
__ADS_3
Perusahaan Megatech.
Tom yang sejak tadi berada di ruang kerja tuan Mars, tidak berani mengeluarkan ucapan sepatah katapun. Ia hanya diam dengan kepala yang tertunduk, berdiri di depan meja kerja Tuan Mars dengan kaki yang gemetaran.
Agrh
Terdengar suara teriakan dan bunyi pukulan yang keras di atas meja, membuat kaki Tom semakin gemetaran. Dengan memberanikan dirinya, Tom mengangkat kepalanya untuk melihat kondisi tuannya. Ia takut tangan Tuan Mars kenapa-kenapa, karena ini sudah hampir yang kesepuluh kalinya tuan Mars menggebrak meja.
"Tu-tuan, apa ada masalah?" tanya Tom.
Ia hanya sekedar berbasa-basi, karena Tom tahu jelas apa yang membuat tuannya itu marah-marah. Karena dari satu minggu yang lalu, tuan Mars selalu bersikap seperti ini karena masalah yang sama, yaitu Nyonya Kejora. Tadinya Tom pikir dengan ditemukannya Nyonya Kejora, kehidupan tuannya itu akan berakhir dengan bahagia. Tapi kenyataan yang saat ini ada di depan matanya, sangat berbeda dengan yang dibayangkannya.
"Kau tahu Tom? Kejora masih saja mendiamkan aku dan tidak mau disentuh olehku. Bahkan aku seorang Mars Graham, dilarang tidur di atas tempat tidurku sendiri. Coba Kau bayangkan! Setiap hari aku tidur di atas sofa, dan hanya bisa melihat Kejora dengan segala keindahannya, tidur dengan lelap di atas tempat tidurku (....)."
Tom yang mulai mendengarkan keluh kesah tuan Mars, hanya bisa menghela napasnya dengan berat dan menyiapkan telinganya untuk satu jam ke depan. Karena seperti biasanya, Tuan Mars akan mengeluarkan semua kekesalannya tanpa titik dan koma. Dan jika sudah seperti ini, Tom rasanya lebih memilih untuk di pecat saja, dari pada harus menjadi tempat pembuangan kekesalan dari tuan Mars.
__ADS_1
"Hei Tom! Kau mendengarkanku tidak?" sentak Mars, karena dari tadi asistennya itu hanya diam saja.
"Ya tuan, aku mendengarnya." Sahut Tom, sambil menahan rasa kantuk di matanya. Karena ternyata sudah hampir dua jam ia mendengarkan kekesalan tuan Mars, rekor terbaru yang ia dapatkan hari ini.
"Oh ya, kau siapkan semua berkas laporan bulan kemarin! Aku ingin memeriksanya ulang." Perintah Mars.
"What? Ta-tapi tuan--"
"Cepat kau kerjakan!" Potong Mars dengan sangat tegas dan tak terbantahkan. Hari ini ia memutuskan untuk lembur Kerja, dari pada harus bersitegang kembali dengan Kejora.
...🍀🍀🍀...
Apartemen Casa Grande.
Kejora yang berada di dalam apartemen, saat ini sedang membawakan minuman untuk adik iparnya. Entah angin apa yang membawa seorang Venus, datang ke apartemennya, karena biasanya Venus akan menghubunginya melalui sambungan telepon jika perlu sesuatu atau sekedar menanyakan kabarnya.
__ADS_1
"Kakak ipar, ada seseorang yang ingin berbicara denganmu." Venus memberikan ponselnya pada Kejora, saat kakak iparnya selesai menaruh minuman di atas meja.
Kejora mengambil ponsel Venus, lalu terkejut saat melihat wajah wanita cantik dengan mata birunya, sedang tersenyum padanya.
"Kak Katie," pekik Kejora.
"Hai Kejora, bagaimana kabarmu?" sapa Katie.
"Kabar aku baik, kak." Jawab Kejora, lalu menatap sekilas pada Venus.
"Aku senang mendengarnya," Katie tersenyum lalu terdiam sesaat. "Maafkan aku Kejora, karena kehadiran aku membuat hubungan kau dan Mars menjadi berantakan. Bahkan membuatmu pergi dari apartemen." Lirih Katie dengan perasaan bersalahnya.
Katie selama ini tidak tahu, kalau kehadiran dirinya di apartemen Mars membuat hubungan adik dan adik iparnya menjadi hancur. Saat itu ketika ia masih di rawat di Rumah Sakit Internasional, tidak ada satu orang pun yang mengatakan kepadanya tentang Mars dan Kejora. Bahkan setelah ia kembali ke Inggris dan memulai kembali pekerjaannya menjadi model, Venus, Mom Dila, dan Dad Aiden tidak memberitahunya sama sekali.
"Kakak tidak perlu meminta maaf, karena Kak Katie tidak bersalah dalam hal ini." Ucap Kejora dengan perasaan tidak enak hati, karena memang kak Katie sama sekali tidak bersalah.
__ADS_1
"Terima kasih, Kejora" Sahut Katie, dengan senyum lebar di bibirnya.
__ADS_2