
__ADS_3
Bab 96 Menolak Langsung
Long Fai baru ingat sekarang. Dia setelah mendirikan kerajaan, belum sempat untuk membuat bendera identitas kerajaa.
Long Fai berkata sambil memegang dagu: "Kamu benar kita belum sempat membuat bendera kerajaan."
Long Fai berpikir sejenak, terus dia akhirnya mengeluarkan kain hitam sutra dengan kualitas baik, lalu Long Fai mengambar di kain hitam dengan ada logo kepala naga warna emas.
"Apakah ini bagus menurut kamu." Long Fai berkata kepada perajurit yang ada di depanya.
"Ini bagus Raja Xiandi, aku baru pertama kali melihat bendera yang sangat menabjubkan." Perajurit itu menatap bendera dengan tatapan mata berseri-seri. Dilihat dari aura bendera itu, warna hitam melambangkan keberanian, dan warna emas adalah sifat kebijaksanaan. Dan gambar kepala Naga emas itu melambakan bahwa kerajaan ini berdiri puncak seperti Naga.
"Baiklah jika seperti ini bagus, maka kamu sebarkan bendera ini di selurun penjuru wilayah Naga Azhure." Kata Long Fai, setelah membuat kurang lebih 10 lusin bendera yang akan di sebarkan di seluruh wilayah Naga Azhure.
Kemudian Long Fai berjalan untuk melihat siapa kedua wanita dari kerajaam Wudang. Setelah berapa detik Long Fai berjalan, dia akhirnya menemukan kedua wanita sedang duduk di depan istana yang masih setengah jadi.
Dari pandangan Long Fai, kedua wanita itu memiliki semangat gadis yang heroik. Dengan satunya memakai gaun merah menyala, dan satunya lagi memakai gaun ungu tua yang memukai.
Dari kesimpulan Long Fai juga dia setidaknya masih seumuran dirinya.
Hanya bercanda!
Walau Long Fai sudah berumur 16 tahun atau lebih, namun di dunia Artefak Naga dia sudah hidup sekitar 6 juta tahun. Bahkan sekarang Long Fai sedikit tersesat sama umur yang dia miliki.
Wudang Chanseng dan Meng Hu, walau dia di tempat kan di luar istana dia juga tidak marah, toh istana kerajaan belum sepenuhnya sempurna. Dia juga ketika duduk di luar, pandangan yang ada di depanya sangat luar biasa. Pada saat itu, setelah dia di jadikan karung pasir oleh Lan Ran, semakin dia pergi ke dalam dan tengah-tengah wilayah Naga Azhure dia menyadari bawasanya, udara di wilayah ini sungguh kaya akan aura yang kuat. Tapi walau akan kaya aura, dia belum pernah melihat perajurit dengan ranah kultivasi tinggi yang sedang berpatroli di wilayah Naga Azhure.
Walau begitu anda tidak boleh meremehkan penduduk Naga Azhure jika tidak, anda menjadi karung pasir lagi.
__ADS_1
"Nona Chanseng, kenapa Raja Long Belum keluar, aku hanya penasaran." Meng Hu sambil menghirup udara segar dia berkata kepada Wudang Chanseng.
"Kamu harus bersabar, orang bersabar akan di sayang dewa." Wudang Chanseng bercanda. Dia juga ingin melihat Raja Long yang masih muda mempunyai kekuatan menggulingkan kerajaan lama yaitu Dayan.
"Kamu masih percaya kata-kata itu." Meng Hu cemberut. Lelucon itu sungguh membuat muak.
"Hahah, kenapa kamu cemberut, jika kita bersabar sedikit lama tidak masalah sama sekali, apakah kamu tahu, lihat pemandangan di kerajaan ini sungguh sepi dan nyaman." Wudang Chanseng mengangguk sambil tersenyum.
Long Fai yang sudah memberitahukan kepada Wang Roulan bahwa ada tamu dari kerajaan Wudang akhirnya mengikuti Long Fai untuk bertemu.
Kedua orang itu pergi menghampiri Wudang Chanseng dan Meng Hu.
"Apakah dia raja baru wilayah ini?" Wudang Chanseng, melihat dari kejauhan ada pemuda berpkai jubah hitam dan ada ukiran kaligrafi emas yang menghiasi jubah itu. Dia juga melihat ada dua wanita yang mengikuti pemuda itu.
Setelah pemuda jubah hitam tiba di depan dirinya, Wudang Chanseng bangun dari dudunya dan berkata: "Halo aku Wudang Chanseng putri dari kerajaan Wudang, kalo boleh tahu, apakah kamu Raja ini?"
