Suami Dadakan

Suami Dadakan
Bab 85


__ADS_3

🌻🌻🌻


Reza dan Melisa kini duduk di hadapan dokter Caca setelah pemeriksaan selesai.


Ada senyum mengembang di wajah cantik gadis berjas putih itu, namun matanya masih fokus pada kertas hasil pemeriksaan ditangannya.


" Hasilnya tetep sama, semua ok" ucap dokter Caca setelah melepas kacamatanya.


"Kamu harus banyak makan yang bergizi dan istirahat cukup ya. kalau cape jangan terlalu maksain buat ngelayanin suamimu itu, Mel"


Reza mencebikkan bibirnya, menatap malas dokter dihadapannya itu.


"Meskipun trimester pertama sudah lewat, kalian harus tetap hati hati"


"Lo masih mual gak?" kini Caca bertanya pada Reza setelah banyak menasehati keduanya.


"Gak terlalu sih, cuma badan lebih enak aja gak langsung lemes kalo laper" jawab Reza.


"Semoga sih morning sickness nya berakhir ya, cukup trimester pertama aja"


"Apa udah keliatan jenis kelaminnya?" tanya Melisa ragu ragu namun rasa penasaran jelas terlihat di wajahnya.


"Udah ko" jawab dokter Caca.


"Aku gak mau tau, boleh?" Reza menatap lekat kedua mata istrinya


Melisa membalas tatapan suaminya sambil mengernyitkan dahinya, ia bingung dengan permintaan Reza.


"Kenapa?, kenapa mas Reza gak mau tahu?"


"Aku cuma mau tau kondisinya aja, masalah jenis kelamin cukup saat ia lahirlah kita tahu" jawab Reza lembut, mengusap kepala Melisa.


Wanita hamil itupun mengangguk pasrah menerima keputusan Suaminya.

__ADS_1


"Gak apa-apa kan?" tanya Reza memastikan.


"Gak apa-apa, yang penting sehat" jawab Melisa membalas senyuman sang suami.


Setelah mendapat obat dan vitamin keduanya langsung menuju mobil yang berada di parkiran, siang yang terik membuat Reza ingin mencari sesuatu yang segar di tenggorokannya.


"Cari minum dulu yuk" ajak Reza di jejeran stand makanan di pusat jajan kota.


"Aku mau es buah" ucap Melisa sambil mengedarkan matanya mencari tempat duduk yang kosong.


"Tuh, udah pergi orangnya. kamu kesana biar aku yang pesen" titah Reza menunjuk satu meja yang baru di tinggalkan oleh orang lain.


Melisa mengangguk, dan Reza berlalu ke stand es buah yang di inginkan istrinya.


Sepuluh menit menunggu akhirnya dua mangkuk es buah datang, tak butuh waktu lama keduanya pun menghabiskannya tanpa sisa.


"Mampir ke Panti Asuhan sebentar ya, mas" pinta Melisa sebelum beranjak bangun.


"Ada apa?"


"Ok, tapi gak lama ya"


Melisa mengangguk cepat, senyum bahagia langsung terpancar dari wajahnya.


Setelah melakukan pembayaran kini Reza menggandeng tangan sang istri menuju mobil yang terparkir di area khusus.


"Mau beli sesuatu gak buat anak-anak?" tanya Reza setelah menyalakan mesin mobil.


"Boleh, kita beli di minimarket Pertigaan aja" jawab Melisa sangat antusias.


Dua Puluh lima menit perjalanan akhirnya reza menepikan mobilnya di sebuah minimarket, keduanya turun dan langsung masuk Melisa yang sudah menjinjing keranjang langsung mengambil beragam aneka jajanan juga camilan tak lupa susu dan roti. Reza hanya mengekor di belakang sang istri sambil memegang dua ranjang yang sudah berpindah tangan padanya.


"Lagi, Ra?" tanya Reza saat Melisa mengajaknya ke kasir.

__ADS_1


"Aku rasa cukup, kan tiga hari lalu kita baru kirim Makanan juga"


Reza mengangguk dan berjalan beriringan menuju kasir, usai Transaksi merekapun kembali ke mobil.


"Sesenang itukah kamu,Ra?"


"Tentu, mereka segalanya untukku sebelum kamu menjadi duniaku" sahut Melisa dengan senyum mengembang.


"Lakukanlah apapun yang membuat mu senang, sayang"


*******


Langkah keduanya langsung memasuki bangunan dua lantai itu setelah memberikan salam, kini tujuannya ke ruangan Umi, sang pemilik panti asuhan.


"Assalamu'alaikum," sapa Melisa dan Reza berbarengan.


"Waalaikum salam* sahut Umi senang, ia tak percaya gadis yang bersamanya selama sepuluh tahun itu kini ada di hadapannya.


"Mel, kangen Umi!" ucap Melisa yang sudah memeluk wanita paruh baya berjilbab hitam itu.


"Umi lebih kangen kamu, Mel"


Lama keduanya berpelukan saling meruntuhkan kerinduan yang selama lebih dari satu bulan tak bertemu, keduanya berbincang dengan di selingi doa dan pesan juga nasihat yang Umi berikan.


Sampai saat ketiganya menoleh saat ada suara anak kecil berlari mendekat sambil berteriak-teriak.


"Bunaaaaaaaa"


Melisa langsung merentangkan kedua tangannya siap menerima pelukan bocah laki-laki tiga tahun tersebut.


"Huft, dasar kadal buntung" dengus Reza kesal saat bocah itu dengan nyamannya duduk di pangkuan sanhg istri tercinta.


🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

__ADS_1


Jiah, buaya sok sok an ngatain bocah kadalπŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€...


Like komennya yuk ramaikan β™₯οΈπŸ€—


__ADS_2