SALAH NIKAH

SALAH NIKAH
260.


__ADS_3

Arkhan kembali menggenggam pergelangan tangan Zalfa. “Apakah kau tidak bisa merasakan kalau sentuhan ini adalah sentuhan dari tangan suamimu? Bukankah tanganmu sudah sering kusentuh begini? Lalu kenapa kau tidak bisa mengenaliku?” kesal Arkhan.


“Maaf. Aku kurang ngeh soal itu. iya, seharusnya aku tahu kalau tangan yang menggenggamku adalah tanganmu, tapi sepertinya aku kurang konsentrasi.”


“Ya, kau mengenalku hanya saat menganiayaku saja.”


Zalfa malah mengulumm senyum mendengar pernyataan Arkhan. “Lagian , kenapa kamu datang kemari dengan penampilan begini? Pakai nempelin kumis segala lagi, aku kan jadi pangling.” Zalfa kemudian terkekeh saat mengamati kumis Arkhan dengan seksma. Wajah Arkhan jadi kelihatan lucu.


“Lihatlah isi kafemu ini. apa kau tidak menyadari kalau isi kafemu ini mendadak dipenuhi oleh pengunjung yang mayoritas adalah para remaja?”


Zalfa mengedarkan pandangan, menatap pengunjung yang ternyata mayoritas adalah para gadis remaja, seperti yang Arkhan katakan.


“Kau tahu apa tujuan mereka mengunjungi kafemu?” Tanya arkhan membuat kening Zalfa mengernyit. “Mereka hanya ingin bertemu pria yang bernama Arkhan untuk bisa melihat di jarak dekat. Beberapa gadis lainnya yang sudah pernah menemuiku di sini, memancing yang lain untuk datang kemari.”


“Ooh… ternyata ketenaranmu membawa keberuntungan. Ini semua berkat Arumi.” Zalfa baru tahu, itulah penyebab Arkhan datang ke kafe dengan keadaan menyamar. “lalu kenapa kamu sampai harus kemari emnemuiku? Apa nggak bisa menunggu nanti aku pulang saja? Atau… jangan-jangan kangenmu nggak bisa ditunda lagi?”


“Aku ingin memberitahukanmu suatu hal.”


“Apa itu?” Tanya Zalfa.


“Kau ingat aku pernah kemari hampir dua bulan yang lalu bukan?”


“Ya, lalu?”


“Lihatlah lingkaran kalender di sana!” Arkhan menunjuk kalender di meja kasir.


Pandangan Zalfa mengikuti arah telunjuk Arkhan. “Jadi… lingkaran itu dibuat olehmu?”


“Ya.”

__ADS_1


“Memangnya ada kejadian apa di tanggal itu sampai harus kamu lingkari kalendernya? Apa jadwal kunjunganmu ke kafe ini? eh, tunggu dulu, itu tanggal yang sama persis dengan tanggal yang kusilang pada kalender di kamar. Sebagai pengingat hari pertama haidh-ku.”


Arkhan menarik sudut bibirnya.


“Oh…” Zalfa membingkai pipinya sendiri. “Ini artinya aku udah dua bulan belum datang bulan. Mas Arkhan, ternyata kamu juga perhatian banget dengan hal ini sampai-sampai tanggal mens-ku pun kamu lingkari di kalender.”


Arkhan menatap tangannya yang dipeluk oleh Zalfa.


“Tunggu, maksudku melingkari kalender adalah hari pertamaku menerima pendapatan dari sosial mediaku. Dan bulan ini adalah ketiga kalinya aku menerima pendapatan,” kata Arkhan.


“Oh eh, jadi begitu.” Zalfa melepas pegangan tangannya di tangan Arkhan. Ternyata dia salah paham. Tujuan Arkhan melingkari kalender tidak sama dengan tujuan Zalfa, hanya kebetulan saja momennya terjadi di tanggal yang sama.


“Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu sekarang.”


Arkhan bangkit berdiri dan melenggang pergi. Zalfa pun mengikuti Arkhan keluar. Dia melihat Arkhan berdiri di depan sebuah mobil sambil memencet kunci mobil tersebut.


“Ayo, masuklah!” ajak Arkhan sambil membuka pintu mobile lit.


“Mobil kita.” Arkhan masuk ke mobil sebelum Zalfa menyelesaikan ekspresi terkejut.


Zalfa menyusul masuk dan duduk di sisi Arkhan. Ia sampai tidak menyadari kalau mobil sudah bergerak akibat terlalu fokus mengamati interior mobil. dulu Arkhan memang memiliki mobil mewah yang tersusun rapi di garasi seperti show room. Pria itu memang hobi mengoleksi barang mewah. Tapi rasanya berbeda saat kini memiliki satu mobil, lebih bersyukur.


“Kamu dapatkan mobil ini dari mana?” Zalfa melirik Arkhan.


“Tidak ada salahnya memanfaatkan akun sosial media, bukan? Pertama menarik pendapatan saja bisa mencapai lebih dari Sembilan puluh juta. Bulan berikutnya lebih besar lagi.”


“Selamat ya!”


Arkhan menoleh ke arah Zalfa. “Ini mobil untukmu.”

__ADS_1


Zalfa tersenyum. Dia sebenarnya tidak begitu membutuhkan barang mewah, dia hanya memerlukan kendaraan biasa saja. Namun ia tidak mau membuat Arkhan kecewa jika menampilkan ekspresi kurang suka, sehingga dia pun menampilkan senyum senang.


“O ya, kamu tadi belum menanggapiku. Soal mens yang udah telat dua bulan,” ucap Zalfa saat mengingat masa haidh-nya sudah berlalu cukup lama.


“Ooh.. lalu?”


Zalfa melongo mendengar pertanyaan Arkhan. Kemarin Arkhan bilang sangat mengharapkan anak, sekarang pria itu terlihat biasa saja saat mendengar pernyataan Zalfa.


“Mas Arkhan, aku telat datang bulan berarti ada kemungkinan aku hamil.”


Arkhan menghentikan mobil secara tiba-tiba hingga membuat tubuh Zalfa terhuyung maju.


“Maaf,” ucap Arkhan karena sudah membuat Zalfa terkejut akibat rem dadakan.


“Zalfa, katakan sekali lagi, apa benar kau hamil?” Arkhan menghadap Zalfa.


“Kemungkinan. Tapi kan belum pasti. Ini hanya prediksiku karena udah telat haidh dua bulan,” jawab Zalfa mendadak ragu-ragu. Reaksi Arkhan saat mendengar perkiraan tentang kehamilannya sangat antusias. Dan tiba-tiba Zalfa merasa takut Arkhan akan kecewa jika ternyata dia tidak hamil.


“Oh.. tidak, Zalfa. Kau harus pastikan ini. Ayo, kita ke dokter.” Arkhan kembali menyetir mobil dengan kelajuan tinggi karena tidak sabar ingin segera mengetahui kondisi Zalfa yang sebenarnya.


Saat pertama kali Arkhan mendengar Zalfa hamil, dia merasa memiliki harapan yang sangat jauh tentang kehidupan. Dan kemudian setelah kehilangan bayi pertamanya, harapan tinggi itu terasa hilang begitu saja. Dan dia menyadari, perasaan sangat ingin memiliki bayi itu dua kali lipat lebih besar saat sudah kehilangan. Dan sekarang dia berharap kalau prediksi Zalfa tiak meleset. Semoga Zalfa benar-benar hamil.


BERSAMBUNG


Yuuk kirimin poin dwong buat calon baby-nya Zalkhan. kok sepi nih? 😭😭😭😭 syedih akutuu


.


.

__ADS_1


.


__ADS_2