
__ADS_3
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Pelayanan macam apa ini hah?! lama sekali" ucap seseorang berteriak keras di dalam restoran.
Orang-orang hanya terdiam tidak berani ikut campur ataupun terlibat kedalam masalah orang tersebut.
Hiro hanya menghela nafas dan mencoba menjelaskannya dengan cara berbicara tenang, baik, sopan, ramah dan hangat. Tetapi apabila semua cara tersebut tidak berpengaruh maka satu-satunya cara yang tersisa adalah kekerasan.
"Mohon maaf tuan tetapi hari ini kami memang sedang kekurangan pelayan karena sebagian dari mereka sedang mendapatkan hari libur, jadi hanya kami yang tersisa bekerja hari ini. Sekali lagi kami meminta maaf atas ketidaknyamanan nya" ucap Hiro dengan ramah dan tenang.
CURRR~…
Tiba-tiba sebotol air minuman mengalir dari atas kepala Hiro membuatnya basah kuyup, orang yang melakukannya adalah sosok gendut sepupu raja (katanya).
"Berhenti berbicara omong kosong seperti itu, aku tidak butuh penjelasan melainkan pelayanan khusus!" ucapnya.
Hiro mengelap wajahnya yang basah dan sedikit mundur kebelakang.
'Kalau seperti ini sih sudah kelewatan sialan!' ucap Hiro dalam hatinya sangat kesal.
Ia mengambil langkah ancang-ancang sejauh 3 langkah dan berlari dengan cepat.
BRAKK…BRUKKK…
"Aaaaaa…"
"Tuan?!"
Semua pengawalnya berteriak dan buru-buru melihat keadaan orang yang Hiro tendang dengan sangat keras itu hingga terpental keluar restoran menabrak dinding restoran hingga roboh.
Meskipun tidak ada energi alam atau kekuatan dari sistem tapi tubuh Hiro sudah terlatih, di ibaratkan bahwa Hiro adalah tentara elite yang terlatih sempurna.
"Sialan! berani sekali kau memperlakukan ku seperti ini?! tangkap bajingan itu!" ucap pria gendut tersebut.
Para prajurit seketika langsung mengepung Hiro yang masih berdiri dengan tenang.
"Diam jangan bergerak! anda di tahan karena menyerang keluarga kerajaan!" ucap para prajurit.
Tapi Hiro tidak gentar ataupun takut, ia tersenyum tenang sambil menatap sekitarnya yang di kelilingi oleh para prajurit.
'Sistem, apa bisa percepat kamu aktif kembalinya sistem? aku cukup dalam situasi yang berbahaya' ucap Hiro dalam hatinya.
Tidak ada jawaban sama sekali membuat Hiro sedikit khawatir, tapi ia tidak memperlihatkan nya pada ekspresi wajah agar tidak di remehkan oleh orang-orang. Harga diri no satu bagi Hiro!.
"Hey bajingan?! akan aku buat kau menyesal karena telah mempermalukan diriku! lihat saja hukuman orang yang menyerang keluarga kerajaan adalah hukuman mati!" ucap pria gendut tersebut dengan murka.
"Cepat tangkap bedebah itu!" ucap pria gendut tersebut menunjuk marah ke arah Hiro.
Para prajurit pun seketika menyerang Hiro dan di saat mereka beberapa langkah lagi dekat dengan Hiro tiba-tiba terdengar suara teriakan keras dan dingin di luar restoran.
"Berhenti!!! apa yang kalian lakukan hah?!" ucap sosok tersebut yang keluar dari kereta kudanya bersama dengan kedatangan tiba-tiba puluhan atau ratusan prajurit pengawal.
Kejadian tersebut sontak membuat semua orang terkejut terkesima, karena apa yang mereka lihat adalah sebuah lambang kerajaan pada salah satu kereta kuda rombongan itu.
Lambang kerajaan yang sangat mencolok dan menggambarkan bahwa pemiliknya adalah seorang Raja.
BRUKKK… BRUKKK…
Orang-orang yang melihat sosok tersebut seketika langsung menjatuhkan tubuh mereka dan bersujud kepada orang yang berteriak keras.
"SALAM YANG MULIA!!!" ucap mereka semua serentak, kecuali rombongan prajurit dari pria gendut. Mereka masih terdiam tercengang melihat sosok di depannya adalah seorang raja penguasa mutlak kerajaan Manipeda.
