
__ADS_3
" Pertanyaan selanjutnya." Ucap moderator.
Salah satu wartawan mengacungkan jari telunjuknya.
" Bagaimana pendapat anda Tuan muda dengan perjodohan ini, terimakasih." Tanya salah satu wartawan.
Ziko memperbaiki posisi duduknya yang tadi sandaran sekarang lebih maju agar suaranya terdengar oleh media melalui mikrofon.
" Mengingat usia saya tak muda lagi jadi saya menyetujui perjodohan ini dan menurut saya pilihan mama sangat tepat." Ucap Ziko sambil melirik ke Zira.
Zira duduk di sebelah Ziko tangannya masih di genggam Ziko. Dia lebih banyak tertunduk dari pada mengangkat wajahnya, dia masih asing dan kaku dengan semuanya karena ini adalah hal yang pertama buatnya.
" Satu pertanyaan lagi." Ucap moderator.
Seorang wartawan wanita dengan hijabnya mengacungkan jadi telunjuknya untuk bertanya.
" Untuk nona Zira, apakah nona menerima perjodohan ini, berikan alasannya terimakasih." Ucap salah seorang wartawan wanita.
Zira yang tadi hanya tertunduk mendengar namanya di sebut, dia langsung mengangkat wajahnya.
Zira masih membisu belum menjawab pertanyaan wartawan wanita tadi.
Ziko meliriknya, dia tau karena Zira tidak menginginkan perjodohan ini.
" Kamu tidak harus menjawab, saya akan memerintahkan moderator untuk mengakhiri konferensi pers ini." Ucap Ziko sambil berbisik ke telinga Zira.
Wartawan masih menunggu jawaban dari Zira.
" Enggak usah, saya bisa menjawabnya." Ucap Zira cepat sambil berbisik ke telinga Ziko.
Zira mendekatkan dirinya dengan mikrofon.
" Terimakasih atas pertanyaannya, saya memang tidak menyetujui perjodohan ini." Ucap Zira.
Wartawan menjadi riuh mendengar ucapan Zira. Begitupun dengan Ziko dan Nyonya Amel mereka melirik Zira dengan cepat.
Zira bagaimana mungkin kamu menjawab seperti itu, apa kamu tidak mengingat perkataan saya, batin Nyonya Amel.
" Tapi." Ucap Zira lagi.
__ADS_1
Wartawan kembali diam, wartawan, Nyonya Amel dan Ziko menunggu jawaban dari Zira.
" Tapi itu awalnya saja, saya menyetujui perjodohan ini, karena saya membutuhkan seseorang untuk menjaga saya, dan mengingat tidak mempunyai keluarga sama sekali." Ucap Zira.
" Dan dia adalah sosok dan calon suami yang tepat buat saya." Ucap Zira tegas sambil mengelus-ngelus lengan Ziko.
Semua wartawan bertepuk tangan riuh, begitupun Ziko, dia melihat Zira dengan senyum semanis coklat. Dia menyukai tindakan yang dilakukan Zira kepadanya.
Nyonya Amel bernafas lega dengan jawab Zira. Dia tersenyum bahagia.
" Satu lagi." Ucap salah satu wartawan.
" Maaf pertanyaan sudah selesai." Kata moderator.
" Silahkan." Ucap Ziko.
" Apakah kalian sudah saling mencintai." Ucap salah seorang wartawan.
Mendengar pertanyaan itu Ziko dan Zira saling pandang Mereka masih diam, kemudian.
" Hemmmmm, iya memang kami belum saling mencintai tapi kami yakin dengan kebersamaan cinta itu akan tumbuh." Ucap Ziko cepat sambil mengecup punggung tangannya Zira.
Zira yang punggung tangannya di kecup Ziko merasa malu dan pipinya merona. Apalagi itu lakukan didepan media dan disaksikan jutaan orang.
So sweet, ternyata kamu bisa juga romantis, aduh kenapa aku jadi malu begini.
Zira sesekali merapikan rambutnya untuk menghindari kegugupannya. Tidak berapa lama asisten Kevin datang dengan membawa buket bunga.
Asisten kevin menyerahkan bunga tersebut ke bosnya.
" Menikahlah denganku." Ucap Ziko sambil memberikan buket bunga tersebut.
Lagi-lagi pipi Zira merona, dengan cepat dia menerima buket bunga tersebut. Ziko memeluk pinggangnya dan mengecup kening Zira.
Momen itu di abadikan semua wartawan. Momen yang sangat romantis dan akan menjadi tranding di semua media.
Konferensi pers telah selesai, Ziko, Zira dan Nyonya Amel sudah meninggalkan ruangan, mereka menuju mobilnya masing-masing.
" Kamu tidak usah pulang, ikut ke mansion saja." Ucap Ziko.
__ADS_1
" Kenapa? kan saya belum menikah dengan kamu tuan." Ucap Zira.
" Ini sudah jam 1 pagi, lebih baik kamu berisitirahat di mansion." Ucap Ziko.
Zira mengangguk setuju, karena apartemen dia lebih jauh di bandingkan ke mansion Ziko.
Di dalam mobil Zira sudah sangat mengantuk sesekali dia menguap.
" Tuan bagaimana sekarang? Apakah kita akan tetap menikah." Tanya Zira dengan mata yang sedikit sayu.
" Iya kita akan tetap menikah." Ucap Ziko cepat.
" Tapi."
Belum selesai Zira menyelesaikan kalimatnya, Ziko sudah memotong ucapannya.
" Tidak ada tapi tapi, kita akan tetap menikah sampai waktunya." Ucap Ziko pelan.
Zira masih bingung dengan ucapan pria di sebelahnya.
" Maksudnya tuan." Tanya Zira lagi.
" Berhubung publik sudah mengetahui tentang rencana pernikahan kita, maka itu tetap akan berlanjut dan akan berakhir sampai kita tidak saling mencintai." Ucap Ziko menggantung ucapannya.
" Jadi menurut tuan kalo kita tidak saling mencintai setelah berumah tangga maka pernikahan kita akan selesai." Tanya Zira.
" Iya waktunya hanya 1 tahun." Ucap Ziko pelan sambil mengalihkan pandangannya keluar jendela mobil.
Dia sebenarnya tidak mau mengatakan hal ini tetapi dia tidak mau Zira merasa tertekan dam terpaksa dengan pernikahan ini.
Walaupun dengan berat hati Ziko harus mengucapkan rencana gilanya.
Berbeda dengan Ziko, Zira merasa senang dengan perjanjian ini.
Yes waktuku hanya 1 tahun menjadi istrinya, akan aku pastikan aku tidak mencintaimu.
Mereka diam tidak saling berbicara setelah percakapan tadi, hanya suara mesin mobil yang terdengar di kesunyian itu.
" Like komen dan vote yang banyak ya "
__ADS_1
Author akan mengusahakan update setiap hari walaupun tidak banyak ya , mohon maaf karena ada kesibukan** .
__ADS_2