Suami Dadakan

Suami Dadakan
bab 41


__ADS_3

" Kalian sedang apa?"


Tiba tiba suara mama mengagetkan keduanya. Rossa langsung melepaskan cengkramannya dan Melisa mengatur posisinya agar kembali tegap berdiri.


"Enggak, Tante. kita gak ngapa-ngapain" jawab Rossa dengan wajah panik.


" Lalu kenapa kalian berteriak?" tanya mama curiga.


"Tadi aku mau lepas ikat rambut ku karna buru-buru jadi sedikit tertarik" balas Melisa kemudian.


"Oh, ya sudah"


Mama lalu pergi meninggalkan kedua gadis yang masih gugup itu.


"Awas Lo ya, urusan kita belum selesai" ancam Rossa kembali.


"Kayanya kamu ya yang punya urusan, aku gak merasa punya urusan apapun denganmu" jawab Melisa dengan menaikkan dagunya menantang.


Rossa hanya menatap tajam kearah Melisa, ia menyenggol bahunya dengan sengaja saat pergi meninggalkannya.


Melisa yang mendapatkan perlakuan seperti itu hanya bisa menggeram kesal. Dibanting nya pintu kamar lalu ia berlari ke arah ranjang.


Ia luapkan rasa marahnya dibawah bantal yang menutupi wajahnya.


Kenapa?


kenapa dia gitu sama aku!


apa salahku.. jika aku bicara pada mas Reza mana mungkin dia percaya!


Dan aku?


aku hanya akan di cap sebagai tukang ngadu.


Melisa terus menangis, Air mata terus membanjiri wajah cantiknya yang alami.


Bayangan lima hari harus di rumah ini pun bersama Rossa terus menari di kepalanya.


Adakah yang akan membelanya nanti?


***


Jam makan malam tiba, semua sudah berkumpul di meja makan kecuali Reza yang memang belum kembali dari kantornya.


Mama sesekali melirik menantunya yang sedikit berbeda, matanya yang sembab dan merah sangat kontras dengan kulit wajahnya yang putih mulus.


"Ada apa,Mel?" tanya mama saat makan malam selesai


"Gak apa apa, Mah?" jawabnya dengan senyum terpaksa.


"Kamu habis menangis?" tanya mama lagi karna penasaran.


"Mas Reza belum pulang"


Mama dan papa tertawa mendengar alasan menantu kesayangannya itu, kecuali Rossa yang membuang muka karna kesal.


"Nanti juga pulang, Mel" ucap papa menenangkan..


Melisa hanya mengangguk pelan, ia tersenyum kecil untuk menutupi kebohongannya tentang alasan ia menangis.


"Mama dan papa akan segera berangkat, kalian baik baik dirumah ya" pesan mama pada ketiga gadis dihadapannya.


"Mama jangan lama-lama" rengek Ameera.

__ADS_1


"Iya, sayang. kami akan segera pulang" jawab papa sambil menciumi anak bungsunya itu.


"Rossa, Tante harap kamu gak keluar malam ya" pesan mama, yang hanya di balas anggukan dan senyuman.


"Dan kamu,Mel. jangan pulang terlalu sore jika ke panti asuhan"


"Iya,Mah"


Mama tersenyum saat ketiganya paham dan menyanggupi semua pesan dan aturan yang di berikan nya.


Pukul delapan malam pasangan paruh baya ini sudah bersiap untuk berpamitan. sebelum memasuki mobil ternyata Reza sudah kembali.


"Mah, Pah" sapa Reza mencium kedua tangan orang tuanya.


"Baru pulang?" tanya papa.


"Iya, Pah. ada kecelakaan dijalan, jadi macet" jawab Reza jujur.


" Kami akan berangkat sekarang, jaga istri adik dan saudaramu dirumah ya" pesan mama setelah memeluk anak sulungnya itu.


" Siap,Mah!"


"Jangan pulang terlambat, lihat Semerah apa mata istrimu?" goda papa yang melirik menantunya.


Reza menoleh, senyum kecil mengukir di sudut bibirnya..


"Iya, Pah, tenang aja"


setelah bersalaman secara bergantian mama dan papa bergegas masuk kedalam mobil menuju bandara, sedangkan ke empat orang yang tertinggal masuk bersama kedalam rumah.


"Kak Reza mau makan?"tanya Rossa yang mampu membuat langkah Melisa terhenti.


"Aku udah makan, Cha" jawab Reza masih terus berjalan meninggalkan istrinya.


