Seni Naga Kuno Taiko

Seni Naga Kuno Taiko
Duan Qiye Vs Tun Ri (1)


__ADS_3

Bab 281 Duan Qiye Vs Tun Ri (1)


Tun Ri menggangguk pelan.


“Baik.. aku akan meladeni kamu. Tapi jika kamu kalah, apakah kamu akan tunduk kepada kami?”


Kata-kata yang di lontarkan oleh Tun Ri, Pria paruh baya yang berumur 90 tahunan hanya bisa mencibir secara diam-diam. Bagai mana mungkin pemuda yang lemas seperti Anada sangat masuk akal untuk membuat tunduk kepada dirinya.


Permintaan itu sangatlah tidak masuk akal. Pria berumur 90 tahun dia bernama Duan Qiye. Dia adalah praktisi Pedaang yang sudah lama di gandrungi sejak dulu.


Bahkan Duan Qiye sangat terkenal di kalangan Wilayah Ye Fan.


Hanya saja setelah mendengarkan pemberitahuan bahwa Raja Ye gugur karena melawan musuh yang sangat kuat, dia ingin mengungkapkan ambisinya menjadi raja generasi selanjutnya.


Namun ketika dia sedang memproklamasikan, tiba-tiba ada kabar yang lebih panas, yaitu bahwa raja Tun Ri yang sudah meninggal ratusan ribu tahun sekarang berenkarnasi kembali ke alam atas untuk mengambil wilayah Dunia iblis dan bekas pimpinan Raja Ye Fan.


Tentu saja kabar ini Duan Qiye Singguh sangat tidak percaya dia harus memastikan kebenaran dari kabar tersebut.


Setelah menyelidiki berita yang sangat menghebohkan, dia sudah percaya yang pertama raja Ye Fan sudah mati, dan kedua dia tidak mempercayainya pemuda yang berada di depannya adalah renkarnasi dari raja Tun Ri pada masa lalu.


Dia tidak mempercayainya karena dia paham betul sifat raja Iblis Tun Ri pada masa lalu, yang mempunyai sifat Arogan dan sangat galak.


Banyak pembunuhan yang di lakukan oleh Tun Ri pada masa lalu karena tidak sependapat dengan Tun Ri.


Sekarang dia melihat pemuda yang sedang berada di hadapannya, dan mengakui renkarnasi dari raja Iblis Tun Ri dia sangat tidak mempercayainya.


Karena sifat pemuda yang mengaku Tun Ri tidak memiliki sifat kejam pada masa lalu.


Kemudian dirinya bergegas maju di hadapan Tun Ri tanpa rasa takut sambil menatap kearah Tun Ri main-main.


“Karena kamu adalah renkarnasi dari Tun Ri, sudah pastinya memiliki teknik bela diri jenis yang menentang surga.”


“Maka aku akan menyerang mu terlebih dahulu sehingga kamu bisa menilai berapa jenis kelemahan ku.” Kata-kata yang di lontarkan oleh Duan Qiye sangat sarkasme dan penuh kepercayaan diri yang tinggi.


Tun Ri mengganggukan kepalanya sambil menataplah Duan Qiye penuh minat. Setelah itu berkata. “Baik... kamu menyerang terlebih dahulu untuk menghadapimu mungkin sangat mudah bagiku.”


“Baik bersiaplah aku akan mengeluarkan senjata pamungkas yang akan menuntun mu ke surga.” Duan Qiye menyringai sampai gigi yang berwarna kuning terlihat oleh mata telanjang.

__ADS_1


“Itu terserah kamu aku sudah siap kapanpun kamu menyerangku terlebih dahulu.” Tun Ri membuat aba-aba agar Duan Qiye menyerang secara langsung tanpa bertala tele.


“Sigh!"


Duan Qiye sungguh tidak senang dia melihat kepercayaan diri yang dikeluarkan oleh Tun Ri hanya bisa menggelengkan kepalanya.


Semua para penduduk percaya bahwa Anda adalah reinkarnasi iblis. tapi dirinya tidak percaya dengan omong kosong yang anda katakan.


Duan Qiye mengeluarkan pedang yang memiliki tampilan biasa namun dilihat dari ketajaman bisa memotong gunung memotong planet.


“Sebagai reinkarnasi iblis, kamu akan terhormat bisa melihat jurus yang aku telah sempurnakan bertahun-tahun Dan inilah saatnya aku mengalahkan jurus ini untuk memperlihatkan kepadamu.” Kata Duan Qiye dengan tatapan ke penuh kepercayaan diri yang sangat tinggi.


