Suami Dadakan

Suami Dadakan
extara bab 88


__ADS_3

🌻🌻🌻🌻🌻


"Sepi banget!"


"Eh, ada si Ay kayanya"


"Ay, mbak Aish mana?, Ay... Ay.. bangun!"


"Loh, Ay! kenapa?"


Hujan yang datang ke panti terkejut saat pemuda di hadapannya itu tak kunjung bangun meski ia sudah mengguncang tubuhnya dengan sangat keras.


.


.


"Mbak tolong!" jerit Hujan saat mbak Aish dan Nisa datang, mereka nampak ikut terkejut dengan apa yang terjadi pada Air


"Loh, Kakak kenapa, Jan?" tanya Nisa.


"Gak tau, Aku kira tidur tapi kok gak bangun bangun" jelas Hujan masih panik.


Dengan langkah cepat Mbak Aish meminta bantuin laki-laki untuk mengangkat tubuh Air agar bisa di baringkan di kamar.


.


.


"Untung ada kamu, Jan" ucap lega Mbak Aish.


"Aku tadi disuruh mampir buat ambil barang bunda yang ketinggalan, mbak" jawab Hujan sambil mengoles kan minyak angin di hidung juga pelipis Air yang belum sadar.


"Kamu temenin sebentar ya, kita mau cek kamar dulu" pamit Nisa karna tadi ada beberapa lansia yang terlihat kaget saat Air di bawa ke kamar.

__ADS_1


"Iya, Mbak. Moga Air cepat siuman" lirih Hujan, se kesal apapun ia pada Air, jika melihatnya begini hatinya tetap saja kasian.


Sepeninggal Mbak Aish dan Nisa kini tinggal Hujan dan Air yang berada di dalam kamar, gadis itu memandang lekat wajah yang sedang terpejam itu dengan seksama.


Air mengerjap kan sedikit matanya, saat ia merasa pipinya di sentuh oleh tangan lembut seseorang.


"Eh, Lo dah sadar!" Hujan yang kaget langsung menarik tangannya.


"Gue dimana?" tanya Air yang masih sedikit pusing.


"Di panti, lo pingsan barusan" jawab Hujan sambil bangkit dari duduknya di tepi ranjang tepatnya di sebelah perut Air


"Mau kemana?" tanya Ay menahan tangan Hujan.


"Gue mau panggil mbak Aish, mau bilang kalo Lo udah sadar" Entah kenapa Hujan tak menepis tangan Air yang terasa begitu hangat.


" Diem disini! temenin gue sebentar aja" pintanya lirih, Hujan sampai menautkan alisnya saat melihat Air memejamkan matanya lagi.


"Gue capek, gue belum tidur!" ucapnya pelan hampir tak terdengar jelas tapi Hujan mampu mengerti.


Hujan tak bisa beranjak karna tangannya masih di tahan oleh pemuda yang kini mulai mendengkur halus menandakan ia tengah tertidur pulas terbuai mimpi.


Cukup lama gadis itu menunggu Air terbangun sampai akhirnya ia bergeliat kecil.


"Ay, udah malem, gue mau pulang"


Air membuka sedikit matanya, Namun ia tersentak kaget saat melihat Hujan duduk tepat disisinya.


"Eh Lo ngapain!" sentak Ay, bahkan ia menepis kasar tangan Hujan yang padahal sedari tadi di genggamnya.


"Ko gue bisa sama Lo di dalam kamar sih" Raut panik jelas terlihat di wajahnya, Air Langsung terlonjak bangun lalu meringsek ke pojok kasur.


Perilaku dan sikap Air yang tiba-tiba heboh tentu membuat Hujan juga ikut terkejut, bahkan ia sampai bangun dari duduknya saat Air menepis kasar tangannya.

__ADS_1


"Lo ngapain disini sih!"


"Lo gak ngapa-ngapainin gue kan!" tanya Air penuh selidik.


Hujan yang kesal karna Air kembali ke sikap yang biasanya hanya bisa mendengus sebal, ia memutar bola matanya jengah dengan tangan ia letakkan di pinggang rampingnya.


.


.


.


.


.


.


Gue abis perkosa Lo tadi...


Dan itu rasanya!


Ah... mantap!!!!


🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉


Hujan parah ih nakutinya..


Ayo kak nangis 🤣🤣🤣🤣


Udah lama gak nangis kan!


kangen kakak Ay jerit jerit 😭😭😭

__ADS_1


Like komen nya yuk ramai kan ❤️


__ADS_2