"BERLUTUT!!!" ucap salah seorang rombongan raja dengan berteriak sangat keras dan dingin.
Setelah mendengar teriakan tersebut barulah prajurit pengawal pria gendut tadi langsung bersujud dan memohon maaf atas ketidaksopanan mereka semua.
Tapi raja tidak menjawab salam mereka, ia hanya berjalan perlahan mendekat ke arah Hiro dan pria gendut.
Si pria gendut ini mengira bahwa kedatangan raja akan menguntungkannya, jadi ia dengan cepat mendekat ke arah raja.
"S-saudaraku? kamu datang kemari karena diriku kan? tolong bantu aku, hukum pelayan rendahan dan bajingan ini karena telah mencoba melukai diriku yang merupakan keluarga kerajaan!" ucap si gendut sambil menunjuk ke arah Hiro.
Sang raja hanya melihatnya dan melihat ke arah yang di tunjuk oleh si gendut.
Pada saat tatapan nya fokus pada Hiro, raja membelalakkan matanya dan gugup.
'Sial! apa-apaan si gendut ini? dia menyuruhku menghukum tamu Dewi? sungguh cari mati dia!!' pikir raja berkeringat dingin.
PLAKKK!…
Pria gendut tersebut terkena tamparan keras dari tangan raja yang kasar. Hingga ia limbung dan jatuh ke lantai dengan hidung berdarah.
"Aku dengar kau kembali menindas rakyat?! meskipun kau adalah sepupuku tetapi untuk kali ini aku tidak akan membiarkan mu, bawa bedebah ini ke ruang sidang eksekutif yang ada di kerajaan dia harus membayar semuanya atas kelakuannya selama ini!" ucap raja dengan tegas memerintahkan para prajuritnya.
"T-tidak saudaraku!, kumohon maafkan aku untuk kali ini saja…" ucap pria gendut tersebut sambil merengek ketakutan karena persidangan tersebut sangat tegas dan membela keadilan. Tidak peduli mau itu keluarga kerajaan atau raja sekalipun apabila bersalah maka akan di hukum.
Sang raja tidak mempedulikannya dan kembali menatap Hiro.
"Yang Mulia Dewi, bersedia untuk bertemu denganmu" ucap raja.
"Benarkah?" ucap Hiro.
"Aku tidak berani berbohong mengatasnamakan Dewi!" ucap raja dengan tegas.
"Baiklah aku akan ikut denganmu" ucap Hiro tersenyum senang.
Raja mengangguk kemudian menyuruh pasukannya untuk membubarkan semua orang dan membereskan semua kekacauan yang terjadi.
Hiro mengikuti raja pergi ke istananya dengan menaiki kereta kuda yang sama.
"Boleh aku bertanya sesuatu?" ucap raja tiba-tiba.
"Ada apa Yang Mulia?" ucap Hiro.
"Siapa kamu sebenarnya?" tanya raja dengan serius.
__ADS_1
Hiro hanya tersenyum kecil dan berkata, "Aku? manusia biasa, apalagi yang harus di pertanyakan?".
Mendengar jawaban Hiro membuat raja sedikit kecewa tetapi apa yang di katakan Hiro memang benar karena dirinya juga melihat Hiro hanyalah seorang manusia biasa tidak lebih ataupun kurang.
"Hahh baiklah, tapi aku sungguh mohon sama kau jangan berbuat tidak-tidak terhadap Dewi" ucap raja dengan serius.
Hiro mengangguk, "Tidak masalah, tenang saja aku juga tahu batasan" ucapnya.
Raja yang mendengarnya barulah bisa menghela nafas lega.
Setelah beberapa saat perjalanan yang cukup lama akhirnya Hiro dan rombongan raja telah sampai di istana kerajaan Manipeda.
Keluar dari kereta kuda Hiro mengikuti raja menuju ke salah satu ruangan yang mungkin hanya di ketahui olehnya, bahkan ruangan tersebut katanya di segel selamanya oleh raja tidak ada satupun yang di ijinkan untuk memasukinya bahkan pelayan untuk membersihkannya pun hanya mengusap-usap membersihkan debu pintunya saja.
"Aku hanya bisa menemanimu sampai sini saja, karena Dewi melarang siapapun untuk masuk hanya dirimu seorang saja" ucap raja.
"Baiklah terimakasih untuk segalanya, doakan aku agar kembali dengan selamat" ucap Hiro dengan dramatis, mendengar perkataan Hiro membuat raja berdebar-debar dan khawatir.
