Emergency Wedding

Emergency Wedding
Part 50


__ADS_3

Melihat Tita sudah mendapatkan pelepasannya, Boy tersenyum dengan seringai tipis dibibirnya, ia segera melepaskan sisa pakaian yang melekat ditubuh gadis itu dengan segera.


Dan kini matanya menatap lekat tubuh polos Tita dari atas sampai bawah, hingga membuatnya tidak sabaran dan segera melepaskan celana yang masih melekat ditubuhnya.


"Ah .. itu apa?"


Tita berteriak saat melihat milik Boy Arbeto, wajahnya seketika pucat saat melihat betapa wow milik suaminya itu. Tita yang ketakutan langsung bangkit dari atas tempat tidur, namun tubuhnya ditarik dan kembali dihimpit oleh pria yang berstatus sebagai suaminya.


"Kau mau kemana? Permainan kita belum selesai." Bisik Boy.


"B Tita takut, itu tidak akan masuk karena sangat—"


Boy mel*mat bibir Tita agar gadis itu diam, ia sudah tidak sabar untuk merasakan miliknya berada di dalam Tita, dengan perlahan dan gemetar Boy melakukan penyatuannya, ia yang baru pertama kali melakukannya merasakan jantungnya berdegup dengan kencang.


"****! Ini sangat susah." Umpat Boy saat berusaha menerobos.


"Akh ... B sakit." Tita berteriak sambil menjambak rambut Boy Arbeto dengan kencang.

__ADS_1


"Tita Anggora sakit ..."


Boy ikut berteriak sambil melepaskan tangan Tita dari rambutnya, tanpa menghentikan gerakannya yang terus berusaha memasuki inti gadis itu.


"Aw .. sakit." Tita menggigit lengan suaminya, saat merasakan intinya perih, penuh, dan sesak.


"Tit tanganku." Sahut Boy sambil menatap Tita yang masih menggigit tangannya. "Lepaskan tanganku."


Tita menggelengkan kepalanya. "Aku akan menggigit tanganmu lagi jika kau tidak keluarkan itu dari tubuhku." Ucap Tita menatap kearah bawah.


"Kau gila ya? Aku tidak mau."


Boy bisa frustasi jika berhenti karena ia baru saja hendak memulainya, dengan tidak mempedulikan Tita yang kembali mengigit tangannya Boy mulai bergerak mencari kepuasan yang baru pertama kali ini ia rasakan. Ia terus bergerak dengan rasa nikmat dan sakit yang bersamaan karena tangannya yang digigit oleh gadis gila itu.


Di sore itu dan dikamar luas tempat Boy menghabiskan masa kecil dan remajanya, menjadi saksi dimana dua jiwa melebur jadi satu, dengan diiringi ******* dan erangan dua insan yang sedang bercinta itu mencari kepuasan yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya.


Entah berapa lama waktu yang mereka habiskan untuk bercinta, karena setelah itu Tita tertidur karena merasa lelah dan tubuhnya terasa sangat sakit semua terutama dibagiin intinya.

__ADS_1


Dan keesokan harinya.


Tita yang baru terbangun dari tidurnya merenggangkan tubuhnya yang terasa begitu remuk.


"Aw ..." lirih Tita saat merasakan rasa sakit di intinya, ia menatap kebawah dan baru menyadari saat ini tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun.


Tita mulai mengingat kejadian kemarin sore saat Boy mengambil keperawanan miliknya, dan saat malam ketika Tita terbangun mereka melakukannya lagi hingga Tita kelelahan dan tertidur tanpa sempat makam malam. Dan saat ini perut Tita terasa lapar dan berdemo minta untuk segera diisi.


"B kemana?" gumam Tita saat melihat ke sisi ranjang dan tidak menemukan sosok pria itu, Tita terdiam sesaat sambil mengumpulkan nyawanya yang masih belum tersadar sepenuhnya.


Tok ... Tok .. Tok.


Tita menoleh kearah pintu yang diketuk.


"Nona boleh kami masuk?" tanya pelayan wanita dari balik pintu.


"Masuklah!" Tita menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya, dan melihat dua pelayan wanita memasuki kamar yang saat ini tengah di tempati olehnya.

__ADS_1


"Nona ini sarapan pagi Anda, dan Tuan B berpesan agar Nona beristirahat dan tidak perlu masuk kerja."


Pelayan itu menaruh makanan di atas meja yang ada di dalam kamar tersebut, lalu pelayan wanita yang satunya lagi masuk ke dalam bathroom menyiapkan air hangat dan keperluan lainnya yang akan digunakan oleh Nona Tita untuk membersihkan diri.


__ADS_2