
__ADS_3
Seluruh anggota keluarga Bayu Anggara beserta satu menantu kesayangannya sudah berkumpul di ruang makan, mereka menikmati makan malam tersebut dengan sesekali berbincang dan tertawa saat Bayu menceritakan masa kecil Eve dan Tita pada Boy Arbeto.
"Bagaimana enak tidak masakannya?" tanya Bayu pada putri bungsu dan menantunya.
"Enak, tapi kenapa rasanya tidak seperti masakan Bi Nah?" tanya Tita.
"Karena Eve yang memasak semua makanan ini."
Bayu menatap bangga pada putri sulungnya, sedangkan Eve hanya tersipu malu saat dipuji oleh ayahnya.
"Semua ini yang memasak kak Eve?" tanya Tita dengan wajah yang terkejut.
"Iya sayang, kakakmu ini sangat pintar dan hebat dalam segala hal. Di usianya yang masih dua puluh tahun Eve bahkan sudah lulus kuliah dengan nilai Cumlaude." Bayu kembali memuji Eve.
"Ayah kau jangan memuji aku terus." Eve yang semakin malu menundukkan wajahnya.
"Wah kak Eve hebat sekali."
Tita menatap kakaknya dengan penuh rasa bangga, ia tidak menyangka jika mempunyai seorang kakak yang cantik dan juga pintar.
"Ya .. tidak sepertimu yang sangat bodoh, gila, manja, dan tidak bisa melakukan apapun." Sahut Boy dengan ekspresi wajah yang datar.
__ADS_1
Membuat ketiga orang yang ada di ruang makan langsung terdiam dan saling menatap.
"Hei .. putriku itu tidak bodoh, gila, dan manja. Dia itu hanya—" Bayu terdiam sesaat sambil berpikir.
"Kenapa diam?" Boy menatap intens ayah mertuanya. "Bukankah apa yang aku katakan itu benar?" Seloroh Boy dengan senyum yang mengejek.
"CK, kau itu menantu yang sangat kurang ajar." Bayu geram karena Boy sudah menghina Tita, putri yang sangat disayanginya.
"Ayah sudahlah! Lagi pula apa yang dikatakan oleh B itu benar, aku ini memang bodoh, gila, dan manja." Ucap Tita dengan wajah yang kesal, bisa-bisanya pria itu menghina dirinya di depan ayah dan juga kak Eve. "Tapi Tita tidak terima jika dibilang tidak bisa melakukan apa pun, karena buktinya Tita bisa membuat cucu untuk Ayah."
Uhuk .. Uhuk ...
"Ayah kau baik-baik saja?"
Tita dan Eve langsung menghampiri ayahnya untuk memberikan air minum, tanpa menghiraukan Boy Arbeto yang juga sedang tersedak.
"Tit ...." Boy memanggil Tita dengan napas yang tercekat. "Dasar istri durhaka, bisa-bisanya dia tidak peduli padaku." Gerutu Boy dengan wajah yang memerah karena marah.
"Ah .. B." Tita yang baru tersadar kalau suaminya juga sedang tersedak makanan, langsung mengambil air yang ada di atas meja. "B kau tidak apa-apa kan?" Tita menatap suaminya dengan sangat khawatir karena wajah pria itu terlihat memerah.
Boy hanya diam dengan wajah yang sangat kesal, matanya menatap tajam pada Tita dan langsung terkejut saat menyadari sesuatu yang ada di tangan istrinya.
__ADS_1
"Tadi kau memberikan aku air dari tempat itu?" tanya Boy dengan wajah yang panik menunjuk kearah tangan Tita.
Tita menatap tangannya, dan wajah itu langsung terkejut saat menyadari apa yang tadi diberikannya pada Boy.
"I-iya." Tita tersenyum kaku.
"Tita Anggora ...!" teriak Boy yang langsung berlari menuju dapur, ia merasa jijik dan mual setelah tahu air apa yang tadi diminumnya. "Pantas saja rasanya seperti asem dan kecut." Umpat Boy.
Ia ingat betul tadi sebelum makan ayah mertuanya itu mencuci tangannya dengan air yang baru saja diminumnya, karena ayah mertuanya itu makan tanpa menggunakan sendok.
"Anak unta kau itu." Bayu menatap Tita dengan sangat tajam.
"Tita tidak sengaja, tadi itu karena terburu-buru jadi—"
Tita menundukkan kepalanya dengan wajah yang ketakutan, namun ketakutan itu menghilang saat dirinya mendengar suara tepuk tangan.
"Bagus Tita, kau itu memang anak unta yang tidak perlu diragukan lagi kehebatannya."
Bayu tertawa saat mengingat bagaimana pucatnya wajah Boy Arbeto, saat tahu air yang diminumnya adalah air bekas cuci tangannya, walaupun tangannya itu masih bersih saat mencuci tadi, tapi Bayu yakin menantunya yang perfect itu pasti tetap merasa mual.
Sementara itu Eve yang melihat kelakuan ayah nya, yang justru bangga karena perbuatan Tita yang sembrono, hanya bisa bingung dengan mengerutkan keningnya.
__ADS_1
__ADS_2