Menikah Karena Ancaman

Menikah Karena Ancaman
episode 96


__ADS_3

Ziko menutupi tubuh Zira dengan selimut. Dia merasa bahagia telah mendapatkan haknya sebagai suami.


Malaikat aku sudah melakukan kewajiban ku sebagai istri walaupun aku dikibuli dulu sama dia, aku bisa menjaga kehormatan ku sampai pada waktunya merupakan suatu kebanggaan bagiku. Catat amal baikku ya.


Gumam Zira dalam hati.


Ziko meletakkan tangannya di dada Zira.


" Kenapa di letakkan disini, apa tidak ada tempat lain." Ucap Zira ketus sambil mengangkat tangan suaminya.


" Aku takut tanganku kepleset makanya aku berpegang pada ini." Ucap Ziko cepat sambil meletakkan kembali tangannya di dada Zira.


Zira mengangkat tangan Ziko dan dia ingin bangun dari tempat tidur. Tapi dia tidak bisa bergerak ada rasa nyeri di daerah sensitifnya. Ziko melihat Zira, dia merasa khawatir.


" Kamu kenapa?" Ucap Ziko cepat.


" Sakit." Ucap Zira cepat sambil menunjuk ke arah sensitifnya.


" Kamu jangan banyak bergerak, kamu tidur saja dulu besok pagi pasti sudah kembali normal." Ucap Ziko menenangkan.


" Enggak ah aku takut." Ucap Zira cepat.


" Takut apa." Tanya Ziko lagi.


" Nanti kamu seruduk lagi aku." Ucap Zira pelan.


" Enggak aku janji malam ini cukup sampai di sini tapi besok malam .... hahaha." Ucap Ziko tersenyum licik.


" Jangan bilang kamu seruduk aku lagi." Ucap Zira sewot.


" Kalau soal seruduk menyeruduk aku ahlinya." Ucap Ziko santai.

__ADS_1


Tubuh Zira di tutupi Ziko dengan selimut. Dia memeluk tubuh istrinya dengan hangat. Zira tidak menolak sama sekali. Mereka tertidur berdua dengan posisi berpelukan.


Pagi harinya.


Zira terbangun ketika ada cahaya matahari masuk melalui celah jendela. Dia membuka matanya yang silau. Dia melihat tidak ada Ziko di sebelahnya. Zira bangun dari posisi berbaring dan duduk di pinggir tempat tidur sambil menutupi tubuhnya dengan selimut. Dia hendak pergi ke kamar mandi tapi Ziko menahannya.


" Stop kamu jangan jalan. Tunggu di situ aku akan menggendong mu." Ucap Ziko cepat masih dengan handuk di pinggangnya.


" Aku sudah baik kan kok." Ucap Zira cepat.


Ziko menghampiri istrinya. Dia mengambil selimut yang menutupi tubuh istrinya.


" Kenapa di ambil selimutnya." Ucap Zira pelan.


Zira menahan selimut dengan kedua tangannya. Tapi dengan mudah ziko melemparkan selimut itu ke lantai.


" Apa yang kamu lakukan." Ucap Zira sambil menutupi badannya dengan kedua tangannya.


" Ayo cepat mandi jangan lama-lama seperti itu, apa kamu mau ini." Goda Ziko sambil keluar dari kamar mandi.


Zira langsung membersihkan tubuhnya. Setelah selesai dia keluar dengan mengenakan handuk. Dia menuju ruang ganti dan begitu dia melihat ke cermin dia teriak kencang.


" Aaaaaa." Teriak Zira.


Ziko langsung berlari ke ruang ganti, dia melihat istrinya yang sedang menatap cermin


" Jangan bilang kamu kesurupan." Ucap Ziko cepat.


" Ini loh apa kamu tidak lihat warna tubuhku berubah." Rengek Zira.


Ziko hanya tertawa senang. Melihat tubuh istrinya seperti ikan ******.

__ADS_1


" Badanku seperti sisik ikan." Rengek Zira lagi.


Zira masih ngomel-ngomel di depan cermin. Dengan cepat Ziko langsung mengangkat tubuh istrinya dan meletakkannya di atas kasur. Suami istri itu melakukannya lagi. Ziko kembali ke kamar mandi, mandi untuk mandi yang ketiga kalinya. Dia melihat istrinya sudah terkapar tak berdaya.


" Ayo mandi kamu mau ke butik tidak, atau kita main jungkat jungkit lagi disini." Goda Ziko.


Dengan lemas Zira bangun dari posisi telentang. Dia berjalan menuju kamar mandi tidak berapa lama Zira Keluar dengan mengenakan kimono handuk yang telah ditemukannya.


Ziko masih menunggunya dengan duduk di atas sofa.


" Sayang aku tidak pergi ke butik." Ucap Zira masih mengenakan kimono.


" Kenapa." Tanya Ziko singkat.


" Bagaimana mau pergi badanku audah seperti sisik ikan." Ucap Zira sewot.


Mendengar ucapan istrinya, Ziko tertawa bahagia.


" Ya sudah kamu bersiap kita sarapan dulu." Ucap Ziko lagi.


" Aduh aku kan tidak punya baju dan enggak mungkin juga aku keluar dengan badan seperti ini." Ucap Zira sambil menunjukkan badannya.


" Ya sudah kita sarapan di sini saja." Ucap Ziko sambil berjalan menuju nakas dan mengambil gagang telepon untuk menghubungi pak Budi.


Setelah berbicara dengan pak Budi, Ziko meletakkan kembali gagang teleponnya.


Tidak beberapa lama makanan sudah datang, mereka sarapan dengan lahapnya karena baru saja melakukan jurus mencari gua.


Ziko pergi kekantor dan Zira hanya berdiam diri di kamar.


" Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih. "

__ADS_1


__ADS_2