
__ADS_3
Keesokan harinya.
"Ih, berat tahu!" Gerutu Kejora. Dengan mata yang terpejam, menghempaskan sesuatu yang melingkar di pinggangnya.
"Berisik!" Jawab Mars, dengan mata yang juga masih terpejam. Melingkarkan kembali tangannya kearah depan.
Kejora yang merasakan sesuatu yang berat, kembali melingkar di pinggangnya. Dengan perasaan kesal menghempaskannya lagi, sambil membuka kedua matanya. Membalikkan tubuhnya, agar ia bisa melihat sesuatu yang sudah mengganggu tidurnya.
"A ..." Kejora yang hendak berteriak, langsung menutup mulutnya dengan tangan.
Ditatapnya wajah tuan Mars yang sedang tertidur disampingnya, dengan bertelanjang dada. Tapi ralat, bukan hanya bertelanjang dada. Karena Kejora merasakan sesuatu yang keras dibawah sana.
"Ya ampun, Kejora. Lagi-lagi kau melakukan kesalahan." Gumam Kejora, sambil menatap lekat wajah tampan yang terlihat begitu lelap dalam tidurnya.
Dengan perlahan Kejora turun dari tempat tidur, lalu memunguti pakaiannya yang sudah berserakan di atas lantai. Saat ia mengambil celananya, sesuatu terjatuh dari dalam kantong.
"Kak Aries ..." Kejora mengingat kembali pertemuan mereka, lalu bergegas keluar dari kamar tuan Mars.
Mars yang baru terbangun dari tidurnya, menatap kearah samping. Dan langsung terduduk, saat tidak melihat Kejora disampingnya.
__ADS_1
"Kejora ....!" Panggil Mars.
Ia berjalan menuju bathroom, lalu membuka pintunya untuk mencari Istrinya.
"Di mana dia?" Gumam Mars, saat mendapati bathroom yang kosong. Dengan segera, Mars mengambil handuk untuk menutup bagian bawah tubuhnya. Lalu berjalan keluar dari kamar. "Kejora ....!" Mars memasuki kamar Kejora, namun tidak ada siapapun didalamnya.
"Kejo ...." Baru saja ia hendak memanggil kembali istrinya, saat ia melihat sosok yang dicarinya sedang berada di dapur. Sedang berkutat di depan wajan, dengan apron yang melekat di pakaiannya. "Kau sedang apa?"
"Aku sedang membuat nasi goreng." Jawab Kejora, tanpa menatap kearah tuan Mars.
"Oh ... " Mars beroho ria, hendak melingkarkan tangannya ke pinggang Kejora. Ingin bersikap romantis, seperti di film-film yang ia tonton.
Mars berdecak kesal, karena teriakan Kejora sudah membuat niatnya yang ingin bersikap romantis lenyap seketika.
"Kau itu jangan terlalu lebay." Mars mencubit pipi istrinya, dengan gemas. "Bukankah sudah dua kali, kau melihat aku tidak berpakaian?" goda Mars.
"Iya, tapi aku melihat tuan tidak berpakaian saat aku khilaf. Dan saat ini, aku sudah sangat sadar dan tidak ingin melihat sesuatu yang membuat otakku berpikiran kotor lagi." Gerutu Kejora, mengusap pipinya lalu berjalan ke arah meja makan.
Mars menatap Kejora yang berjalan menuju ruang makan, dengan perasaan kesal di hatinya. Ia ingin sekali bersikap romantis pada Kejora, namun selalu berakhir dengan perdebatan kecil. Dengan segera, Mars berjalan kembali ke kamarnya untuk membersihkan tubuhnya.
__ADS_1
***
"Tuan, hari ini aku ijin tidak bisa mengantarkan makan siang untuk anda." Ucap Kejora, sambil menatap tuan Mars yang sedang memakan nasi goreng buatannya.
"Kenapa?" Mars menaruh sendoknya, lalu menatap Kejora dengan intens.
"Aku ada keperluan lain, jadi tidak bisa mengantarkan makan siangnya." Jawab Kejora dengan gugup.
"Keperluan lain? Keperluan apa?"
"Itu, aku ...." Kejora menelan salivanya dengan susah. "Kalau aku jawab jujur, ingin bertemu dengan kak Aries. Aku takut tuan Mars marah-marah lagi seperti kemarin. Marah-marah tidak jelas, hanya karena melihat Rian yang ingin menciumku. Tapi kalau aku berbohong, aku pasti bersin-bersin." Kejora bingung sendiri.
"Kejora! Kenapa kau diam?" Mars semakin curiga pada istrinya.
"Aku, karena aku .... " Kejora kembali terdiam. "Lebih baik aku berbohong saja. Lagi pula tuan Mars, tidak akan tahu ini kalau aku berbohong. "Gumam Kejora, dalam hati. "Karena aku ingin pergi ke swalayan, untuk membeli ... hacih ... hacih." Kejora langsung bersin-bersin.
Mars langsung menautkan kedua alis matanya, saat melihat Kejora bersin-bersin. "Berani sekali, kau membohongiku." Mars bergumam, dalam hati. "Membeli apa?" tanya Mars.
"Aku ingin membeli persediaan dapur, hacih ... hacih ... yang sudah habis." Kejora menekan hidungnya, agar bersinnya berhenti.
__ADS_1
"Baiklah, aku ijinkan." Ucap Mars, dengan senyum penuh arti.
__ADS_2