Dokter Cantik Milik Ceo

Dokter Cantik Milik Ceo
Episode 121


__ADS_3

Yang mau baca kisah Sasa dan Brian, judulnya Suami Dadakan, klik profil saya, nanti nemu. Sampai jumpa ya. :).


*


*


*


Aran kini terus membelah jalanan tanpa arah di tengah malam, pikirannya benar-benar kacau saat Veli belum juga memberinya kabar bahkan kini ponselnya pun tak bisa lagi di hubungi. Namun tak lama berselang seorang pengawal menghubunginya, memberi tahu mereka menemukan seseorang yang mirip seperti Veli mereka belum yakin namun tak ada salahnya memberi tahu Aran.


"Hotel," Aran bergumam tak jelas saat tau Veli kini berada di kamar hotel, berdasarkan info yang di berikan oleh pengawal.


Tak perlu waktu lama untuk sampai di hotel yang di tuju, hanya hitungan menit kini ia sudah berada di sana. Tak perlu berdebat atau pun bernegosiasi dengan pihak hotel, mereka semua tau jika ia lah pemilik hotel itu. Tak ada yang berani berkata tidak padanya bahkan karyawan hotel dengan mudahnya membuka kamar sesuai dengan keinginannya. Pintu terbuka, Aran tak membiarkan siapa pun masuk selain ia saja.


TAP TAP TAP.


Terdengar suara langkah kaki Aran mulai mendekati ranjang yang berukuran sangat besar itu. Mata Aran melebar melihat Veli dan Farhan duduk di ranjang yang sama, begitu juga dengan Veli dan Farhan yang kini melihat Aran di sana.


PROK PROK PROK.


Aran bertepuk tangan sambil tersenyum dengan penuh kebanggaan melihat istri yang bedua di dalam kamar hotel, entah sudah terjadi atau belum hanya keduanya yang tau.


"Aran?" Veli shock dan turun dari ranjang dengan gerakan cepat.


"Farhan kau mau menjadikan Veli istri ke berapa? Kedua? Ketiga? Atau yang ke berapa?" tanya Aran tanpa menjawab pertanyaan Veli.


"Istri yang keberapa?" Veli bingung dengan perkataan Aran, "Maksudnya?" tanya Veli kini beralih menatap Farhan.


"Heh jangan asal bicara kau?" Farhan mendekati Aran dan mencengkram kerah kemeja Aran.


"Lepas," Aran mendorong Farhan agar tangan itu terlepas dari kerah kemejanya, "Tangan mu terlalu kotor untuk memegang kemeja ku," Aran mengusap kemejanya seolah jijik pada Farhan.

__ADS_1


"Mas....jawab? Maksud Aran itu bagaimana?" Veli masih di landa cemas setelah apa yang barusan di katakan Aran.


"Tidak usah dengarkan dia," Farhan menatap tajam Aran, "Dia hanya mengarang cerita, dia ini yang tidak beres memaksa kekasih orang lain menikah dengannya, lalu sekarang dia mengarang cerita," jari telunjuk Farhan mengarah pada Aran.


"Ya mungkin saja begitu," Aran mengambil ponselnya dan menujukan sebuah photo pada Veli, di mana Farhan tengah menemani seorang wanita hamil di sebuah rumah sakit.


"Dia siapa Mas?" air mata Veli tumpah begitu saja, berjuta pertanyaan kini muncul di otaknya.


"Sayang, Mas memang sudah menikah. Tapi kami di jodohkan dan Mas terpaksa menikah dengan dia demi Papa Mas yang sakit dan Mas takut kalau terjadi hal buruk pada Papa, tapi Mas cuman cinta sama kamu," jelas Farhan pada Veli.


"Kalau kamu tidak cinta kenapa wanita itu hamil?" tanya Aran menatap Farhan remeh.


"Tidak usah ikut campur urusan pribadi ku!" bentak Aran.


"Em......" Aran tersenyum menatap Farhan lalu Veli, "Kau mau cerai?" tanya Aran dengan santai dan memasukan kedua tangannya kedalam saku, menurut Aran apa yang di lakukan Veli adalah hinaan.