"Jangan bercanda! pokoknya kau harus kembali dan ceritakan kepadaku bagaimana kesan mu bertemu dengan Dewi!" ucap raja.
"Hahaha baiklah-baik, pada saat aku kembali maka akan aku ceritakan semuanya kepadamu dan akan aku ceritakan tentang dirimu kepada Dewi" ucap Hiro sambil tersenyum dan kemudian masuk ke dalam ruangan tertutup tersebut.
Setelah melihat Hiro masuk ke ruangan tersebut langsung raja memerintahkan untuk menjaga ketat ruangan itu dan juga jangan sampai membiarkan siapapun melewatinya atau memasukinya, kalau masih keras kepala maka mereka di ijinkan untuk membunuhnya di tempat secara langsung.
***
Hiro setelah masuk ke dalam ruangan, ia hanya melihat banyak sekali barang-barang untuk pemujaan dengan dinding putih polos.
Dan di depannya terdapat sebuah kursi dengan meja berkain putih pula, ia pun duduk dengan tenang menunggu apa yang terjadi selanjutnya.
SWOSHHH…
Aura emas beserta putih cerah menyinari seluruh ruangan dan tiba-tiba muncul sesosok wanita cantik, putih nan indah tiada bandingannya.
"Apa kamu yang mengajukan putraku meminta agar di pertemukan denganku?" ucapnya dengan lembut dan merdu.
Hiro terkesima sekejap saat mendengar suara sosok tersebut.
"Apa kamu mendengarkan ku?" ucapnya kembali pada saat tidak ada jawaban sama sekali pada Hiro.
"A-ahh, maafkan aku… Benar, akulah yang meminta untuk di pertemukan dengan anda Dewi?" ucap Hiro dengan gugup.
"Hihi… Kenapa kamu gugup begitu? padahal selama ini kamu begitu tegas dan keras" ucap Dewi tertawa kecil.
Tawa nya pun sangat merdu sekali hingga membuat telinga Hiro nyaman sekali mendengarnya.
"Ha-ha, maafkan aku karena kecantikan dan kesempurnaan anda lah yang membuat saya seperti ini" ucap Hiro.
"Hihi maafkan aku apabila kecantikan ku membuat mu repot, baiklah mari kembali ke topik awal. Apa tujuan mu ingin bertemu denganku?" ucap Dewi.
"Ekhem… Baiklah, pertama-tama apakah kamu tahu siapa diriku yang sebenarnya Dewi?" ucap Hiro kembali tenang.
Dewi pun tersenyum mengangguk, "Apakah ada seorang penguasa yang tidak tahu dunia miliknya di masuki orang tidak di kenal? apakah penguasa tersebut akan membiarkan nya? tentu tidak kan, pasti ia akan mencari tahu siapa sosok yang berani-beraninya memasuki dunianya tanpa meminta ijin kepadanya" ucap Dewi dengan sangat panjang.
Hiro hanya tersenyum canggung karena dialah sosok yang tidak sopan yang di bicarakan oleh Dewi.
"Tidak masalah, lagipula kamu tidak berbuat macam-macam di dunia ini. Sedangkan untuk ledakan yang kamu sebabkan sudah aku lupakan, jadi tenang saja" ucap Dewi sambil tersenyum manis.
JLEB!…
Pada saat mendengar tentang ledakan dari mulut Dewi membuat Hiro tertusuk hati nuraninya solah-olah anak panah menembus jantungnya.
"A-aku minta maaf soal itu juga" ucap Hiro.
"Hihi sudah kubilang tidak masalah" ucap Dewi tertawa kecil melihat Hiro yang merasa bersalah.
"Baiklah Dewi…"
"Harum, panggil saja Harum karena status kita hampir sama benarkan?" ucap Dewi Harum sambil tersenyum penuh makna pada Hiro.
"Baiklah Harum, panggil aku juga Hiro saja" jawab Hiro.
"Baiklah Hiro, ada urusan apa denganku?" tanya Harum kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama
"Bekerjasama lah denganku, bantu aku melawan orang-orang luar galaksi" ucap Hiro to the point.
Dewi Harum sedikit tersentak saat mendengarnya, ia tidak menyangka bahwa masalah yang di hadapi Hiro sangat serius.
"Apa yang ingin kamu lakukan? perang?" tanya Harum.
