Mars Untuk Kejora

Mars Untuk Kejora
Part 178 Season 3


__ADS_3

Mansion Graham.


Seorang wanita cantik dengan rambut pirang panjangnya, tampak tengah berdiri di balkon kamar sembari menatap langit yang ada diatasnya. Wanita itu menghela napasnya dengan kasar, saat teringat kejadian beberapa jam yang lalu saat dirinya berada di markas Tim Delta.


Flash back on.


"Aku akan bertanggung jawab." Ucap Aries dengan tegas. "Secepatnya aku akan menikahimu."


"Aku tidak mau." Venus menghempas tangan Aries dengan kasar dari perutnya.


"Kenapa? Kenapa kau tidak mau?"


Aries menatap intens wajah Venus, wajah yang selama satu bulan ini ia rindukan. Dan kini Aries tahu alasan kenapa dirinya begitu merindukan Venus, karena wanita itu tengah mengandung anaknya. Sungguh gila bukan? Dan rasanya Aries ingin kembali pingsan saat tahu Venus hamil akibat perbuatannya, perbuatan yang ia sendiri lupa bagaimana rasanya.


"Karena aku tidak mencintaimu dan kau tidak mencintai aku, lalu untuk apa kita menikah?" Venus menatap wajah Aries yang sudah tidak berbentuk, dengan perasaan iba di hatinya.


"Demi anak kita."


Deg

__ADS_1


Saat itu juga hati Venus terasa menghangat ketika Aries mengatakan anak yang ada di perutnya adalah anak kita, karena itu artinya Aries mengakui anak yang ada di dalam kandungannya adalah anaknya.


"Kalau hanya demi anak, aku rasa aku bisa membesarkannya sendirian." Sahut Venus dengan lantang.


Aries menghela napasnya dengan kasar, ia tahu tidak akan mudah berbicara dengan seorang Venus Graham yang sangat Arrogant dan keras kepala.


"Aku tahu kau mampu membesarkannya sendirian, karena kau adalah wanita yang mandiri, kuat, dan hebat. Tapi sekuat apa pun dirimu anak itu tetap membutuhkan sosok ayahnya, dan kau tidak bisa bersikap egois dengan mengorbankan hak anak kita."


Venus tersenyum sinis saat Aries mengatakan kalau ia adalah wanita yang mandiri, kuat, dan hebat. Karena Aries lupa akan satu hal sekuat dan sehebat apa pun dirinya, Venus tetaplah seorang wanita biasa yang mudah rapuh dan juga lemah.


"Aku tidak egois, aku hanya berpikir secara logika. Kau dan aku tidak saling mencintai akan jadi apa pernikahan kita nanti?" Venus menggelengkan kepalanya.


"Akan jadi apa? Kalau kau ingin tahu maka menikahlah denganku." Aries menyeringai tipis.


"Aku tidak gila." Sahut Aries.


"Ck, aku malas berdebat denganmu." Venus hendak melangkahkan kakinya.


"Satu tahun."

__ADS_1


"Satu tahun?" Venus mengerutkan keningnya dengan wajah yang bingung.


"Menikahlah denganku selama satu tahun, jika dalam waktu satu tahun cinta tidak juga tumbuh di antara kita, maka kita bisa berpisah secara baik-baik." Ucap Aries dengan sungguh-sungguh.


"Taun Aries pernikahan itu bukan untuk main-main, dan aku tidak—"


"Pikirkanlah baik-baik Venus Graham! Aku beri kau waktu untuk berpikir selama tiga hari."


"Kalau keputusan aku tetap tidak mau menikah denganmu?" Tantang Venus.


"Maka aku akan menculik dan menikahi mu secara paksa." Jawab Aries dengan tegas.


"Ish .. lalu apa gunanya kau memberikan waktu tiga hari untukku berpikir, kalau ujung-ujungnya kau malah menculik dan memaksa." Ketus Venus dengan mengerucutkan bibirnya. "Lagi pula apa kau yakin mampu menculik dan memaksa ku? Sedangkan melihat aku saja kau selalu pingsan." Sindir Venus.


"Aku pingsan karena terkejut, tapi lihat sekarang! Aku tidak pingsan bukan?"


"Kau memang tidak pingsan, tapi kakimu sudah gemetaran seperti itu!" Venus menatap kaki Aries. "Dan aku yakin tidak lama lagi kau pasti akan pingsan." Venus segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan.


"Tiga hari! Aku tunggu jawaban darimu. Aries berteriak sambil menahan kakinya yang terasa sangat lemas seperti jelly.

__ADS_1


Flash back off.


"Nak, apakah Mom harus menerima ajakan Daddy mu?" Venus berbicara dengan anak yang ada di dalam kandungnya, dengan perasaan galau tingkat dewa. Di satu sisi ia bahagia karena Aries mau bertanggung jawab, tapi di satu sisi lainnya ia takut jika suatu saat nanti ia mencintai Aries tapi pria itu tidak mencintainya.


__ADS_2