Suami Dadakan

Suami Dadakan
bab 44


__ADS_3

🌻🌻🌻🌻


Melisa dan Reza nampak kebingungan saat kedua anaknya tak kunjung pulang setelah tiga jam pergi dari rumah dengan alasan ingin mencari makanan.


Ponsel Langit mendadak tak bisa di hubungi sedang kan Air sepertinya lupa membawanya karna ada dirumah saat Bumi mencoba menelepon.


"Kemana sih, mana hujan gede banget" gumam Melisa yang berdiri di jendela dengan tangan memegang gorden berwarna biru, hatinya begitu gelisah dengan mata yang mulai panas menahan air mata.


"Deres, Ra.. bukan gede!" selak Reza yang memeluk istrinya dari belakang, melingkar kan tangannya di perut rata sang istri.


"Aku khawatir, Mas. Kita cari yuk, aku gak bisa diem begini cuma nunggu"


Reza memutar tubuh istrinya, memegang kedua bahunya sambil tersenyum.


"Mereka kejebak hujan, kita tunggu dirumah ya, nanti yang ada selisih jalan" ucap Reza mencoba menenangkan Melisa.


Wanita langsung berhambur memeluk Reza menumpahkan tangis di dada suami yang selama ini menjadi tempat ternyaman nya


"Aku takut!" lirihnya dalam dekapan Reza.


"Gak terjadi apa-apa, percaya sama aku ya"


Reza masih menenangkan KHUMAIRAHnya, berharap istrinya itu segera menghentikan Isak tangisnya yang begitu lirih di dengar.


Suara deru mobil berhenti tepat di sisi pintu rumah membuat Melisa mengurai pelukannya, ia berlalu kearah pintu kemudian membukanya, tangis semakin pecah saat Air berjalan kearahnya.


"Maaaaaaah....."


Melisa menerima pelukan itu, pelukan dari anak yang sedari tadi ia Khawatirkan.


"Anak nakal, pergi gak bilang mama" Melisa menciumi wajah Air yang sedikit basah.


"Kamu juga, semua kemauan adik mu ini jangan terlalu di turuti, Bang" Seru Melisa pada Langit, pemuda tampan itu hanya menunduk sambil mengulum senyum.


"Maaf, Bun. Tadi kakak nangis katanya laper disuruh makan yang ada gak mau, mbak bikinin juga gak mau malah ajak Abang keluar cari jajan" jelasnya pada Melisa.


"Terus udah makan belum?, kalian Mandi terus ganti baju ya" titahnya pada kedua anaknya itu.


Air dan Langit langsung berlalu kedalam kamar mereka masing-masing untuk membersihkan diri.

__ADS_1


Sedangkan Melisa menghampiri suaminya yang masih berdiri di tempat yang sama sambil tersenyum.


"Terima kasih" ucapan Melisa yang menerima uluran tangan Reza.


"Untuk apa?" goda pria yang sedang mengulum senyum itu.


"Terima kasih sudah membawa anak anak ku pulang, Mas Reza benar kalau aku gak perlu khawatir"


Reza Manarik tubuh langsing itu kedalam dekapannya, di ciumi pucuk kepala Melisa berkali-kali.


"Aku gak mungkin diem aja saat anak-anak jauh dari kita, Ra"


Ya, Reza memang tak akan tinggal diam Jika terjadi sesuatu pada keluarganya, Ia akan memerintahkan orang-orangnya untuk sigap dalam segala hal kapanpun dan dimanapun.


*****


"Pokonya tadi tuh gak enak banget"


"Asin"


"Kuahnya sedikit"


"Telornya juga belum Mateng"


"Sekali kali rasain yang beneran instan, kak" kata Melisa sambil menyajikan enam mangkuk mie diatas meja makan.


"Gak mau, ini yang paling enak pokoknya" seru Air sembari mengaduk makanannya.


"Bang, panggil adik-adikmu sama om juga" titah Melisa saat Langit baru saja datang.


"Iya, Bun"


belum Langit membalikan badannya ternyata Reza Bumi sudah ada di belakang nya membuat ia terkejut dan mengusap dadanya.


"Kaget!!"


Reza dan Bumi tertawa melihat reaksi Langit.


"Panggil Adek sana" titah Reza.

__ADS_1


Langit berjalan menuju kamar si bungsu.


Senyum tak lepas dari wajah tampannya, rasanya tak sabar ingin bertemu karna semenjak ia pulang tak sedetikpun ia melihat gadis kesayangannya itu.


CEKLEK


"Yank.." panggilan untuk Chaca saat mereka sedang berdua atau tak adanya Reza dan Melisa.


"Sayang...,"


Langit masuk dengan membuka lebar pintu kamarnya.


"Sayang, kamu tidur?"


"Cha, bangun, hey!"


"Cha.... bangun!"


"Yank.. bangun, kamu tidur kan?"


"Ini Abang, Yank"


"Chaca... buka mata kamu!"


.


.


.


.


.


Jangan tinggalin Abang, yank....


🌺🌺🌺🌺🌺🌺 🌺🌺


Bangun Cha ...

__ADS_1


mie nya sayang tuh belom di makan πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚


Like komen nya yuk ramai kan


__ADS_2