
__ADS_3
Kejora yang sudah berada di dalam mobil milik tuan Mars, hanya diam saja dengan tatapan mata menatap jendela mobil. Hati dan pikirannya, sedang berperang di dalam sana. Akal sehatnya mengatakan kalau ia harus pergi, dan tidak boleh hadir di acara pernikahan tuan Mars dan Monica. Tapi hatinya mengatakan, kalau Kejora tidak boleh melakukan sesuatu yang akan membuat Tuan Mars marah dan kecewa lagi kepadanya.
"Aku harus bagaimana?" Lirih Kejora, lalu berteriak frustasi.
"Nyonya, anda tidak papa?" tanya Tom, dengan panik. Karena mendengar Nyonya Kejora yang berteriak.
Kejora yang tak kalah terkejutnya, langsung menatap kesamping. "Tom, kau itu mengejutkan aku saja." Sahut Kejora, sambil mengelus dadanya.
"Kenapa anda terkejut? Seharusnya aku yang terkejut, karena mendengar anda berteriak!" Tom menggelengkan kepalanya, karena tidak mengerti perkataan nyonya nya itu.
"Aku terkejut, karena aku lupa ada kau di sampingku." Kejora terkekeh sendiri.
Tom menghela napasnya, lalu mengumpat dalam hati. Kenapa bisa, ia bekerja dengan sepasang suami istri yang sangat aneh seperti itu. Yang satu dingin, sombong, dan selalu seenaknya. Dan yang satunya lagi selalu lelet dalam berpikir.
"Tom, kenapa tuan Mars itu bodoh?" Kejora menatap asisten suaminya, dengan pandangan mata yang intens.
"Tuan Mars bodoh? Bukannya terbalik? Andalah yang sedikit bodoh." Tom bermonolog pada dirinya sendiri, dengan menahan tawanya. "Kenapa anda mengatakan tuan Mars bodoh?" Tom balik bertanya.
__ADS_1
"Karena dia mau saja, menerima kembali mantan kekasihnya yang sudah pergi di hari pernikahan mereka. Kalau bukan bodoh, namanya apa?" Kejora menautkan kedua alis matanya
"Iya juga, tapi tuan Mars melakukan itu karena --" Tom menghentikan perkataannya. "Karena untuk membalas perbuatan Monica, dan membalas perbuatan Nyonya Veronica terhadap anda." Tom menjawabnya dalam hati. Karena ia tidak berhak mengungkapkan yang sebenarnya, kecuali dari mulut tuan Mars itu sendiri.
"Karena apa Tom?" Kejora masih menunggu perkataan Tom yang terhenti.
"Karena ... karena, tuan -- "
"Pasti karena tuan Mars begitu mencintai Monica, sehingga dia mau menerima kembali kekasihnya itu. Bahkan menikahinya pada hari ini." Cicit Kejora, dengan wajah yang sendu.
"Nyonya, apa anda cemburu?" Selidik Tom.
Tom yang melihat nyonya Kejora bersin-bersin, hampir saja tertawa lepas saat mengetahui kalau Nyonya itu sedang berbohong.
"Nyonya, kenapa anda bersin-bersin?" tanya Tom, masih dengan menahan tawanya. Sambil menyerahkan tisu kepada Nyonya Kejora.
"Entahlah, aku juga tidak tahu. Hacih ... hacih." Kejora mengambil tissue dari tangan Tom, lalu menutup hidungnya. "Tom, bisa kita berhenti sebentar?" Pinta Kejora.
__ADS_1
"Tidak bisa Nyonya, karena sebentar lagi acara akan dimulai."
"Sebentar saja, Tom. Aku ingin menghentikan bersinku dulu." Kejora yang terus bersin-bersin, sudah mulai kewalahan.
Tom tampak berpikir, lalu menatap wajah nyonya Kejora yang terlihat memerah. Tom merasa kasihan, melihat Nyonya nya yang dari tadi bersin-bersin.
"Baiklah." Tom lalu memerintahkan Pak supir, untuk berhenti di bahu jalan.
Pak supir itu mengangukkan kepala, lalu menghentikan mobilnya.
Kejora segera keluar dari mobil, lalu berjalan menuju pepohonan yang rindang.
"Nyonya, jangan jauh-jauh!" Ucap Tom, yang memilih berdiri di samping mobil.
"Iya," Seru Kejora, yang terus berjalan menuju pohon sambil menatap ke kanan dan ke kiri. Kejora baru menyadari kalau jalanan yang sejak tadi ia lewati terasa asing baginya.
"Ini di mana?" Gumam Kejora.
__ADS_1
Belum selesai dengan kebingungannya, Kejora dikejutkan dengan kedatangan tiga mobil sedan berwarna hitam yang berhenti tepat didepan mobil tuan Mars. Dan bukan hanya itu saja, tampak beberapa pria berpakaian serba hitam keluar dari mobil tersebut. Mereka langsung membekuk Tom, dan memasukkannya kedalam mobil. Entah apa yang dilakukan para pria itu, kepada Tom. Karena yang Kejora tahu, saat ini ia sedang dalam bahaya dan harus segera pergi dari tempat itu. Baru saja Kejora hendak berlari, sebuah suara yang sangat dikenalnya menghentikan langkahnya.
__ADS_2