"Aran," terdengar suara Bilmar yamg baru saja datang, sebab tadi ia di pinta Anggia untuk mencari tahu di mana Veli. Dan orang suruhannya pun sama mengatakan Veli ada di sana, hanya waktunya saja sedikit berselisih dengan Aran.


"Apa yang kau lakukan di sini Veli, bukan kah kau wanita sudah bersuami? Lalu kenapa kau di kamar hotel bersama seorang lelaki?" tanya Bilmar dengan serius pada Veli.


"Aku......" Veli diam tak tau harus menjawab apa.


"Sudah lah Bilmar, terserah padanya saja dia bebas melakukan apa saja," kata Aran dengan kecewa.


Aran pergi begitu saja meninggalkan kamar itu, perasaan kacau semakin terasa kacau setelah apa yang kini ia lihat. Iya yakin semua itu sudah terjadi antara Farhan dan juga Veli, pernikahannya memang di mulai dengan ketik jelasan dan sekarang juga begitu. Sangat tidak jelas.


Sementara Veli yang masih di sana merasa bersalah, ia memang sempat beberapa kali menolak namun Farhan terus berusaha meyakinkannya akan cinta mereka. Akhirnya Veli ikut saja dengan perkataan Farhan, sebab antara ia dan Aran pun memang tak jelas, hanya status yang suami istri tapi tidak dengan kehidupan mereka.


"Baiklah Veli, aku tidak berhak ikut campur dalam masalah ini, tapi bila kau memang ingin bersama brengsek ini katakan pada Aran bila kau ingin bercerai. Selesaikan masalah kalian jangan seperti anak-anak ABG, kau sudah menikah," tandas Bilmar lalu ia pun pergi begitu saja.


"Sayang, bukankah kau ingin bercerai dari Aran, dan ini ternyata jauh lebih mudah dari apa yang kita pikirkan bukan?" tanya Farhan dengan bahagia.

__ADS_1


"Cukup!" Veli memang ingin bercerai dari Aran, tapi justru kini ia merasa bersalah setelah ia tau ternyata Farhan tak lebih baik dari Aran.


"Sayang kau kenapa?" tanya Farhan yang bingung melihat ekpresi Veli saat ini.


"Kau bilang aku kenapa? Kau sadar tidak, kau sudah punya istri dan sekarang kau di sini bersama ku!" jelas Veli penuh kekesalan dan penyelasan, ia berniat pergi namun lengannya di pegang oleh Farhan. Hingga dengan terpaksa langkah kalinya harus terhenti.


"Aku akan menceraikannya, aku sangat mencintai mu," jelas Farhan lagi berusaha meyakinkan Veli.


"Iya, setelah kau menikah dengan ku. Kau akan menceraikan aku setelah kau dapat yang baru!" tutur Veli lagi masih menatap tajam Farhan.


"Itu tidak akan pernah, aku mencintai mu selamanya begitu," Farhan berusaha memeluk Veli tapi di tolak begitu saja.


"Aku sekarang sadar, aku salah dan aku tidak akan mau bercerai dari suami ku apa lagi sampai harus menikah dengan lelaki brengsek seperti mu!" Veli menghempaskan tangan Farhan yang memegang lengannya hingga terlepas.


"Sayang, apa kailu pikir dia tidak akan menceraikan mu setelah apa yang dia lihat malam ini, apa dia masih mau mempertahan kan mu?" tanya Farhan.


"Aku baru tau ternyata kau burus!" Veli pergi meninggalkan Farhan, tapa peduli dengan Farhan yang terus memanggil namanya.


"Sayang......"


"Veli........."


Veli menangis dengan perasaan menyesal, kini ia tak miliki harga diri di hadapan Aran atas apa yang terjadi malam ini. Mata Veli menatap Aran yang masih berdiri di depan hotel tepat di depan mobil.


"Aran......" Veli mengejar Aran namun Aran masuk ke dalam mobilnya meningfalkan Veli begitu saja.


"Aran!" teriak Veli dari kejauhan menatap mobil Aran.


Sementara Aran malah menitihkan air mata, ada perasaan tak terima atas apa yang tadi ia saksikan.


"Kenapa aku malah terluka, aneh," gumam Aran sambil terus mengemudi.

__ADS_1


__ADS_2