"Terima kasih, ya"


Reza yang bingung istrinya tak ada disisinya akhirnya menoleh kebelakang.


"Kamu ngapain berdiri disitu?" tanya Reza heran.


"Ah, enggak.Mas!"


Melisa sedikit berlari untuk menghampiri suaminya.


"Yuk, masuk kamar" ajak Melisa langsung menggelayutkan tangannya di lengan Reza.


Rossa yang melihat kemesraan keduanya pun langsung mengepalkan tangannya,Kesal.


Jangan harap bisa menggoda suamiku,


dasar setan kecil..


Melisa menjulurkan lidahnya pada Rossa saat sudah menaiki tangga, dibalik punggung Suaminya.


"Kamu nangis?" tanya Reza yang sudah menangkup wajah sang istri.


"Iya, aku merindukan mu" Jawab Melisa sambil memasang wajah imutnya.


"Aku mandi dulu ya, habis itu kita piknik" goda Reza setelah mencium kedua mata Melisa yang nampak masih sedikit merah.


Melisa yang sudah berganti pakaian dengan piyama tidur pendeknya langsung merangkak naik keatas tempat tidur, ia duduk bersandar di punggung ranjang menunggu Reza selesai membersihkan tubuhnya.


"Mau mulai dari mana?" goda Reza saat ia sudah ikut masuk kedalam selimut.

__ADS_1


"Apanya?"


"Penjelajahannya!" .


Kini tangannya sudah menyusup di sekitar tebing putih diatas gunung Everest.


Melisa yang mendapatkan sentuhan dari Reza hanya bisa memejamkan matanya, tentu itu tak disia-siakan oleh Reza.


Tangannya tak lagi meraba melainkan menarik tengkuk istrinya Agar mendekat ke arahnya.


CUP..


Reza mencium bibir ranum gadis halalnya itu dengan lembut bahkan sangat lembut.


Masih sebatas mengecup, Melisa belum berani bereaksi membuat Reza akhirnya menggigit bibir bawah istrinya.


"Buka!!" ucapnya pelan disela deru nafas yang memburu.


Melisa kembali memejamkan matanya, kini ia mulai membuka sedikit bibirnya agar Reza bisa leluasa bermain dan bertarung.


Puas dengan sesi rujakan, kini ia berangsur turun ke tebing putih milik istrinya.


Tak ada satu inci pun ia lewati saat Patroli untuk meninggalkan jejak penjelajahannya.


Tangannya kini sudah Sigap membuka awan penghalang untuknya menggelar piknik diatas gunung, suara Petir terdengar sangat sexy ditelinga pria yang sedang asik bermain dengan kerikil kecil diatas puncak.


"Mas!" Melisa bergeliat sembari mencengkram bahu suaminya yang polos.


"Tahan sayang, belum apa apa" bisik Reza pelan sambil memainkan daun telinga sang istri.


Ia terus menjalankan aksinya, menikmati traveling sejenak sebelum menuntaskan tugas patrolinya di hutan belantara yang kemudian dilanjutkan bercocok tanam di dalam gua.


"Mau sekarang?" goda Reza pada Melisa yang masih memejamkan matanya, hanya nafas beratnya yang terasa begitu hangat.


Melisa mengangguk pasrah, tak ada yang bisa ia lakukan kecuali membiarkan suaminya berlaku sesukanya.


"Udah gak sakit kan?" tanya Reza sebelum memulai.


"Enggak, asal pelan pelan ya!" jawab melisa mengiba.


"Pasti sayang, lagian buru-buru mau kemana?" kekeh Reza kemudian.


Dengan penuh perasaan Reza memulai aksi patrolinya dengan pentungan yang siap mengobrak Abrik lahan kepemilikan sang istri yang akan ia jelajahi saat ini juga.


"Loh, ko gini" gumam Reza saat baru sedikit ia malajukan aksinya.


"Ra.. masih sakit?" tanya Reza heran.


"Enggak, Mas" jawab melisa bingung.


Ia mengeluarkan lagi pentungan yang baru setengah menancap.


"Hemmm... Tsunami Dateng"


🐍🐍🐍🐍🐍🐍🐍


karungin lagi bangπŸ€ͺπŸ€ͺπŸ€ͺπŸ€ͺ


Like komennya yuk ramaikan..


ayo dong di like jangan jadi sidersπŸ˜‚πŸ˜‚


panjang umur ya buat kalian yang udah mau nyisihin sedetik waktunya untuk klik πŸ‘.

__ADS_1


πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™


__ADS_2