Emergency Wedding

Emergency Wedding
Part 37


__ADS_3

Akh ...


Tita berteriak saat tangannya menyentuh resleting celana suaminya.


"Kenapa kau berteriak?" Boy menatap Tita yang tengah memalingkan wajahnya.


"Karena Tita takut?" Tita masih tidak berani menatap kearah Boy, bahkan saat ini tangannya sudah sangat gemetar sampai tidak bisa menurunkan resleting celana milik suaminya.


"Takut? Takut kenapa?"


Boy semakin semangat untuk mengerjai gadis itu dengan membimbing tangan Tita agar menurunkan resleting celana miliknya.


"Stop!" Tita yang semakin takut melihat sesuatu yang ada dibalik celana itu, lebih memilih menarik tangannya. "Untuk hari ini saja Tita tidak mau menjadi istri yang penurut, dari pada Tita mati berdiri melihat sesuatu yang—"


"Sesuatu apa?" Boy menarik pinggang Tita agar dekat dengannya.


"Sesuatu itu."

__ADS_1


"Katakan dengan jelas Tit?"


"Ih nama aku itu Tita, T-I-T-A bukan Tit." Protes Tita dengan wajah yang kesal, karena lagi-lagi Boy Arbeto memanggil namanya dengan asal. "Sekarang lepaskan aku! Tita pending dulu jadi istri yang penurut."


"Pending? Kau kira ini sebuah acara?" Boy menjitak kepala Tita.


"Boy Arbeto sakit tahu." Pekik Tita sambil mengusap kepalanya.


"Itu hukuman karena kau tidak mau menuruti perintah suami, dan satu lagi! Mulai hari ini kau tidur di sana." Boy menunjuk sofa yang ada di dekat jendela.


"A-apa? Tapi B mana bisa Tita tidur di atas sofa."


Sementara itu Tita yang masih berdiri di tempatnya, memandang horor pada sofa yang akan menjadi tempat tidurnya.


"Tita bersabarlah ini adalah ujian, dan orang sabar itu pantatnya semakin lebar eh salah maksud Tita orang sabar itu disayang Tuhan." Tita berjalan menuju sofa dan mulai membaringkan tubuhnya. "Ya ampun kenapa rasanya sangat tidak nyaman." Tita bergerak dengan gelisah ke kanan dan ke kiri terus seperti itu sampai dua puluh menit berlalu.


Cklek

__ADS_1


Mendengar suara pintu yang dibuka Tita pun segera menatap ke arah bathroom.


"B bisakah—" Tita terdiam dengan mulut yang terbuka lebar saat melihat suaminya berdiri dengan hanya menggunakan handuk di atas pinggang, terlihat dengan jelas betapa hot tubuh suaminya itu dengan rambut yang masih basah dan juga perut sobeknya yang membuat tangannya ingin sekali menyentuh perut itu.


"Tutup mulutmu!" Boy berjalan santai menuju lemari pakaian.


Dengan cepat Tita menutup mulutnya. "Oh ya ampun, kenapa aku bisa mempunyai suami yang sangat tampan dan hot seperti itu? Bisa-bisa aku akan memperkosanya jika terus berada di dekatnya." Gumam Tita.


"Apa kau bilang?" Boy yang sudah mengenakan kaos dan juga celana pendek segera berjalan menuju tempat tidur.


"Eh tidak, aku tidak mengatakan apa pun?" Tita menatap kearah tempat tidur. "B bolehkah Tita tidur di sampingmu?" pinta Tita dengan wajah yang memohon.


"Tidak boleh."


"Ish kau itu jahat sekali membiarkan seorang wanita cantik dan imut tidur di atas sofa." Gerutu Tita.


"Jangan berbicara bohong seperti itu." Boy mendelik tajam kearah Tita. "

__ADS_1


"Ish aku tidak berbohong buktinya aku tidur di atas sofa." Tita mengerucutkan bibirnya.


"Kau itu berbohong dengan mengatakan kau cantik dan imut, karena pada kenyataannya kau itu jelek dan menyebalkan." Boy menarik selimutnya lalu membaringkan tubuhnya.


__ADS_2