
__ADS_3
Tita yang begitu merindukan Mom Daniela, terus memeluk wanita itu dengan erat seakan takut untuk dipisahkan kembali.
"Kau sangat cantik sayang." Daniela mengusap rambut putrinya dengan penuh kasih, air mata yang sejak tadi ditahannya kini mulai menetes di kedua pipinya saat teringat bahwa ia bukan seorang Ibu yang baik, karena tidak ikut membesarkan dan menemani hari-hari putri bungsunya itu.
"Mom jangan menangis." Tita mengusap air mata Mom Daniela.
"Mom tidak menangis sayang." Daniela tersenyum menatap putrinya, ia harus bisa menahan kesedihannya karena ini bukan waktunya untuk bersedih. Ini waktu baginya untuk bisa menatap putri yang selama ini dirindukannya tanpa terhalang oleh air mata.
"Terima kasih Mom mau datang ke sini, aku begitu bahagia bisa bertemu dan memelukmu." Tita kembali memeluk Mom Daniela dengan erat.
"Kau jangan berterima kasih padaku, tapi berterima kasihlah pada suamimu yang sudah membawa Mom kesini." Daniela menatap menantunya yang terlihat sangat tampan, pantas saja Eve begitu menginginkan Boy karena pria itu tidak hanya tampan tapi juga sangat berwibawa dan berkharisma.
Dan jangan lupakan keturunan dari mana menantunya itu berasal, keturunan dari seseorang yang terkenal dengan kekayaan dan kekuasaannya siapa lagi kalau bukan keluarga Arbeto. Ada rasa bangga dan rasa bahagia saat pertama kali Daniela mengetahui siapa menantunya itu, dan Daniela juga tidak lupa berterima kasih pada Bayu mantan suaminya yang sudah memilihkan pasangan yang tepat untuk putri mereka.
"B ..." Tita yang sempat melupakan keberadaan suaminya, kini menatap pria itu dengan tatapan penuh cinta. "Terima kasih B." Ucap Tita.
Boy pun langsung menarik satu sudut bibirnya, menampakkan seringai tipis dibibirnya. "Tapi semua ini tidak gratis Tita Anggora."
__ADS_1
"Dasar mesum." Gerutu Tita sembari menelan salivanya dengan susah payah, karena pastinya malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk mereka berdua.
"Itulah aku." Boy berdiri dari tempat duduknya lalu menarik tangan Tita.
"B lepaskan! Kita mau kemana?" Tita menahan tubuhnya agar tetap duduk di samping Mom Daniela.
"Tentu saja ke kamar."
Plak.
Tita dengan gemas memukul bahu suaminya, "B kau itu tidak tahu malu, di sini ada Mommy ku." Gerutu Tita dengan wajah yang kesal.
"Aku hanya bercanda." Boy menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu kembali duduk ditempatnya semula. "Sial! Kalau saja tidak ada Mom Daniela pasti saat ini aku sudah menggendong mu masuk ke dalam kamar."
"Dasar anak muda." Daniela tertawa geli melihat tingkah anak dan menantunya, apa lagi saat teringat nama putrinya yang dipanggil dengan Tita Anggora.
"Mom boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Tita saat teringat perkataan kak Eve.
__ADS_1
"Tentu saja sayang."
"Mom apa kau membenciku?" tanya Tita dengan lirih, ia ingin memastikan sendiri apakah ucapan Ayah unta atau kakaknya yang benar.
"Sayang ..." Daniela memeluk putrinya. "Mana mungkin Mom membencimu! Kau itu darah daging ku, dan tidak ada ibu yang akan membenci anaknya sendiri."
Tita yang begitu terharu mendengar perkataan Mom Daniela sampai menitikkan air matanya, ia bahagia bisa mendengar jawaban langsung dari Mommy nya.
"Sudah jangan menangis lagi." Daniela menggenggam tangan putrinya. "Oh ya B, tempat ini aman bukan? Kau yakin Eve tidak akan tahu Mom ada di Jakarta?" tanya Daniela saat teringat putri tertuanya, ia ingin memastikan kalau Eve tidak akan mengetahui keberadaannya, karena Daniela ingin menjaga perasaan Eve agar tidak terluka dan semakin membenci Tita.
"Tempat ini sangat aman, karena hanya —"
"Keluarga besarlah yang bisa masuk ke dalam Mansion utama." Sahut Bayu.
Tita, Boy, dan Daniela menatap kearah pemilik suara.
"Ayah unta ...." pekik Tita dengan wajah yang terkejut.
__ADS_1
"Bayu ..." Daniela tidak kalah terkejutnya, karena tidak menyangka akan bertemu mantan suaminya.
"Akhirnya aku bisa masuk kedalam mansion utama sebagai bagian dari keluarga besar Arbeto." Bayu tertawa bahagia sembari menatap putri dan mantan istrinya.
__ADS_2