"Bukan perang, melainkan pemburuan orang luar" ucap Hiro tersenyum kejam.
Dewi Harum dibuat terkejut kembali dengan apa yang di katakan oleh Hiro.
"Hahhh… Sebelumnya aku ingin bertanya apa yang akan kamu lakukan apabila aku menolak membantu dirimu?" ucap Dewi Harum serius.
"Tidak masalah juga sih, asalkan kalian diam saja tidak ikut campur apalagi kalau sampai membantu musuhku… Aku berjanji apabila itu terjadi setelah aku selesai dengan para serangga maka giliran kalian yang akan aku kejar sampai kemanapun!" ucap Hiro dengan dingin dan menatap tajam Dewi Harum.
Merinding, itulah yang di rasakan Harum saat di tatap oleh Hiro.
"A-ah aku tidak bisa memutuskan secara sepihak, karena dirimu tahu kan bahwa dunia ini di kuasai oleh 3 Dewa? lebih baik kamu tanya mereka terlebih dahulu, kalau salah satu di antara mereka setuju membantu dirimu maka aku janji akan memilih untuk membantu juga tetapi apabila sebaliknya mereka berdua menolak maka tidak ada yang bisa aku lakukan" ucap Dewi dengan serius.
Hiro hanya mengangguk mengerti, "Untuk saat ini keputusan mu sudah cukup membuatku mendapatkan sedikit harapan" ucap Hiro.
"Tapi kamu tenang saja walaupun kami menolak, akan aku usahakan untuk menahan mereka agar tidak ikut campur" ucap Dewi.
"Baik terimakasih" ucap Hiro tersenyum tulus.
"Tidak masalah, lebih baik berhubungan baik dengan mu daripada menjadi musuh" ucap Dewi Harum.
"Iyah tidak masalah, aku pun berjanji bahwa tidak akan membuat masalah dengan kalian walaupun kalian menolak membantu ku" ucap Hiro.
"Tetapi Hiro, ngomong-ngomong bagaimana bisa dirimu menjadi manusia biasa? apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan?" tanya Dewi sangat penasaran karena sejak awal Hiro memasuki dunianya, ia merasa bahwa kekuatan Hiro sangat luar biasa besar tetapi suatu hari tiba-tiba kekuatan tersebut menghilang begitu saja seperti tidak pernah ada sebelumnya.
"Rahasia… Tetapi satu hal yang bisa ku beritahukan bahwa besok atau lusa kekuatan ku akan kembali seperti semula" ucap Hiro tersenyum tenang.
__ADS_1
"Benarkah?" tanya Dewi.
Hiro hanya mengangguk, karena memang benar bahwa besok adalah hari ketujuh ia menjadi manusia biasa dan setelah itu sistem akan kembali aktif bersama dengan kembalinya kekuatannya seperti semula.
Tiba-tiba tubuh Dewi menjadi kabur dan perlahan-lahan kehilangan bentuknya.
"Ahhh sepertinya waktuku sudah habis, senang berbicara denganmu sungguh suatu keberuntungan dapat berbincang dengan calon penguasa mutlak seluruh dunia bahkan seluruh alam semesta" ucap Dewi tersenyum manis.
"Hemmm senang juga bertemu denganmu, terimakasih atas waktunya Harum. Kuharap selanjutnya kita dapat berbincang-bincang lagi tanpa batas waktu" ucap Hiro tersenyum senang.
"Baiklah aku pergi dulu…"
"Tunggu, putra mu raja kerajaan Manipeda memberi selama kepadamu" ucap Hiro.
"Hihi, anak kecil itu ternyata sudah besar. Sampaikan salam sayang ku kepadanya" ucap Harum tersenyum sangat manis setelah itu menghilang dan ruangan tersebut kembali menjadi seperti semula, cahaya terang pun perlahan meredup.
Hiro hanya tersenyum dan berdiri untuk segera keluar.
KRIIETT…
Pintu terbuka dan Hiro keluar dari sana, saat di luar ia melihat banyak sekali prajurit yang berjaga-jaga di depan ruangan.
"Hemm halo? bisa panggilkan Yang Mulia raja?" ucap Hiro.
Para prajurit sedikit terbengong-bengong tetapi segera tersadar kembali.
"Baik tuan, mohon tunggu sebentar!" ucap mereka dan segera pergi dengan cepat.
