
__ADS_3
Tita menganggukkan kepalanya. "Aku yang menyuruhnya untuk datang kemari, karena ingin mendengar langsung dari kakakku kenapa dia melakukan semua ini."
Agam yang mengerti langsung berdiri dari tempat duduknya. "Baiklah aku pergi sekarang." Ia mengambil ponsel milik Tita yang ada di atas meja lalu memberikannya pada wanita itu. "Rekaman CCTV nya sudah aku kirim ke ponselmu."
Tita menatap ponselnya lalu berjalan mengikuti Agam yang sudah keluar dari ruang kerja suaminya.
"A terima kasih." Ucap Tita.
Membuat langkah kaki Agam terhenti lalu menatap kearah Tita.
"Terima kasih karena selama ini sudah membantuku." Sekali lagi Tita mengucapkan rasa terima kasihnya dengan sangat tulus, karena ia tidak mungkin bisa berada di titik ini jika tanpa bantuan Agam.
Agam hanya menjawab perkataan Tita dengan senyuman dibibirnya, lalu melangkahkan kembali kakinya keluar dari apartemen.
Sementara itu Tita yang menatap punggung Agam yang menghilang di balik pintu, kini menarik napas dan mengeluarkannya secara perlahan.
"Aku harus bisa menghadapi kak Eve." Gumam Tita lalu masuk ke dalam kamar untuk menunggu kedatangan kakak kandungannya.
*
__ADS_1
*
Setelah menunggu cukup lama kedatangan kak Eve, saat ini Tita dapat melihat wanita itu tengah duduk di hadapannya di ruang tengah apartemen milik suaminya.
"Kenapa Apartemen nya sepi sekali?" Eve menatap isi ruangan dan berharap bisa melihat keberadaan Boy.
"Karena hanya ada aku di apartemen ini." Jawab Tita dengan santai tanpa melepaskan tatapan tajamnya pada kak Eve.
"Oh ..." Eve menganggukkan kepalanya. "Hei! Kau baik-baik saja?" tanya Eve dengan tersenyum canggung, karena ia merasa sejak kedatangannya Tita tampak dingin dan tidak bersahabat, apalagi saat melihat tatapan tajam adiknya itu membuat bulu kuduk Eve meremang.
"Aku baik-baik saja kak." Tita masih menatap tajam pada kakaknya.
"Kak apa yang terjadi diantara kau dan B, di ruang kerja saat kau menginap malam itu?" tanya Tita tanpa menunggu lebih lama lagi, ia sangat penasaran kenapa kakaknya tega melakukan semua itu padanya.
Deg
Eve terkejut saat mendengar pertanyaan Tita. "A-apa maksudmu?" tanya Eve dengan gugup.
"Kak apa perlu aku ulangi pertanyaannya?" sinis Tita.
__ADS_1
Eve terdiam dengan tangan yang mencengkram sudut pakaiannya, ia begitu terkejut dan tidak menyangka Tita bertanya hal tersebut.
"Apa B sudah cerita pada Tita?" gumam Eve dengan tanda tanya di dalam hatinya.
"Kak jawab aku!" ucap Tita dengan sangat tegas.
"Ti-tidak terjadi apa pun Tita, kenapa kau bertanya seperti itu?" Eve bertanya dengan senyum di wajahnya.
"Lalu apa ini?" Tita menyerahkan ponsel miliknya setelah sebelumnya menyalakan rekaman CCTV tersebut.
Eve yang bingung menatap ponsel adiknya lalu melihat video yang ada di dalamnya.
"Jadi kau sudah tahu?" tanya Eve dengan sinis.
"Kak ... " Tita tidak menyangka jika reaksi kakaknya justru sangat sinis, ekspresi wajah yang semula kaku dan terlihat gugup kini terlihat penuh percaya diri tanpa menampakkan sebuah penyesalan sedikit pun.
"Kenapa? Kau terkejut?" Eve tersenyum menatap wajah adiknya yang pucat. "Tita Anggara sepertinya sudah cukup basa-basi ku menjadi kakak yang baik untukmu." Eve melempar ponsel Tita keatas lantai.
"Kak apa yang kau lakukan?" Tita menatap tak percaya saat melihat wanita yang dulunya lemah lembut, kini berubah menjadi wanita yang dingin dan kasar. "Kenapa kau lakukan semua ini? Kenapa kau berusaha merayu B? Dia itu suami aku, adik ipar kakak." Tanya Tita dengan meng-gelengkan kepalanya.
__ADS_1
"Karena dia suami mu maka aku ingin memilikinya, semua yang ada padamu harus menjadi milikku Tita Anggara!" Eve tertawa sinis dengan tatapan tajamnya.
__ADS_2