Menikah Karena Ancaman

Menikah Karena Ancaman
episode 72


__ADS_3

Acara ulang tahun Kiki di adakan jam 1 siang. Zira membantu Novi mempersiapkan semuanya dari dari makanan, dekorasi sampai hal kecil dia lakukan.


Begitupun dengan Ziko, dia ikut membantu suami Novi menyusun kursi-kursi kecil. Karena kondisi rumah Novi yang tidak terlalu besar dan tidak mempunyai taman maka pesta diadakan di dalam rumah.


Gambar-gambar superhero dipajang di mana-mana, karena tema ulang tahun Kiki adalah superhero.


Kiki mengenakan baju superhero Iron man karena itu superhero favoritnya. Waktu menunjukkan jam 1 siang banyak anak-anak datang ke acara tersebut bersama dengan orang tua mereka.


Serangkaian acara telah di laksanakan. Waktunya para tamu undangan menikmati sajian yang Novi hidangkan. Para tamu undangan menikmati makanan yang sederhana tapi tidak mengurangi kelezatan nya.


Zira berdiri di pojok sambil menikmati makanannya. Ziko menghampirinya beserta Kevin.


" Apa yang kamu makan." Tanya Ziko.


Zira menunjukkan makanannya kepada Ziko.


" Aku mau." Ucap Ziko.


" Ambillah di sana." Ucap Zira sambil menunjuk kearah meja hidangan.


" Hey kamu harus menyuapiku." Perintah Ziko.


" Hey tuan jangan aneh-aneh ya, ini kan banyak orang." Ucap Zira cepat.


" Kenapa harus malu." Ucap Ziko lagi.


Akhirnya Zira mengalah, walaupun dia bersitegang dengan calon suaminya toh dia pasti akan kalah juga.


Dia menyuapi Ziko seperti anak kecil. Anak-anak melihatnya sambil berbisik-bisik dengan temannya. Kiki datang menghampiri Zira yang lagi duduk di kursi sambil menyuapi Ziko.


" Tante kenapa om ini makannya disuap." Tanya Kiki.


" Om masih bayi sayang, bayi kolor." Ucap Zira sambil merapatkan giginya.


Kiki anak yang cerdas ada saja pertanyaan yang diajukannya.


" Kolor apa tante." Tanya Kiki lagi karena tidak mengerti maksud ucapan Zira.


" Kolor ijo." ucap Zira cepat.

__ADS_1


Kevin tertawa mendengar ucapan Zira.


" Bukannya seharusnya baik kolot nona." Ucap Kevin sambil cekikikan.


" Enggak sekarang dah diganti bayi kolor." Ucap Zira jutek.


Kiki masih berdiri melihat Zira menyuapi Ziko.


" Kiki sekarang balik sama teman." Ucap Zira sambil menunjuk kearah teman Kiki.


Akhirnya acara telah selesai para tamu undangan pamit pulang. Setelah tamu undangan pulang Zira membantu mencuci piring kotor. Ziko mengangkat piring kotor yang berada di ruang tamu dan memberikannya kepada Zira.


Zira memperhatikan semua perilaku Ziko yang menurutnya tidak ada rasa jijik sama sekali. Seorang tuan muda yang selama ini selalu mendapat perlakuan khusus tapi hari ini dia menjadi seseorang yang biasa.


Tuan aku salut samamu, kamu bisa melakukan hal-hal yang biasa dilakukan seorang pelayan di rumahmu.


Waktu sudah menunjukkan jam 6 sore, Zira dan Ziko pamit untuk pulang.


" Aku pulang ya." Ucap Zira sambil memeluk Novi.


" Iya." Ucap Novi masih memeluk sahabatnya.


" Janji kepadaku kamu akan datang ke pernikahanku." Ucap Zira.


" Ya aku janji." Ucap Novi.


Setelah pamit Zira, Ziko dan asisten Kevin pergi menuju bandara tempat pesawat jet di letakkan. Dalam beberapa menit mobil sudah tiba di bandara.


" Tuan kamu kan belum meminta kartu identitas ku, bagaimana kamu memesan tiketnya." Tanya Zira sambil berjalan beriringan dengan Ziko dan asisten Kevin.


Ziko tidak menghiraukan pertanyaan Zira.


" Mana pesawatnya." Tanya Zira heran karena mereka sudah masuk ke area tempat pesawat parkir.


Ziko menunjukkan jarinya kearah jet pribadinya sambil tetap berjalan. Zira membulatkan matanya sebuah pesawat jet telah parkir di depannya.


Ziko menaiki tangga menuju pesawat jet tetapi tidak dengan Zira. Dia masih sibuk dengan ponselnya dia berselfi ria. Dia memberikan ponselnya kepada Kevin untuk mengabadikan fotonya di depan pesawat jet.


Kemudian Ziko membalikkan badan melihat Zira belum juga naik.

__ADS_1


" Enggak usah norak." Teriak Ziko.


Mendengar teriakan Ziko, Zira langsung berlari menaiki tangga. Didalam pesawat Ziko sudah duduk, sedangkan Zira masih dengan noraknya berselfi ria. Semua di abadikan Zira.


" Hey mulut micin, udah siap fotonya." Tanya Ziko.


Zira menganggukkan kepalanya sambil melihat hasil jepretannya melalui ponselnya.


" Mari sini." Ziko melambaikan tangan memanggilnya Zira.


Zira datang mendekati calon suaminya. Dia berdiri di samping Ziko.


" Mana ponselmu." Tanya Ziko.


Zira memberikan ponselnya kepada Ziko. Dia melihat semua foto yang di abadikan Zira. Zira agak membungkukkan badannyanya. Posisi wajah Zira berada sangat dekat dengan wajah Ziko.


Cekrek


Sebuah foto telah di abadikan, foto dimana Ziko mencium pipi Zira. Wanita itu mengelus pipinya yang baru saja di cium.


" Jangan dihapus." Perintah Ziko.


" Cih, kamu ini selalu saja mencari kesempatan dalam setiap kesempitan." Gerutu Zira.


Ziko hanya tertawa kecil mendengar ocehan calon istrinya.


" Jadikan foto itu wallpaper di ponselmu." Ucap Ziko lagi.


" Enggak mau." Ucap Zira menolak.


" Sudah berani membantah kamu ya, apa kamu mau aku mengganti posisinya." Ucap Ziko sambil tersenyum licik.


" Maksudnya." Tanya Zira.


" Iya aku dengan senang hati bisa menggantinya, ciuman itu bisa aku ganti kebibirmu, apa kamu mau." Ucap Ziko sambil tersenyum tipis.


Zira dengan cepat langsung mengganti wallpaper ponselnya.


" Like komen dan vote yang banyak ya. Yang belum vote di tunggu ya, terimakasih"

__ADS_1


__ADS_2