Hiro dengan tenang menunggu di depan ruangan sambil menutup kembali pintunya.
'Dewi itu sungguh sangat cantik hampir setara dengan Yue' pikir Hiro yang masih terbayang-bayang akan kecantikan Dewi Harum.
Setelah beberapa saat menunggu akhirnya raja datang menghampiri Hiro.
"Kamu sudah kembali? bagaimana rasanya bertemu dengan Dewi hah? cepat ceritakan kepadaku!" ucap raja dengan sangat bersemangat.
"Haha tunggu sebentar Yang Mulia, pertama-tama aku akan memperkenalkan diri terlebih dahulu… Panggil saja aku Hiro, Yang Mulia" ucap Hiro sambil tertawa.
"Ahh benar juga, perkenalkan namaku adalah Pidana XII" ucap raja.
"Pidana?" ucap Hiro dengan muka aneh.
"Iyah kenapa? apa ada yang aneh dengan namaku?" ucap raja yang bernama Pidana XII.
"Tidak, hanya saja baru kali ini aku mendengarnya" ucap Hiro tersenyum kecil.
"Ah baiklah kembali ke topik, cepat ceritakan bagaimana kesanmu bertemu dengan Dewi?" ucap Pidana.
"Ekhem, Dewi Harum sangatlah cantik bahkan tidak ada yang bisa menandingi kesempurnaan yang ia miliki" ucap Hiro.
"Hah?! benarkah? haishh, sungguh aku ingin bertemu sekali saja dengan Dewi walaupun hanya 1 detik" ucap Pidana sedih.
"Ohh Dewi pun memberi salam sayang kepadamu" ucap Hiro.
"Serius?! kamu tidak bohong kan?!!!" ucap raja semangatnya menggebu-gebu.
"Untuk apa juga aku berbohong?" ucap Hiro.
"Aaaaahhhhhh… Aku sangat sayang kamu juga Dewiiiiiii" teriak keras raja yang sangat menggetarkan seluruh istana.
Hiro pun menutup telinga nya karena suara keras tersebut membuatnya sakit.
"Cukup! apa kamu tidak malu hah?! kamu itu raja!" ucap Hiro sedikit kesal dengan sikap memalukan raja yang berlebihan.
"A-ahh maaf aku terlalu senang karena baru pertama kalinya mendapatkan salam dari Dewi secara langsung" ucap raja dengan tangis haru.
"Sudahlah aku harus kembali" ucap Hiro.
"Tunggu… Tinggal saja di istana, akan aku sediakan semua keperluan mu" ucap raja.
Hiro terdiam sesaat menimbang-nimbang penawarannya, 'Cukup menguntungkan sih, tapi… Ahh sudahlah persetan dengan semuanya hemat uang lebih baik!' pikir Hiro.
"Baiklah, terimakasih" ucap Hiro tersenyum senang.
Raja mengangguk dan memerintahkan para pelayan untuk menyiapkan satu ruangan khusus.
Setelah itu Hiro berbincang-bincang kembali dengan raja hingga matahari terbenam dan Hiro pun di antar oleh pelayan istana menuju kamar untuknya yahh telah di sediakan sebelumnya.
***
Keesokan harinya setelah terbangun Hiro mencoba mengecek status apa sistem telah kembali aktif.
"Sistem status!" ucap Hiro.
…
"Sistem?" ucap Hiro kembali mencoba memanggil sistem.
{Mengaktifkan fitur sistem…}
{1%…10%…15%…20%…25%…30%…40%…50%…55%…60%…65%…70%…80%…90%…95%…98%…99%…100%…}
{Sistem kembali aktif…}
{Senang bertemu dengan anda kembali tuan? apa kabar anda baik-baik saja selama sistem nonaktif?}
"Sistemmm!! aku merindukanmu!" ucap Hiro dengan histeris.
{Hemmm sistem dapat menebaknya bahwa hari-hari yang anda jalani sangat tenang kan?}
"Tidak juga, ada satu masalah tapi untungnya dapat aku selesaikan" ucap Hiro dengan bangga.
{Woahhhhhhh! sistem bangga sekali kepada anda tuan}
{Sebagai hadiah karena sistem telah aktif kembali dan anda berhasil menjalani kehidupan manusia biasa dengan lancar…}
__ADS_1
{selamat tuan! anda mendapatkan seperempat peta menuju ke kursi Sang Absolute!}
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
__ADS_2