Suami Dadakan

Suami Dadakan
bab 183


__ADS_3

🌻🌻🌻


Tiga hari kembalinya Reza kerumah kini semuanya berangsur normal, tak ada lagi air mata kerinduan yang membentang di antara pasangan suami istri itu.


"Mas cepet bangun, udah siang!" kata Melisa sambil menyisir rambut panjangnya, waktu sudah menunjukan pukul delapan pagi tapi pria yang massih terlelap memeluk anak sulungnya itu belum juga membuka matanya.


"Sebentar lagi" jawabnya sambil mengeratkan pelukannya pada Baby Ay.


"Dua jam lagi kita harus udah kumpul loh di panti asuhan, mama udah nyiapin semuanya"


Reza tak menjawab ia hanya menoleh kearah istrinya yang sudah nampak cantik dengan balutan dress berwarna biru langit.


"kamu udah mandi?" tanya Reza dengan suara serak khas bangun tidur.


"Udah, anak anak juga udah mandi tinggal mas Reza sama Ay yang dari tadi gak bangun bangun" jawab Melisa sambil membenarkan tangan Ay yang tertindih guling kecil


"Ay tuh nyenanyak banget kalo tidur sama aku, enak ya di peluk papa" ujar reza yang langsung beralih menciumi pipi bulat si sulung


"Ya udah mandi sana, aku juga mau kasih ASI dulu buat Ay." titah Melisa pada suaminya, ia sudah bersiap membuka dua kancing atasannya.


"Kamu kalau begitu yang ada bikin aku betah, Ra." goda Reza dengan senyum menggoda.


" Mandi sana, jangn lupa kasih shampo yang banyak biar gak mesum" balas Melisa dengan mencibir


"Ntar malem aku buka puasa dong" Reza terus saja menjahilinya istrinya dengan tangan berusaha menyingkap drees Melisa yang memang hanya sebatas lutut


"Ini tangan bisa diem gak?" Melisa sudah mulai kesal dengan sentuhan suaminya yang mulai merembet kemana-mana.


"Dikasih enak malah marah marah mulu, awas aja kalo ntar malem minta nambah" ejek Reza sambil berlalu masuk kedalam kamar mandi.


"Lagian siapa juga yang mau nyuguhin menu buka puasa" balas Melisa yang sontak membuat Reza menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya.


"Kan udh waktunya, Raaaaa" protes Reza tak terima


" Aku masih bingung mau pake alat kontasepsi apa!" sahutnya sambil meraih tubuh montok Ay yang mulai terisak, sepertinya bayi cengeng itu merasa terganggu dengan Perdebatan orang tuanya.


"Gak usah pake apa-apa" ucapnya yang justru mendekat lagi kearah sang istri.


"Gak mau, anak-anak masih kecil, tar kalo aku hamil lagi gimana?"


"Ya lahirin lagi" sahut Reza santai, kini ia sudah duduk disisi sang istri dengan merengkuh bahunya.


"Mas Reza enak banget ngomong gitu, masih kebayang loh perjuangan kita kemarin sembilan bulan kaya apa"

__ADS_1


"Nikmat banget ya, tapi gak kerasa lo itu" kata Reza setelah mencium pucuk kepala istrinya


" Karna kita lalui semuanya bersama, makasih ya Mas udah mau berbagi apapun sama aku" kini keduanya saling menatap penuh rasa cinta yang jelas terllihat dari kedua mata mereka.


"Aduh aduh mama sama papanya lagi mesra mesraan pagi pagi, ini kakak mau nyusu loh" kata mama yang tiba-tiba masuk karna pintu kamar yang memang sedikit terbuka.


"Ih aku malu kan!" bisik Melisa.


****


Jam Sepuluh tepat rombongan keluarga Rahardian sampai di panti asuhan


MUARA KASIH , tempat dimana sepuluh tahun lalu menjadi rumah kedua bagi Melisa yang hidup kesepian tanpa kasih sayang keluarga, di pelukan Umi lah ia bisa merasakan bagaimana hangatnya perhatian seorang ibu, lembutnya suara ibu, dan rasa sabarnya seorang ibu.