Long Fai tersenyum. Kemudian dia memperkenalkan diri. "Halo juga, aku Long Fai raja baru dari Naga Azhure, dan ini perkenalkan Wang Roulan istri aku, dan sebelanya adala...!" Long Fai belum menyelesaikan kata-katanya. Tapi secara tergesa-gesa, Ho Tu berkata: "Hallo aku Ho Tu selir Raja Long..!"
Long Fai saat ini, melihat Ho Tu tak berdaya.
"Oh, maafkan atas kelancangan kami, aku datang di sini hanya di tugaskan Ayah untuk memberikan hadiah atas keberhasilan kamu telah melengserkan raja tamak Dayan Xiobai." Wudang Chanseng berkata hormat. Setelah itu, dia mengeluarkan kotak dari cincin penyimpanannya untuk di serahkan Long Fai.
Long Fai menerima hadiah dengan lapang dada. Dia tidak mempermasalahkan kualitas barang. Toh dengan tangan ini, dia bisa merubah benda jadi antik.
"Terimakasih!" Long Fai berterimakasih.
Di lihat dari pandangan Wudang Chanseng, raja ini sungguh tampan dan kulitnya sangat putuh dan tatapan matanya yan sangat tajam memberikan kesan misterius.
__ADS_1
Namun walau begitu, dia merasa aneh, dari penduduk dan perajurit, semuanya memiliki ranah yang sangat di bilang lemah. Bahkan dia melihat Long Fai, ranahnya masih Fana.
Wudang Chanseng gugup, dia berkata: "Ini kalo boleh tahu, ranah kultivasi Raja di tahap apa?" Wudang Chanseng merasa tidak enak, karena mengatakan hal yang tidak etis.
Tapi Long Fai menjawab sambil tersenyum: "Aku masih di tahap fonsasi awal."
Wudang Chanseng mengelengkan kepalanya, dia berkata: "Ini sangat aneh, tidak semua orang di wilayah kamu sangat aneh, walau penduduk kamu sebagian hanyalan manusa biasa, tapi memiliki kekuatan layaknya seseorang kultivator."
"Jalan menuju ke abadian ada berbagai ribu cara. Salah satunya menjadi dewa dengan cara Fana." Long Fai menjelaskan sambil tersenyum.
Kemudian dia memerintahkan Wang Roulan untuk menyajikan teh untuk tamu. "Lanlan, kamu ambilah teh untuk kedua orang ini."
"Baik suami," Wang Roulan membalas sambil lembut dan kemudan sosoknya hilang dari pandanganya.
Setelah memerintahkan Wang Roulan, Long Fai berkata: "Kamu berkata seperti itu apakah ada ke anehan terhadap penduduk aku?"
"Jadi seperti ini, nah seperti itu." Wudang Chanseng akhirnya menceritakan semua apa yang di lihat. Bahkan dia juga menceritakan bahwa mereka berdua telah menjadi korban karung sampah yang sangat menyedihkan oleh wanita kecil yang bernama Lan Ran. Dan terakhir Wudang Chanseng menyatakan kepada Long Fai bahwa dia berniat untuk mengambil bunga lotus merah. Karena itu sangat berharga bagi tubuhnya.
Long Fai mengelengkan kepapanya lalu berkata: "Kamu melakukan perbuatan yang tidak terpuji seperti mencuri. Maka itu adalah yang kamu dapat yaitu menjadi karung pasir bagi wanita kecil."
"Hmm wanita kecil itu, yang bernama Lan Ran sungguh hebat."
"Oh iya, jika kamu ingin bunga lotus merah, maka kamu harus mengeluarkan kepingan emas kamu selama tiga bulan yang di sediakan oleh ayah kamu. Jika kamu tidak sanggup maka kamu tidak akan pernah mengharapkan."
"Yakinlah, harga seperti itu, sudah sepadan, dan jika kamu mengatakan aku pelit itu tidak masalah, karena aku juga membutuhkan emas untuk biaya pembangunan kerajaan Baru."
Melihat kata-kata Long Fai yang panjang lebar, Wudang Chanseng sangat tidak berdaya. Dengan emas setara uang jajan selama tiga bulan jika dia meminta ayah, dia takut jika di pukuli.
__ADS_1
Wudang Chanseng, menatap Long Fai penuh memohon. Dia berharap ada berbelas kasih kepada Long Fai: "Ini, dengan hormat aku kepada kamu, apakah kamu bisa menurunkan harga yang bersahabat."
"Tidak ada tawar-menawar aku menolak harga rendah." Long Fai langsung menolak.
__ADS_2