Mars Untuk Kejora

Mars Untuk Kejora
Part 55


__ADS_3

"Aku baik. Tapi kenapa kakak ada di sini? Bukankah Pak Gideon mengatakan, tiga hari lagi kak Aries baru pulang?" Tanya Kejora, masih dengan wajah yang terkejut.


"Hahaha, aku hanya mengerjai bapak tua itu. Karena sebenarnya, Sejak kemarin malam aku sudah sampai di Jakarta." Aries tertawa dengan lepas.


Kejora menatap wajah kak Aries dengan lekat. Wajah tampan yang sedang tertawa itu, berubah semakin tampan dan tentunya jauh lebih dewasa dari terakhir kali mereka bertemu. Hidung mancung, alis mata yang tebal, dan rahang yang terlihat keras. Semakin menambah ketampanan dari seorang Aries.


"Hey, kenapa kau diam? Apa kau tidak suka bertemu dengan kekasihmu ini?"


"Eh, bukan seperti itu kak. Tapi aku bingung." Kejora menggaruk kepalanya yang tidak gatal.


"Bingung?" Aries semakin tertawa dengan keras. Kejora yang sekarang, masih sama dengan Kejora lima tahun yang lalu. "Kemarilah!" Aries membentangkan kedua lengannya.


Kejora menatap dada bidang kak Aries, dengan menelan Saliva sangat susah. Kejora ingin sekali merasakan pelukan dari seorang Aries, pelukan yang selalu bisa membuatnya merasa aman dan nyaman.


"Jangan kejora, tahan! Ingat dosa! Kau sudah menikah." Kejora bermonolog dalam hatinya.


"Hey, cepatlah kemari!" Aries menepuk dada bidangnya. "Apa kau tidak merindukan aku?" Goda Aries.


"Aku ...."


Kejora menggelengkan kepalanya, untuk menghilangkan bisikan-bisikan syaiton di telinganya. Bisikan yang menghasut dirinya, untuk masuk ke dalam pelukan Kak Aries.


"Kejora ...." Aries mengedipkan matanya.


Kejora tersenyum kaku, dan tanpa sadar melangkahkan kakinya. "Sebentar saja, sepertinya tidak dosa." Gumam Kejora, yang akhirnya kalah pada bisikan syaiton yang tidak berakhlak.

__ADS_1


Dengan tidak sabaran, Aries menarik tubuh Kejora lalu memeluknya dengan sangat erat.


"Aku sangat merindukan." Bisik Aries. "Dan maaf, aku terlalu lama pergi darimu." Aries semakin mengeratkan pelukannya.


"Kak, aku sesak napas." Lirih Kejora, saat kak Aries memeluknya dengan erat.


"Eh, maaf ...." Aries melepaskan pelukannya, hendak mencium kening Kejora.


Dengan cepat Kejora langsung menghindar, lalu menarik tangan Kak Aries untuk duduk di kursi taman. "Kakak, tahu dari mana, aku ada di sini?"


"Aku kebetulan melihatmu keluar dari Perusahaan Megatech. Lalu mengikutimu sampai kemari." Jawab Aries, dengan berbohong. Karena pada kenyataannya, ia sengaja menunggu Kejora di depan perusahaan Megatech.


"Oh ...." Kejora menganggukkan kepalanya, dan merasa bingung ingin bertanya apa lagi.


"Kak ... Kejora ...." Ucap Aries dan Kejora, secara bersamaan. Membuat mereka berdua langsung tertawa.


Kejora tersenyum, lalu menatap intens pada kekasih atau mantan kekasihnya itu.


"Kak, aku --- " Belum sempat mempertegas tentang status mereka saat ini. Kejora di kejutkan, dengan suara seseorang dari arah belakang.


"Nyonya Kejora, tuan Mars menunggu anda di ruangannya." Ucap Tom, yang sudah berdiri di samping istri tuannya.


"Tom ...." Pekik Kejora. Dan secara reflek berdiri dari tempat duduknya.


"Kejora siapa dia? Dan siapa Mars?" Aries juga berdiri dari duduknya. Menatap pria yang berpakaian jas hitam, yang ada di samping Kejora.

__ADS_1


"Tuan Mars, adalah --- "


"Tom ...." Kejora memotong perkataan asisten pribadi tuan Mars.


Aries tampak bingung, melihat situasi yang ada di depannya.


"Kejora, ada apa?" tanya Aries, karena melihat Kejora yang gugup dan terlihat panik.


"Kak, aku akan menjelaskan semuanya padamu nanti. Dan saat ini aku harus pergi!" Kejora mengangkat tepak makan, yang ada di atas kursi.


"Tapi Kejora ...."


"Aku janji kak," Kejora menatap intens wajah Kak Aries.


"Baiklah, kalau begitu berikan alamat rumahmu!" Pinta Aries.


"Aku tidak bisa memberikan alamat rumahku." Jawab Kejora, dengan gugup.


"Kenapa?" Aries menautkan kedua alis matanya.


"Aku --- " Kejora bingung harus mengatakan apa. Jika ia menjawab, saat ini dirinya tinggal bersama suaminya. Bisa mati berdiri, kak Aries dibuatnya.


Melihat wajah Kejora yang bingung, membuat Aries tidak ingin memaksakan kehendaknya. Ia langsung memberikan kartu namanya. "Aku tunggu telepon darimu!"


Kejora mengambil kartu nama tersebut, sambil menganggukkan kepalanya. Dan dengan segera ia pergi dari taman, bersama dengan Tom. Meninggalkan kak Aries, yang masih berdiri di taman.

__ADS_1


"Mars? Apakah Mars yang dimaksud itu adalah Mars Graham, pemilik perusahaan Megatech?" Gumam Aries, menatap punggung Kejora yang semakin menjauh. "Ada hubungan apa? Antara Mars, dengan Kejora?" Aries yang penasaran, langsung menghubungi anak buahnya. Ia ingin tahu, semua info tentang Kejora selama ia pergi.


__ADS_2