SALAH NIKAH

SALAH NIKAH
44.


__ADS_3

Mana mungkin Zalfa membiarkan Arkhan mati di hadapannya tanpa ia melakukan usaha apapun untuk menyelamatkannya. Ada sebagian larangan yang bisa menjadi gugur, dan bahkan yang haram bisa menjadi halal ketika dalam kondisi tertentu.


“Tanpa bertanya, kamu pasti tahu jawabannya. Karena nyawamu dalam bahaya.” Gigi Zalfa menggemeletuk saat mengucapkan kalimat itu.


Arkhan tersenyum sinis. “Aku nggak menyangka, masih ada gadis sepolos kamu di dunia ini.”


Cih! Zalfa ingin meludahi pria di hadapannya itu. Ia segera mengalihkan pandangan saat Arkhan menoleh ke arahnya.


Arkhan bangkit berdiri, melangkah mendekati Zalfa. Pandangan Zalfa kembali tertuju kepada Arkhan yang berjalan mendekatinya.


Mau apa pria ini? Lihatlah dia mendekatiku dalam keadaan bertelanjang dada. Cih! Hus, pergi sana!


Muka Zalfa mendadak menegang. Ia melangkah mundur menjauhi Arkhan. Dan pria itu terus melangkah maju.


“Mau apa kau?” suara Zalfa bergetar.


“Kenapa kau setakut itu padaku?”

__ADS_1


“Aku nggak suka terlalu dekat dengan laki-laki.”


“Meskipun laki-laki itu adalah aku?” Arkhan tersenyum mencemeeh. “Kau bilang kau selalu menjaga kehormatanmu, bukan? Aku mau lihat seberapa besar kamu menjaga kehormatanmu.”


“Apa maksudmu?” Zalfa semakin ketakutan. Tatapan Arkhan yang liar membuatnya merasa seperti sedang didekati macam. “Jangan macam-macam!”


“Kamu terlihat begitu naïf, Zalfa. Bagaimana bisa kamu marah saat tidur bersamaku? Bukankah kita sudah pernah melakukan adegan itu sebelumnya? Lebih dari sekedar tidur bersama, Zalfa. Bahkan kulihat kamu menikmati permainanku. Aku begitu gagah dan memuaskan bukan?”


Plak!


Wajah Arkhan sampai tertoleh ke samping akibat telapak tangan Zalfa yang begitu kuat mendarat di pipi pria itu.


Arkhan kembali melangkah maju dan mengikis jarak diantara mereka. Zalfa tidak lagi bisa mundur karena punggungnya membentur dinidng. Sebelah kirinya juga dinding. ******! Ternyata ia berada di pojokan kamar.


Arkhan memegang erat kedua lengan tangan Zalfa saat gadis itu hendak kabur menjauh. Arkhan mendorong tubuh kecil Zalfa hingga tubuh gadis itu terhentak di dinding.


“Aw!” rintih Zalfa merasakan ngilu di punggungnya.

__ADS_1


“Beraninya kau menamparku hanya karena aku mengungkap kenyataan yang memang benar sudah terjadi? Apa kau memungkirinya? Munafik!” Arkhan menekan tubuhnya ke tubuh Zalfa hingga gadis itu tak bisa berkutik.


Ruang gerak Zalfa benar-benar sudah terkikis habis akibat himpitan tubuh besar Arkhan. Bahkan ia tidak lagi bisa menggerakkan kedua kakinya akibat tekanan tubuh pria itu. Punggung Zalfa bahkan menekan kuat ke dinding. Kedua lengannya yang berada dalam genggaman Arkhan terasa sangat sakit sekali. Genggaman tangan kokoh itu benar-benar sangat erat. Nafas hangat Arkhan menyapu seluruh permukaan wajah Zalfa.


Zalfa tidak lagi bisa bicara, ia hanya bisa menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.


“Apa kau pikir duniamu itu sudah cukup baik, huh? Hari ini aku bisa mengulangi kejadian waktu itu kalau aku mau.” Arkhan menempelkan bibirnya ke leher Zalfa, dan tentu saja mengenai jilbab gadis itu.


“Hentikan, Arkhan! Hentikan!” Zalfa gemetar. Tubuhnya yang terkunci, sama sekali tak bisa bergerak hingga hanya matanya yang berkaca yang menjadi saksi rasa takut dari dalam dirinya. “Kau benar-benar menakutkan!”


“Kau takut?” bisik Arkhan di telinga Zalfa dengan suara mendesah.


“Menjauhlah dariku!” Zalfa menitikkan air mata.


Arkhan melirik air mata yang jatuh dari pipi gadis itu dan mendarat di pundaknya yang polos.


TBC

__ADS_1


KLIK LIKE DI SETIAP EPISODE YA, biar semangat akunya


__ADS_2