Seni Naga Kuno Taiko

Seni Naga Kuno Taiko
Lucia Bertemu Teman


__ADS_3

Bab 534 Lucia Bertemu Teman


Prajurit jahat helmnya terkena sambaran api keluar dari pedang, langsung berteriak dengan suara yang sangat geram.


”Gadis bodoh! Berani sekali kamu menyerang menggunakan api Apakah kamu membuat aku mati hah!” Setelah menstabilkan tubuhnya pedang yang sangat mengkilap langsung diunuskan kepada Lucia.


Wutz!


Wsuh!


Lucia langsung menggunakan pedang dengan gaya pesawat. Dia menebaskan pedang itu di udara, dan....


Bam!


Api sekali lagi meluncur dari pedang itu sehingga setelan baju besi yang sedang dikenakan prajurit jahat langsung berwarna merah karena suhunya meningkat.


Ahh!


“Hey kalian bantu aku membikinkan setelan baju ini!" Dia langsung berjongkok dan sungguh sangat tidak tahan lagi karena setelah bajunya berubah menjadi bara api yang sangat merah menyala-nyala.


Beberapa prajurit lainnya langsung menggunakan sihir air.


Wahai dewa air berikan berkat kepada hamba ini!


Hiya!


Seketika setelah merapalkan mantra air, di atas kelompok yang terbakar setelan bajunya langsung mengeluarkan hujan yang sangat deras.


Bom!


Bom!


Besi yang panas membara seketika langsung turun derajatnya setelah disiram menggunakan sihir air.


Kemudian beberapa kelompok dari prajurit bekerja besi langsung menyerang Lucia.


Buk... Buk ... buk ...


Mereka berlari sungguh sangat cepat untuk menghampiri Lucia. Masing-masing mereka membawa persenjataan yang sangat lengkap dari sebuah gada raksasa pedang dan alat sihir seperti tongkat.


Mereka langsung mengepung ke segala arah kepada Lucia. Sepertinya grup prajurit itu sudah terorganisir ve dan memiliki pertempuran yang sangat berpengalaman.


Lucia mengangkat pedangnya dan mengalirkan energi mana Ke pedang tersebut langsung mengeluarkan kekuatan petir.


Klarak Jeder!


“Ahhh tidak baik! Dia memiliki sihir petir kita bukan tandingannya! Ayo menghindar!”


Wushh!

__ADS_1


Wushh!


Beberapa kelompok yang ingin menyerang Lucia, Langsung Melompat menjauh dari tembakan petir yang keluar dari pedang Lucia


Bom!


Boam!


Bom!


Ledakan petir itu sangat bergemuruh setelah menghantam tanah akibat mereka semua menghindari dari tembakan Petir itu.


Bug!


Bug!


‘‘Sial! sepertinya kita bukan tandingannya wanita itu. walaupun dia adalah orang lewat tetapi kekuatannya tidak bisa diramahkan! Lebih baik kita lari dari sini!”


Mereka semuanya berguling-guling di tanah sambil menghindari sihir listrik yang sangat dahsyat telah keluar dari Lucia.


Sihir Meriam!


Hiya!


Salah satu anggota petualangan yang memakai setelan tajwid mengeluarkan sihir meriam raksasa untuk menghantam tubuh Lucia.


Boming!


Bom!


Bom!


Bahkan, sekali-kali Lucia menggerakkan es itu untuk menyerang kelompok petualang pembunuh yang memakai setelan baju besi.


Dang!


Dang!


Dang!


Julis dan lainnya yang sedang mengamati pertempuran yang sangat epik seketika berteriak kepada Lucia.


"Sepertinya prajurit pembunuhan sepertinya tidak mempan dengan sihir yang kamu lancarka!" Julis berteriak menginstruksi kepada Lucia bahwa serangannya tidak mempan.


Lucia langsung mengerti apa yang telah di instruksi dari Julis. Akhirnya dia langsung menggunakan sihir petir karena mereka semua memiliki setelan baju besi sehingga petir adalah musuh dari besi itu sendiri.


Tangan Lucia melambaikan ke depan seketika dari tangan itu mengeluarkan petir yang sangat menakutkan langsung menyambar mereka semua.


Jeder! Jeder! Jeder!

__ADS_1


Ahh!


Mereka semua tersambar petir seketika mereka kejang kejang dan mengalami cedera yang sangat serius akibat tersambar petir.


“Aku tidak membiarkan kalian menyelakai teman-temanku rasakan sekali lagi sihir petir yang aku keluarkan untuk kalian!” Lucia menggertakkan giginya dan seketika tangannya meludahkan petir yang sangat lebih besar lagi.


Klarak Jeder!


Klarak Jeder!


