SALAH NIKAH

SALAH NIKAH
51.


__ADS_3

Zalfa menghentikan motornya di depan sebuah rumah gedong yang pagar besinya setinggi dua meter. Ia baca part awal awal lagi ya, siapa nama asli di ktp arkhan, kamu kurang minum air putih kali ya? 🤭🤭 dari motor dan mendekati pagar. Seorang satpam menyambutnya.


“Anda siapa?” tanya satpam tanpa membuka gerbangnya.


“Zalfa. Mau bertemu Jonathan Yoseph. Ini rumahnya bukan?” Zalfa mengingat-ingat nama di KTP.


Satpam mengernyitkan dahi keheranan.


“Pak, benar ini rumah Jonathan Yoseph?” ulang Zalfa melihat satpam malah terbengong sambil mikir.


“Mm… Iya iya…” jawab satpam agak ragu sambil garuk-garuk pelipis. “Neng ini temen SMA-nya ya?”


“Bukan. Saya mau ngembaliin dompet ini ke dia.” Zalfa mengeluarkan dompet dari tas jinjingnya. “Atau… Saya titipin aja sama Bapak. Nanti tolong kasih ke dia, ya!”


Satpam lekas membuka pintu gerbang. “Neng aja sendiri yang nganterin. Nanti Tuan kebanyakan nanya ke saya. Saya bingung mau jawab apa. Masuk aja, Neng!” satpam mempersilakan.


Ragu, Zalfa berjalan memasuki pintu gerbang, melintasi halaman luas yang asri. Sampai di teras, ia memencet bel. Tak lama kemudian, pintu terbuka. Seorang gadis berusia kisaran tiga belas tahun menyembul keluar. Wajahnya cantik, hidungnya mancung, kulitnya putih, rambutnya lurus tergerai sepanjang punggung, tinggi dan langsing. Berpenampilan layaknya seorang model, rok diatas lutut dan baju bertali satu di pundak membuat lengannya yang jenjang terekspos.


Begitu melihat Zalfa, gadis itu mengangkat alis, mungkin merasa asing pada wajah Zalfa yang baru kali itu ia lihat.

__ADS_1


Zalfa melempar senyum dan dibalas senyum pula oleh gadis itu.


“Apa benar ini rumah Jonathan Yoseph?”


Gadis di ambang pintu itu terdiam sejenak, seperti sedang berpikir.


“Halo, benarkah ini rumahnya?” Kembali Zalfa bertanya.


“Oh… Iya. Ini rumah Yoseph. Dan aku Elia, adiknya. Kau siapa? Apa ada perlu dengan dia?” tanya gadis itu.


“Aku Zalfa. Dompet ini tertinggal di kafeku. Sesuai alamat di KTP, aku antar dompet ini kemari. Tolong berikan dompet ini kepada Yoseph. Dompet ini miliknya, bukan?” Zalfa menyerahkan dompet pada gadis itu.


“Elia, siapa yang datang?” seseorang berteriak dari ruangan lain.


“Kau berikan saja langsung padanya.” Elia melempar senyum ke arah Zalfa kemudian balik badan dan meningalkan Zalfa tanpa menerima dompet itu.


Zalfa hanya bisa terpaku menunggu. Kemudian seseorang menyembul keluar dari ruangan lain. Zalfa terperangah menatap pria yang baru saja muncul, tak lain Arkhan.


“Kau? Ada apa?” Arkhan berjalan mendekati Zalfa. “Kita baru saja bertemu, kenapa kau datang ke sini mencariku? Besok kan masih ada waktu kalau kau mau menemuiku, nggak harus malam-malam begini.”

__ADS_1


Zalfa mengeratkan gigi mendengar kalimat konyol itu. Sedikitpun tidak ada niat di hatinya untuk mencari Arkhan, ia bahkan tidak tahu jika Arkhan ada di rumah itu.


“Aku ke sini bukan untuk menemuimu.”


“Lalu? Siapa yang kau cari di rumahku ini kalau bukan aku?”


What? Ini rumah Arkhan? Zalfa berusaha menyembunyikan rasa kagetnya.


“Masuklah!” Arkhan balik badan, melenggang menuju sofa.


“Enggak. Aku nggak bisa lama,” ucap Zalfa membuat langkah Arkhan terhenti dan pria itu menoleh ke arah Zalfa. “Aku ke sini mau mengantarkan dompet yang tertinggal di kafeku. Ini milik Yoseph….”


“Oo… Thank’s..” Arkhan kembali berjalan mendekati Zalfa dan mengambil dompet itu sebelum Zalfa menyelesaikan kalimatnya.


“Itu milik Jonathan Yoseph…”


“Itu aku,” potong Arkhan dan berhasil membuat Zalfa terdiam bingung. “Nama asliku. Terima kasih udah ngembaliin dompetku.”


TBC

__ADS_1


__ADS_2