Suami Dadakan

Suami Dadakan
bab 92


__ADS_3

🌻🌻🌻


Melisa langsung meringsek masuk kedalam selimut, kemudian meringkuk di bawahnya membelakangi Reza yang sudah lebih dulu berbaring.


Reza menghela nafas, karna sang istri malam ini tak ingin tidur dipelukannya seperti biasa.


"Ra,"


Bukan Reza namanya jika ia mudah menyerah meluluhkan hati KHUMAIRAHnya.


Dipeluknya Melisa dari belakang dengan tangan mengusap perut buncit itu.


"Aku takan memaksamu memaafkan ku, tapi aku hanya ingin kamu mempercayaiku" bisiknya pelan, ia tahu wanita dalam dekapannya itu belum terlelap.


"Terkadang hal yang menurutku sepele justru menjadi duri dalam rumah tangga kita, aku tahu aku terlalu egois bagimu, menurut mu aku tak pernah memikirkan perasaanmu. Maaf Ra, aku belum terlalu sempurna untukmu terlalu banyak kesalahan yang ku lakukan selama ini"


"Kita hanya belum saling mengenal" akhirnya Melisa menjawab dengan suara yang sangat parau


"Iya, kita memang belum saling mengenal walau saling mencintai" sahut Reza, hatinya sedikit lega saat Melisa mau berbicara padanya.


"Masalah akan silih berganti, Ra. aku harap kita tetap berpegang tangan. Tegur aku jika aku melakukan ke khilafan jangan diam apalagi pergi meninggalkanku. Aku memang terkadang terlalu egois untuk menentukan sikap, baik untukku tapi nyatanya itu melukaimu"


"Bisakah setiap kesalahanmu menjadi pelajaran untukmu, Mas?" pinta Melisa, kini suaranya lebih tenang walau Serak.


"Tentu Sayang,"


Reza mencoba membalikkan tubuh istrinya agar bisa berhadapan dengannya, entah karna Melisa lelah atau karna wanita hamil itu lebih tenang ia hanya pasrah saat tangan Suaminya menarik pinggangnya.


"Kembali lah tersenyum, Ra"


Reza mengusap ujung mata Melisa yang terdapat genangan air bening, hatinya pilu melihat sang istri lagi dan lagi menangis karenanya, karna ulahnya dan karna kecerobohannya.

__ADS_1


"Maaf aku pergi tanpa meminta ijin darimu tadi pagi" kata Reza mencoba meluruskan kesalahpahaman mereka.


"Aku terlalu kesal saat seseorang menyentuh barang pribadiku bahkan menghilangkan sesuatu di dalamnya, terlebih itu darimu"


Melisa hanya diam, ia tahu suaminya akan menjelaskan sesuatu padanya.


"Yang mengangkat telepon mu itu Renata, ia anak paman Robby tangan kanan papa selama ini, setahun belakangan yang ku tahu ia pergi ke Jepang setelah perceraiannya tapi kemarin ternyata dia ada disini, awalnya aku terkejut saat melihatnya tapi selagi ada paman Robby aku rasa aku aman saat itu"


"Paman Robby?" tanya Melisa sambil mengingat sesuatu.


"Iya, bukankah papa menanyakan ku padanya?"


Melisa menganggukan kepalanya.


"Lalu kenapa mas Reza pulang larut malam?" pertanyaan yang sampai detik ini belum suami nya jawab.


Reza tersenyum, ia mengusap bibir Melisa yang sedikit tebal karna terlalu lama menangis.


"Aku mengalami mual muntah sampai lemas, seperti yang biasanya aku rasakan setiap pagi"


"Bukannya mas Reza udah gak muntah pagi lagi?" tanya Melissa seperti menyelidik.


"Iya, tapi kemarin aku mengalaminya lagi, bajuku basah Karna terlalu lama memuntahkan isi perutku"


"Lalu?"


"Lalu dengan bodohnya, aku justru mau saat Renata menawarkan ku kerumahnya, Maaf"


Melisa mendengus kesal, ia mencoba membalikkan lagi tubuhnya namun dengan cepat Reza menahannya bahkan langsung menarik nya masuk dalam dekapannya.


"Tunggu,Ra.. jangan dulu menyimpulkan sesuatu yang belum kamu tahu bahkan mendengarnya pun belum"

__ADS_1


"Aku ikut pulang bersama Rena, ia memberikanku kaos dan obat saat itu"


"Obat? wanita itu memberimu obat apa,Mas?" tanya Melisa panik.


"Gak sayang, aku tau obat itu hanya obat pusing biasa" kata Reza.


"Lalu?" tanya Melisa lagi semakin penasaran.


"Aku tertidur di sofa, itu yang aku tahu saat aku terbangun tengah malam"


"Hanya tidur?"


"Iya, sayang. aku yakin hanya tidur di sofa belalai ku aman aku bisa jamin itu"


"Kamu tak menyentuhnya kan,Mas?"


"Mana mungkin, Ra. Aku sudah memiliki berlian mana mungkin aku ingin dengan serpihan kaca!"


"Melawan setan kecil saja aku sangat kualahan,Mas. Apalagi ini yang sudah berpengalaman dariku" ucap Melisa pelan, dadanya kembali sakit membayangkan bagaimana jadinya jika suaminya Sampai tergoda.


"Doakan aku agar selalu bisa menjaga diriku sendiri, Ra".


"Baiklah, mulai besok aku akan ikut kemanapun mas Reza pergi. jika perlu aku akan ikatkan rantai diantara kita"


Reza yang mendengar perkataan istrinya langsung diam dan menelan salivanya kuat kuat.


🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉


Iket Ra.. jangan kasih kendor 😂😂😂😂..


pake Rante kapal sekalian 🤭.

__ADS_1


like komennya yuk ramaikan ♥️🤗


__ADS_2