap Zira menolak sambil tersenyum tipis.


Ziko mulai kesal dengan istrinya ini. Istrinya ini kadang pintar kadang kelewat bodohnya.


" Untung kamu bukan jadi sekertaris ku." Ucap Ziko.


" Maaf suamiku apakah sekertaris yang dulu namanya untung." Ucap Zira menggoda suaminya.


" Apa!"

__ADS_1


Mereka berdua dalam perjalanan selalu saja berkelahi tidak ada yang mau mengalah ada saja perbicangan yang di buat Zira. Dia memang perempuan yang unik.


" Like komen dan vote ya readers dah turun lagi nih votenya. Kalo sudah baca di like dong terus komen nah satu lagi Vote. Vote ini penting loh bagi author. " Terimakasih sebelumnya.


__ADS_2