Tun Ri menggelengkan kepalanya jika di sini ada Long Fai mungkin saja pria tua itu akan dijadikan karung pasir oleh Long Fai.


”Baiklah.. Aku ingin melihat seberapa hebat jurus yang kamu telah sempurnakan sejak dari dulu.” Yun Ri tersenyum tipis dia bahkan tidak takut sama sekali dengan jurusan dikeluarkan oleh Duan Qiye.


“Baik!”


Duan Qiye sangat tidak senang ketika kata-kata Arogan yang dikeluarkan oleh dirinya hanya dibalas dengan Aura yang sinis dari Tun Ri.


"Teknik pedang pemotong gunung dan langit!"


Dia mengangkat pedang itu, seketika ada suara berdengung dari pedangnya yang sangat keras dan begitu menggelegar.


Tun Ri hanya menyipitkan matanya dia sama sekali tidak takut dengan teknik pedang yang begitu mendominasi.


Tangan yang sedikit ramping dari Tun Ri melambaikan ke atas untuk menghalau serangan dan itu. Tapi sebelum peperangan dia berkata kepada Lu Change di sebelahnya.


“Kamu sebaiknya menjengkep dari sini sejauh-jauhnya karena merasa tidak aman pertarungan ini mungkin akan merusakkan tempat yang dilalui.” Kata-kata saran yang dilakukan oleh Tun Ri selamat malam tidak ada jejak kekhawatiran seseorang serangan yang dilakukan oleh Duan Qiye tidak akan membuat dirinya kritis.


"Baik!"


Lu Change berkata sangat lembut dia sama sekali tidak mengkhawatirkan keselamatan dari Tun Ri, karena dia sudah percaya bahwa Tun Ri akan memenangkan pertarungan ini.


Namun sebelum kepergiannya, dia berpesan kepada Tun Ri: “Baiklah.. aku akan pergi dari sini. Kamu berhati-hatilah jangan menghardik terlalu kasar kepada orang tua.”


“Itu bisa di pikirkan aku hanya memberikan bukti kepada pria tua itu, dan tidak ada tuntutan lain seperti membunuh.” Tun Ri tersenyum kepada Lu Change.

__ADS_1


“Baikah.. aku pergi dari sini.." Lu Change mengangguk kepalanya langsung mencium bibir Tun Ri setelah itu, langsung terbang melesat jauh untuk menghindari daerah pertarungan.


Duan Qiye menghina ketika ada adegan mesra. Menurutnya adegan ini sungguh kekanak-kanakan sehingga menguatkan bahwa pemuda di depannya hanyalah pembohong besar yang mengaku-ngaku sebagai reinkarnasi iblis Tun Ri.


Duan Qiye langsung menyambarkan pedang itu dan dirinya meloncat seperti kilat langsung ke arah Tun Ri.


"Sikat!"


"Sring!"


Seharusnya Teknik pedang yang sedang di lakukan oleh Duan Qiye bisa membelah gunung batu dan sebagainya. Namun nyatanya tebasan pedang itu langsung di tangkap tangan hitam kecil milik Tun Ri begitu sangat mudah.


“Hahaha Nama yang begitu mendominasi tapi kemampuan seperti kentut.. apakah kamu tidak malu memberikan nama jurus yang sangat kentut seperti ini.” Tun Ri menggelengkan kepalanya sambil berkata lembut dan penuh hinaan.


"Brengsek!"


Duan Qiye memuntahkan kata-kata kotornya ke arah Tun Ri, dia tahu pedang itu tersangkut di tangan kanan Tun Ri.


Tapi dia juga berpikir keritis, dia langsung mengepalkan tangannya bagian kiri langsung mencoba memukul pipi kiri Tun Ri dengan sekuat tenaga.


"Swosh!"


Tapi sayangnya tamparan yang di lancarkan oleh Duan Qiye masih kalah jauh, dengan tamparan Tun Ri.


"Plak!"


Tamparan Tun Ri sangat keras bahkan ada suara yang sangat Renyah ketika telapak tangan mengenal pipi Duan Qiye.


Akibat tamparan itu, Duan Qiye terhempas menyamping sangat jauh.


"Bang!"


"Bug!"


"Bug!"


Para pendukung yang di belakang Duan Qiye yang sedang menonton pertempuran menjadi tegang.

__ADS_1


__ADS_2