Sudah beberapa kali Luci a menyambar menggunakan sihir petir alhasil, sekumpulan petualang pembunuh tiba-tiba yang tadi awalnya kejang-kejang langsung tidak bergerak.


Ini membuktikan bahwa mereka akhirnya meninggal di tangannya.


Lucia pada dasarnya ingin menggunakan sihir kegelapan untuk merasuki seluruh mayat itu agar bisa dikendalikan lewat pikirannya. Akan tetapi, untuk melakukan itu masih belum berani karena ada teman-temannya seperti; Julis, Freya, dan Agust.


Setelah membunuh mereka, Lucia langsung menghampiri ketiga temannya dan menyapa: “Hei apakah kalian baik-baik saja? Kenapa kalian pada saat ini bertempur melawan dia? Apakah kalian sedang ada perseteruan?”


Freya seketika maju dan menjelaskan seperti ini. Intinya dia menyelamatkan Julis karena ingin diculik agar menjadi budak sebagai memuaskan nafsu dari mereka.


Karena tidak terima, akhirnya langsung melawan secara bertiga sekaligus. Akan tetapi mereka tidak menyangka kekuatan petualangan itu sungguh sangat kuat. Apalagi memiliki item baju besi yang memungkinkan bisa meredam rasa sakit akibat benturan dari serangan fisik.


Sepertinya sebelum Lucia mendatangi dan menyelamatkannya dia sungguh sangat putus asa mungkin saja akhir dari riwayat akan dijadikan budak kesenangan dari mereka. Hanya saja tiba-tiba Lucia datang dan menolong.


Mereka bertiga sungguh sangat berterima kasih!


Lucia yang telah mendengarkan penjelasan secara rinci akhirnya hanya bisa mengangguk.


“Syukurlah jika kalian tidak apa-apa,” pungkasnya sambil menatap secara detail dari ketiga temannya.


Meskipun demikian, Lucia melihat bawah Freya dan Julis, masih memiliki warna lebam akibat pertempuran itu sehingga dirinya menawarkan untuk ikut bersama di dalam gerbong sembari memulihkan energi mana.


Freya berkata: “Lucia. Sepertinya aku mengetahui bahwa kamu hanyalah prajurit dan tidak memiliki kelas Mage? Akan tetapi, sekarang aku melihat kamu menggunakan sihir bahkan? Aku sungguh sangat terkejut kamu menguasai lebih dari satu sihir.”


Lucia melihat tatapan Freya yang sungguh sangat berbinar-binar, akhirnya hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum polos. “Aku sebenarnya sudah memiliki peringkat mage. Hanya saja Aku mau menyembunyikan ini karena kemauan dari ayahku.”


Ohh Jadi seperti itu!


Akhirnya mereka bertiga berseru dengan cukup masuk akal. Hanya saja Agust masih curiga dan bertanya, “Tetapi sok tahu aku sebagai seorang penyihir Mage, seharusnya Jika kamu ingin mengeluarkan mantra sihir harus mengucapkan mantra. Hanya saja Setelah aku melihat pertempuranmu sepertinya kamu tidak menggunakan rapalan mantra? Bukankah ini sungguh sangat keren? Sepertinya kamu dalah seorang Magus!”


Lucia tidak ingin bertanya lagi akhirnya mengalihkan topik, “Khahaha baik ... baik ... Jika kamu ingin ikut denganku ayo sekalian aku mengantar kamu ke rumah.”


“Memangnya kamu mau kemana Lucia?" tanya Julis.


“Aku akan pergi ke desa pinggiran Kadipaten Hil. Aku akan mengirimkan sebuah peti yang sangat berharga untuk atasan. Ngomong-ngomong, Sekarang aku sedang bekerja atas perintah ayah.”


Mereka bertiga tidak melanjutkan pertanyaannya langsung mengikuti Lucia untuk masuk kedalam gerbong.


Akan tetapi ketika ketiga orang itu di belakang Lucia, melihat pedang yang berkualitas sangat tinggi akhirnya berseru.

__ADS_1


“Hei! Pedang ini adalah pedang kualitas tinggi! Bagaimana kamu mendapatkannya Lucia!” Freya langsung melihat secara seksama dengan kedekatan setengah jengkal jari sambil mengamati pedang itu sungguh sangat terpesona.


”Hehehe aku akan memberitahukan kepada mu, sebenarnya ayahku adalah pemasok persenjataan yang bagus. Jika kamu ingin melihat persenjataan itu kapan-kapan kamu datang ke rumah. Kamu bisa memilih produk senjata sihir yang berkualitas. Tentu saja harganya sebanding dengan produk.” Lucia menggaruk kepalanya.


__ADS_2