
__ADS_3
"Apa!!! Bagaimana mungkin mereka bertunangan di depan mataku, kenapa tante? sepertinya kamu sengaja mempermalukan di depan orang banyak." Gerutu Sisil.
Dengan penuh amarah Sisil pergi meninggalkan acara tersebut, dia tidak mau melihat Ziko menyematkan cincin ke tangan Zira.
Sisil berjalan menuju parkiran kemudian masuk kedalam mobilnya. Dia meluapkan semua amarahnya.
"Zira-Zira kamu telah merusak semua rencana ku, kamu telah merebut Ziko, Zira akan aku pastikan hidupmu tidak akan aman." Teriak Sisil sambil memukuli stir mobil.
Sebelumnya.
Nyonya Amel sudah memerintahkan kepada panitia untuk memberikan lampu sorot apabila nama Zira disebut. Jadi tak heran mereka langsung dengan cepat memberikan lampu sorotnya kearah Zira, karena sudah ada kerjasama antar nyonya Amel dan pihak panitia.
"Baiklah acara selanjutnya penyematan cincin yang akan di lakukan oleh tuan muda Ziko kepada nona Zira.
Nyonya Amel menghampiri anaknya yang masih bingung dengan semuanya.
"Ziko ini cincinnya, sematkan ini di jari Zira." Ucap nyonya Amel pelan sambil menyerahkan kotak kecil yang di dalamnya ada sebuah cincin berlian.
Nyonya Amel sudah mempersiapkan semuanya termasuk dengan cincin tunangan.
"Ma apa yang mama lakukan." Tanya Ziko penuh selidik.
"Anggap saja ini kado ulang tahun dari kamu buat mama." Ucap nyonya Amel tegas.
"Ma, apa mama enggak kasian sama aku dan
dia." Ucap Ziko sedikit memelas sambil menunjuk kearah Zira dengan lirikan matanya.
"Cepat lakukan jangan membantah." Ucap nyonya Amel tegas.
Zelin sedikit shock dengan ucapan mamanya yang memperkenalkan Zira sebagai calon istri dari Kakaknya.
__ADS_1
Dia berusaha menghubungkan semua ucapan mamanya. Dari ucapan mama dan papanya yang akan melakukan sebuah rencana dan pertanyaan mamanya kepada Zira mengenai status Zira.
Zelin manggut mengerti arti misteri yang di buat mamanya.
Sebaliknya dengan tuan besar Raharsya dia tidak ada ekspresi shock atau kaget karena tuan besar sudah mengetahui rencana yang di buat istrinya.
Semua tamu undangan masih menatap kearah mereka ada yang senang dan banyak yang iri. Yang iri kebanyakan wanita, mereka merasa iri dengan Zira, yang dengan gampang masuk kedalam bagian keluarga Raharsya yaitu orang paling kaya di kota mereka.
Ziko berjalan mendekati Zira yang masih mematung seperti maneken.
"Sini tanganmu." Ucap Ziko pelan.
Zira tidak mau memberikan tangannya sampai nyonya Amel menghampirinya.
"Zira ingat ancaman saya." Ucap nyonya Amel tegas sambil berbisik.
Zira dengan terpaksa memberikan tangan kirinya kepada Ziko. Tangannya sudah sedingin es. Ziko menyematkan cincin tersebut, cincin yang bermahkota berlian di atasnya. Bisa di perkirakan cincin tersebut mempunyai harga yang sangat mahal.
Zira yang mendapat ciuman dari seorang pria kaget, dia menatap tajam ke arah pria itu, matanya memancarkan amarah yang luar biasa.
Sempat-sempatnya dia mencium ku. Sepertinya ini rencana dia sama singa betina itu. Gerutu Zira dalam hati.
Semua para tamu undangan bertepuk tangan riuh, mereka menikmati momen tersebut termasuk nyonya Amel dan tuan besar.
Tiba-tiba Zira merasa kakinya lemas pandangannya menghitam dan susah bernafas. Dia pingsan dengan seketika.
Ziko langsung menangkap Zira dengan cepat karena posisi yang paling dekat adalah dia.
Semua para tamu mulai bising mereka bertanya-tanya dengan pikirannya masing-masing.
"Mulut micin apakah kamu betul pingsan atau hanya akting saja." Ucap Ziko sedikit berbisik di telinga Zira.
__ADS_1
Kevin berjalan menghampiri Ziko, dia menyamakan posisinya dengan tuannya yaitu sedikit berjongkok.
"Tuan sepertinya nona Zira pingsan." Ucap Kevin.
Tuan besar dan nyonya Amel panik melihat calon menantunya pingsan.
"Bawa Zira ke kamar." Perintah nyonya Amel cepat.
Ziko menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan ucapan mamanya.
"Tuan apakah anda bisa mengangkat nona Zira." Tanya Kevin.
"Bisalah." Ucap Ziko cepat.
"Memangnya kenapa." Tanya Ziko ke Kevin.
"Kalau tuan tidak bisa, saya bisa mengangkat nona Zira." Ucap Kevin cepat.
"Hei dia calon istriku." Ucap Ziko cepat.
"Sudah cepat jangan ngobrol, cepat bawa Zira ke kamar." Perintah mamanya lagi.
Ziko mengangkat tubuh Zira dengan kedua tangannya, dan Kevin mengikutinya dari belakang.
Mereka berjalan menuju lift, pintu lift terbuka mereka masuk ke dalamnya. Kevin memencet tombol, tidak berapa lama pintu lift terbuka tepat di lantai dua puluh lima.
Lantai dua puluh lima adalah lantai untuk kamar VVIP, hanya ada beberapa kamar saja di sana. Ziko dan Kevin menuju kamar yang sudah di sewa mamanya.
Kevin meletakkan kartu di depan pintu dengan otomatis pintu terbuka.
Ziko meletakkan Zira di kasur dan menutupi tubuh gadis itu dengan selimut.
__ADS_1
"like dan komen yang banyak ya, jangan lupa vote nya biar author semangat updatenya, terimakasih."
__ADS_2