Emergency Wedding

Emergency Wedding
Part 118


__ADS_3

Setelah pulang dari tempat kerja Ayah unta, Tita memutuskan untuk pergi ke kantor suaminya. Kebetulan letak perusahaan Boy Arbeto tidak jauh dari tempat kerja Ayah nya, dan tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Tita sampai di perusahaan suaminya itu.


"Lia apakah B ada di ruangannya?" tanya Tita yang kebetulan bertemu dengan asisten pribadi suaminya itu di lantai dasar, tepatnya di dekat pintu lift khusus bagi petinggi di perusahaan tersebut.


"Ada Nyonya dan aku kemari khusus untuk menyambut kedatangan Anda." Jawab Liam, karena memang keberadaannya di depan pintu lift itu diperintah oleh tuan Boy Arbeto yang mengetahui kedatangan istrinya.


Tita menganggukkan kepala lalu masuk ke dalam lift setelah pintu dihadapannya itu terbuka, Liam pun mengikuti langkah Nyonya Tita dari belakang lalu menutup pintu lift dan menekan nomor lantai khusus ruangan tuan Boy Arbeto.


Setelah sampai di depan ruangan suaminya, Tita langsung masuk kedalam dan melihat ada kak Eve yang tengah berdiri di depan meja kerja suaminya.


"Kau boleh keluar dari ruangan ini!" Boy memberikan berkas yang sudah ditanda tangani nya pada Eve.


"Baik Tuan," Eve berbalik dan terkejut saat melihat sosok Tita berdiri di dalam ruangan yang sama dengannya. "Hai kau disini?" tanya Eve basa-basi, ia tidak mungkin memperlihatkan permusuhannya di depan Boy Arbeto.


"Iya kak aku ingin bertemu B." Jawab Tita.


"Oh ..." Eve tersenyum canggung.

__ADS_1


"Tit kemarilah!" Boy menepuk kedua pahanya.


"Aku ... " Tita menundukkan kepalanya. "Dasar mesum." Gumam Tita dalam hati dengan raut wajah yang memerah karena malu.


"Nyonya Anda tidak perlu malu, karena aku sudah terbiasa melihat hal seperti ini bahkan yang lebih parah dari duduk dipangkuan." Ucap Liam dengan ekspresi datarnya, karena melihat istri tuannya malu dan salah tingkah.


"Lia ....!" geram Boy dengan tatapan tajamnya.


"Maaf tuan aku hanya ..."


"Eh ..." Tita dan Eve menatap Boy dengan ekspresi wajah yang menahan tawa.


"Kalau benar seharusnya aku diberikan bonus, bukan di potong." Protes Liam masih dengan ekspresi datarnya.


"Informasinya memang benar, tapi kau sudah membuka aib ku." Gerutu Boy. "Dasar asisten bodoh, apa dia tidak sadar sudah membuat harga diriku jatuh." Umpat Boy dalam hati.


"Sejak kapan hobi Anda berubah menjadi aib?" kali ini raut wajah Liam memperlihatkan senyum tipis dibibirnya.

__ADS_1


"Lia lima puluh persen."


"Baik Tuan aku keluar sekarang." Liam memilih keluar dari ruangan, karena takut uang gaji nya bulan ini habis jika ia terus memilih berdebat dengan tuannya.


"Eve kenapa kau masih di sini?" sentak Boy saat kakak iparnya itu tidak mengikuti Liam keluar dari ruangan.


"Eh aku ..."


"Keluar sekarang atau gajimu akan aku potong." Ancam Boy.


Membuat Eve bingung mendengar ancaman yang sama seperti Liam, karena baginya dipotong seluruh gajinya pun ia tidak keberatan asalkan bisa berada di samping Boy Arbeto.


"Eve ...!" Bentak Boy karena melihat kakak iparnya itu tidak juga keluar dari ruangannya.


"Ba-baik Tuan." Eve menatap sekilas pada Tita, sebelum keluar dari ruangan tersebut. Eve merasa bingung dengan perubahan sikap adiknya yang hanya diam saja saat ia dibentak, karena biasanya Tita akan selalu membelanya saat Eve terkena amarah dari Boy.


Setelah melihat Eve keluar dari ruangannya, Boy mengambil remote untuk menutup kaca yang ada diruang tersebut dan mengunci pintu. Tita pun segera melangkahkan kakinya mendekati Boy lalu duduk dipangkuan pria itu.

__ADS_1


__ADS_2