Mars Untuk Kejora

Mars Untuk Kejora
Part 40


__ADS_3

"Tapi sayang, aku mencintaimu dan kau mencintai aku. Masa kita tidak bisa menikah?" Monica hendak mencium bibir kekasihnya. Namun gerakan bibirnya ditahan oleh tangan Mars.


"Aku bisa menikahimu, tapi hanya sebagai istri kedua. Bagaimana?" Mars tersenyum licik.


"Istri kedua? Tapi --- "


"Kalau kau tidak mau, maka pernikahan diantara kita tidak akan pernah terjadi." Mars langsung berdiri.


Membuat Monica terjatuh di atas sofa.


"Em ... baiklah aku mau." Monica merangkul pinggang kekasihnya dari belakang. "Setalah aku menikah denganmu, akan aku buat wanita itu pergi dari sisimu. Sehingga aku akan menjadi wanita satu-satunya bagi Mars." Gumam Monica.


**


Kejora dan Tom yang mendengar semua pembicaraan antara tuan Mars dan Monica, kini saling menatap satu dan lainnya.


"Nyonya, kenapa anda masih disini? Cepat masuk! Dan jangan biarkan mereka bersama." Tom merasa gemas sendiri, karena melihat Nyonya Kejora justru hanya bisa menguping. Padahal dirinya juga tidak bisa berbuat apa-apa selain ikut menguping.

__ADS_1


"Memangnya aku harus berbuat apa?" tanya Kejora, dengan wajah yang bingung.


"Ya ampun, nyonya." Tom menepuk keningnya. "Apa anda tidak marah? Jika tuan Mars menikah lagi?"


Kejora dengan penuh keyakinan menggelengkan kepalanya. "Kenapa aku harus marah?"


Lagi-lagi Tom menepuk keningnya. "Anda istrinya, apa anda tidak sakit hati melihat suami sendiri bermesraan dengan wanita lain? Apalagi mendengar suami anda akan menikah lagi dengan wanita lain?"


Kejora menganggukkan kepalanya. Jujur di dalam hatinya, ia merasa sakit hati. Entah sakit hati karena apa, tapi ada rasa pedih dihatinya saat mendengar tuan Mars akan menikah lagi. "Apa ini yang dinamakan hati seorang istri yang tidak mau di madu." Gumam Kejora, pada dirinya sendiri.


"Iya, kau benar Tom. Aku harus masuk! Demi nama seorang istri yang tidak mau di madu." Ucap Kejora dengan menggebu-gebu, memegang handle pintu untuk masuk kedalam ruangan.


"Bagus nyonya. Semangat!" Seru Tom.


"Tapi tunggu dulu ....!" Kejora melepas handle pintu. "Aku takut .... " Lirih Kejora.


"Astaga Nyonya." Untuk ketiga kalinya Tom menepuk keningnya. "Apa yang anda takutkan?"

__ADS_1


"Aku takut ..., wanita itu lebih tinggi dariku. Dan wanita itu sepertinya lebih kuat dari aku." Kejora bergidik ngeri, membayangkan dirinya yang ditampar oleh Monica. "Tidak ....!" Kejora memegang salah satu pipinya.


"Nyonya Kejora, anda tidak perlu takut. Anda adalah wanita yang kuat. Ingat! Anda adalah istri sah dari tuan Mars. Jadi lenyapkan para pelakor!" Tom kembali memanas-manasi nyonya Kejora.


"Ya, kau benar Tom. Aku wanita yang kuat, jika wanita itu memukul aku. Maka aku akan menghajarnya!" Kejora memperagakan tangannya yang tengah memukul.


"Bagus nyonya, seperti itu ...." Tom ikut tertawa senang. Namun tawanya langsung terhenti, setelah melihat pintu ruangan yang terbuka. Menampakkan Tuan Mars, dan nona Monica yang berdiri di belakang nyonya Kejora.


"Bukan itu saja, aku akan menjambak rambut Monica. Menampar pipinya dan menariknya keluar dari ruangan!" Kejora mencengkram sapu tangannya dengan kuat.


Monica reflek menutupi rambut dan pipinya secara bergantian, setelah mendengar perkataan wanita yang ada didepannya.


"Dan satu lagi! Aku juga akan menendang Junior tuan Mars, kalau dia berani menikah lagi." Geram Kejora dengan semangat empat lima. "Bagaimana Tom? Aku hebat bukan?" Kejora menatap Tom yang tersenyum kaku.


"Nyonya, dibelakang anda!" Tom menunjuk kearah tuan Mars, dan Monica.


"Dibelakang apa?" Kejora langsung membalikan tubuhnya, dan seketika itu juga tubuhnya menjadi lemas. "Tu-tuan .... " Kejora tersenyum kaku, lalu hendak lari dari tempat tersebut. Namun langkahnya terhenti saat tangannya dicengkeram oleh seseorang.

__ADS_1


__ADS_2