Pertama masuk ia sudah melihat Langit merentangkan tangan mungilnya siap untuk di peluk, sebulan terakhir ini keduanya tak saling bertemu sama sekali karna kesibukan Langit yang sudah mulai belajar calistung.


"Kangen Buna" bisiknya di telinga ibu tiga anak itu


"Buna juga kangen Langit, ini udah gak sabar banget pengen di peluk begini" sahutnya sambil mengusap punggung bocah tiga tahun itu.


"Aku mau lihat dedenya"


"Tuh, lagi sama mba Ncus semuanya" tunjuk Melisa pada tiga wanita yang masing masing menggendong anak-anak nya.


"Aku udah cuci tangan loh" kata Langit yang langsung menyodorkan kedua tangannya pada Reza.


" Udah..udah.. ribut Mulu!" dengus Melisa kesal, lalu menuntun Langit masuk kedalam.


Acara akikah ketiga bayi kembar itupun berjalan khidmat penuh haru dan berlimpah doa dari semua yang hadir, tidak hanya penghuni panti saja, banyak juga warga sekitar dan beberapa tempat pengajian yang sengaja Umi undang.


Semuanya berjalan lancar sampai akhir acara.


Jam empat sore Melisa dan keluarga suaminya berpamitan untuk pulang, mengingat anak-anak sudah mulai rewel mungkin karna lelah, bagaimana pun ini adalah pertama kalinya Air Bumi dan Cahaya keluar rumah dalam waktu cukup lama.


Umi memeluk erat tubuh Melisa, anak angkat nya yang selalu ia banggakan dan ia doakan di setiap ibadahnya, gadis cantik yang sepuluh tahun lalu datang dengan keadaan yang berantakan dan memprihatinkan itu kini tumbuh menjadi sosok istri dan ibu dari tiga anak.


"Semoga bahagia selalu, Nak" bisik Umi dengan menitikkan air mata haru.


"Aaminn, terima kasih, Umi"


"Umi akan selalu mendoakan mu" tambahnya lagi sambil mengusap kebasahan di pipi Melisa.


Usai berpamitan kini semuanya keluar dari gerbang panti asuhan menuju mobil yang sudah terparkir di sebrang jalan.

__ADS_1


"Za.. tukar mobil nih" kata papa tiba-tiba.


"Kenapa?" tanya Reza bingung, bukankah mobilnya sudah cukup menampung keluarga kecilnya beserta para suster, berbeda dengan mobil yang dikendarai papanya.


"Kalian pulang sana ke apartemen atau kemana lah terserah kalian" jawab papa sambil mengedipkan sebelah matanya.


Melisa dan Reza hanya saling pandang belum mengerti dengan apa yang di katakan oleh papa.


satu detik..


dua detik.


Tiga detik


" Yeeeeeesssss!!!!"


"Makasih ya Pah" ujar Reza sambil memeluk pria paruh baya itu saat otaknya mulai paham kode yang diberikan papa.


"Iya, pergi sana" sahut papa dengan senyum hangatnya.


"Yuk, Ra kita honeymoon" kekeh Reza sambil menarik tangan Istrinya menuju sedan mewah berwarna hitam metalik.


"Mel.. tunggu!" teriak papa saat Melisa hendak membuka pintu mobil.


"Ada apa, Pah?" tanya Melisa bingung.


"Jangan lupa hukuman Reza untuk berdiri di depan tembok lebih dulu, kirimkan videonya pada papa, Ok!"


πŸ’¦πŸ’¦πŸ’¦πŸ’¦πŸ’¦πŸ’¦πŸ’¦πŸ’¦πŸ’¦πŸ’¦


Pemanasan dulu ya bang🀭🀭..


sekalian di cek masih tegak berdiri gak πŸ˜‚πŸ˜‚..


Eeeehhh


kakinya woy.. kakinya!!!!


Nah kan, kalian mah gitu traveling Mulu otaknya. πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚


Harus di bersihin pake deterjen jaz1 πŸ™„πŸ™„..


Like komennya yuk ramaikan ❀️❀️❀️

__ADS_1


__ADS_2