
__ADS_3
Zira masih tidur di kasurnya, dia sedang bermimpi dalam mimpinya, pernikahannya di batalkan karena Ziko lari dengan wanita lain.
Tok tok tok suara ketukan pintu kamar di ketuk. Zira yang tengah bermimpi langsung kaget dan membuka matanya secara perlahan.
" Siapa sih aku masih ngantuk." Ucap Zira dengan suara khas bangun tidur.
Zira kembali menutup matanya, baru saja menutup mata ketukan terdengar lagi dari luar pintu kamarnya.
Zira membuka matanya cepat dan melihat sekeliling kamar.
" Aku tadi ternyata hanya bermimpi." Zira langsung duduk dari posisi sebelumnya yaitu berbaring. Dia melihat sebuah kebaya putih yang telah di gantung. Dengan cepat dia langsung lompat dan berlari untuk membuka pintu.
Setelah membuka pintu, Zira langsung lari secepat kuota internet yang sering promo di TV.
Novi yang berdiri di depan pintu kamar Zira langsung kaget melihat temannya berlari secepatnya menuju kamar mandi.
Setelah selesai mandi Zira langsung ke kamarnya dan di dalam kamar Novi telah menantinya.
" Kamu mandi Ra." Tanya Novi.
" Enggak aku tidak mandi tapi take a bath." Ucap Zira cepat.
" Yah itu sama saja lagi." Jawab Novi cepat.
Zira masih mengenakan kimono handuknya.
" Ra kamu tau enggak, kalau kata orang-orang dulu calon pengantin itu tidak boleh mandi kalau mau nikah, alasannya katanya nanti pada saat pesta akan hujan deras." Ucap Novi menjelaskan.
" Kan bagus kalau hujan. Hujan itu kan berkah." Ucap Zira cepat.
" Bukan Ra maksudnya kalau hujan nanti tidak ada tamu yang datang ke pestamu." Ucap Novi lagi menjelaskan.
" Ah gak masalah itu, kalau tidak ada yang datang lebih bagus kan aku bisa cepat-cepat kabur dari pajangan itu." Ucap Zira.
" Ah kamu ini ada aja alasannya." Gerutu Novi.
__ADS_1
" Kamu tidak usah khawatir nov, kalau seandainya hujan deras aku akan memberi penangkal hujan." Ucap Zira menjelaskan sambil mengeringkan rambutnya.
" Alah pasti penangkal hujannya cabe dan bawang di tusuk di lidi kemudian di letakkan di tengah lapangan kan." Ucap Novi enteng.
" Memangnya aku mau buat sambel apa." Ucap Zira cepat.
" Terus apa dong penangkal hujan versi Zira. Tanya Novi sambil memiringkan bibirnya.
" Kata nenekku lemparkan CD pengantin wanita ke atas atap dan bisa di pastikan hujan tidak akan turun." Ucap Zira menjelaskan.
Novi hanya menggaruk-garuk kepalanya. Menurutnya mitos penangkal hujan yang di sebutkan mereka berdua seperti guyonan saja entah benar entah tidak.
Tok tok tok suara pintu di ketuk. Sekarang pintu depan apartemen Zira yang di ketuk. Novi berlari membuka pintu. Ada beberapa orang yang sudah berdiri di depan pintu.
" Selamat pagi kami di tugasnya Nyonya Amel untuk merias pengantin wanita." Ucap salah satu perias wanita.
Novi mempersilahkan mereka untuk masuk. Mereka adalah make up artis yang telah di tugasnya untuk merias Zira.
" Mari ikut saya." Ucap Novi.
" Ini dia penganten wanitanya." Ucap Novi sambil menunjuk kearah Zira.
" Selamat pagi nona, kami di tugaskan Nyonya Amel untuk merias nona." Ucap salah satu MUA
" Oh silahkan." Ucap Zira.
Perias mulai melakukan aksinya dia melukis wajah Zira dengan sangat sempurna. Wajah Zira yang sudah cantik dengan di tambah polesan semakin menunjukkan aura kecantikannya.
Mereka sudah selesai merias wajah mempelai wanita.
" Sudah selesai nona, sekarang nona bisa mengganti kimono anda dengan kebaya." Ucap salah satu MUA.
Zira melihat dirinya di dalam kaca.
" Wah wajahku bisa berbeda seperti ini, kalau aku perhatikan aku seperti artis India Alia Bhatt." Gumam Zira memuji dirinya sendiri.
__ADS_1
" Ya kamu memang mirip banget dengan Alia Bhatt yang sedang memakai konde." Jawab Novi cepat.
Para MUA meninggalkan Zira di kamarnya. Dia mengganti kimono dengan kebaya berwarna putih, Novi ikut membantunya. Setelah pintu di buka para MUA kembali lagi ke kamar Zira untuk melakukan finishing.
Novi pun juga sudah selesai dirias, temannya memakai kebaya berwarna ungu yaitu kebaya seragam keluarga.
" Sudah selesai nona, anda sangat cantik sekali." Puji salah satu MUA.
" Terimakasih atas pujiannya." Ucap Zira pelan.
" Sampai jumpa di hotel nona." Ucap salah satu MUA.
Mereka juga yang akan merias Zira untuk resepsi. Siang hari di adakan akad nikah dan malam harinya di adakan resepsi. Akad nikah dan Resepsi di adakan di tempat yang sama yaitu Hotel bintang lima.
Para MUA pergi meninggalkan apartemen Zira. Zira melihat penampilannya yang sangat anggun dan cantik. Dia mengambil ponselnya.
Cekrek Zira memotret dirinya menggunakan ponselnya.
Zira dan Novi duduk di ruang tamu menunggu jemputan. Ada ketukan dari pintu, dengan cepat Novi langsung membuka pintu.
" Maaf saya mau menjemput penganten wanita." Ucap salah satu pria dengan setelan jas berwarna hitam.
" Ya sebentar." Ucap Novi cepat.
Novi memberitahukan hal ini kepada temannya. Mereka bersiap-siap pergi meninggalkan apartemen.
Di dalam mobil Zira sudah merasa gugup duduknya sudah tidak tenang. Novi memperhatikan temannya.
" Tenanglah ambil nafas dalam-dalam kemudian keluar kan secara perlahan." Ucap Novi menenangkan Zira.
" Hey memangnya aku mau melahirkan di suruh ambil nafas dalam-dalam." Gerutu Zira cepat.
Novi hanya tersenyum dengan ucapan temannya. Dia mengerti itu adalah sikap temannya untuk menutupi kegugupannya.
Walaupun Zira membantah ucapan Novi tapi dia tetap melakukannya. Dia menarik nafasnya dalam-dalam kemudian melepaskannya secara perlahan dia melakukannya secara berulang-ulang.
__ADS_1
" Halo readers yang sudah baca jangan lupa jempolnya dan komen juga jangan lupa, nah bagi yang belum Vote novel ini silahkan vote sebanyak-banyak ya biar tambah semangat Author updatenya terimakasih author sayang kalian readers."
__ADS_2