Dokter Cantik Milik Ceo

Dokter Cantik Milik Ceo
Episode 59


__ADS_3

Pagi ini Anggia tidak merasa mual sedikit pun entahlah ia pun tidak mengerti, kadang mual datang kadang tidak yang pasti Anggia sangat bersyukur bayi-bayinya sehat-sehat saja.


"Veli kamu potong wortelnya ya," kata Anggia.


Anggia dan Veli saat ini sedang masak di dapur untuk makan siang, Anggia yang hoby memasak hari ini sangat antusias dalam memasak sebab tubuhnya sangat segar.


"Ya tapi gimana potongnya aku bingung," Veli yang tidak pandai dan tidak hoby memasak itu sepertinya sangat kesulitan dalam membantu Anggia memasak.


Tapi saat saat Anggia akan menunjukan bagaimana cara memotong wortel, tiba-tiba Aran datang kedapur langsung mengambil minuman kaleng di kulkas.


"Uhuk-uhuk," Aran tesedak minumaan yang ia minum melihat wortel yang sudah terpotong dan Veli masih memegang pisau jadi bisa di pastikan Aran kalau Veli yang memotong Wortel itu, "Anggia kamu dapat pembantu dari mana?" tanya Aran tertawa lucu.


"Aku bukan pembantu ya," jawab Veli dengan kesal.


Aran memperhatikan penampilan Veli, kaos oblong hitam, celana jeans dan kalung rantai yang di pakai Veli, "Terus kalau bukan pembantu apa? Kamu peliharaan?" tanya Aran.


"Lu berani kurang ajar sama gue heh," Veli malah mendekat Aran dan menadahkan pisau dapur yang ia pegang pada Aran.


"Gue nggak kurang ajar sama elo, kalau gue kurang ajar sama lu bukan gini, tapi gue lecehin baru namanya kurang ajar," jawab Aran yang tidak mau kalah.


"Lu berani sama gue," Veli menarik kerah kemeja Aran, tapi Aran menepis tangan Veli dengan cepat.


"Lu pikir gue takut sama lu hah," teriak Aran.


"Aran dia ini Dokter Veli," kata Anggia berusaha menengahi kedua orang sedang perang itu.


"Oh ya, tapi aku....," Aran mengingat dokter yang merawat Anggia saat sakit dulu, lalu memperhatikan Veli. Aran memang tidak sering kerumah Bilmar saat itu sebab ia harus mengerjakan pekerjaan Bilmar juga, karena Bilmar mengurus Anggia di rumah, "Oh ya aku lupa," Aran merasa tidak enak dengan Veli. Aran memang baru pulang dari luar negeri juga baru kali ini bertatap muka langsung dengan Veli, begitu juga dengan Veli.


"Minta maaf nggak lu!" kata Veli masih memegang pisau, dengan cepat Anggia mengambil pisau di tangan Veli agar tidak ada yang terkena.


"Ada apa ini," Ratih yang tadinya duduk santai dengan memainkan ponselnya, mendadak penasaran mendengar keributan di dapur. Dengan rasa penasaran ia berjalan menuju dapur dan ternyata Aran dan Veli yang sedang terlibat perkelahian.


"Ini Mi, si dokter jadi-jadian aneh," kata Aran menunjuk Veli.


"Heh lu jangan kurang ajar, pakek bilang gue dokter jadi-jadian, Sekalian gue jadiin sate lu mau!"


"Sudah-sudah, ayo berdamai Mami nggak mau anak-anak Mami bertengkar. Ayo salaman," Ratih menarik tangan Aran lalu tangan Veli, dan menyatukannya, "Ayo minta maaf sebelum kalian Mami kurung berdua di kamar mandi," ancam Ratih.

__ADS_1


"Mami apasih," kata Veli dengan kesal.


"Cepat baikan!" bentak Ratih, Veli, Aran dan Anggia mendeguk saliva melihat Ratih marah.


"Iya maaf," kata Veli menjabat tangan Aran.


"Aran jawab apa," Ratih memegang wortel mengarahkannya pada Aran yang tidak mau minta maaf, "Kamu mau Mami sumpel pakek wortel," tanya Ratih.


"Iya maaf," kata Aran dengan cepat.


Ratih memakan wortel mentah yang ia pegang, "Nah gini kan enak, Mami juga niatnya mau jodohin kalian," tutur Ratih santai.


Aran dan Veli saling tatap dan keduanya langsung menarik tangannya dengan cepat.


"Mi, nggak ada pilihan yang lain apa? Ini bukan cewek Mi," Aran menujuk Veli dari ujung rambut sampai ujung kaki.


"Terus gue apa?" Veli kesal dan berkacak pinggang di hadapan Aran.


"Lu itu cowok jadi-jadian, udah leher pakek rantai nggak ada anggunnya sedikit pun, ngomong asal jeplak ajah." tutur Aran.


"Heh lu pikir lu ganteng," teriak Veli.


"Muka lu aja kayak centong bantuan pecah," jawab Veli lagi tak mau kalah.


"Sudah-sudah," teriak Ratih, "Tadi baru baikan sekarang sudah ribut lagi," Ratih hanya bisa memijik dahi memikirkan bagaimana cara membuat keduanya akur, sebab Ratih tau seberapa baiknya Veli. Tapi Aran malah menyukai Sasa, dokter yang tidak di sukai Ratih.


"Veli masak lagi yuk," Anggia sudah merasa lapar dan bayi-bayinya di dalam sana sudah minta makan tapi, Anggia malah harus menjadi penonton di antara pertengkaran dua orang manusia yang baru saja berkenalan itu.


"Lu ngajak dia masak Ngi?" tanya Aran.


"Iya," Anggia mengangguk dengan polosnya karena ia tidak mengerti.


"Kamu salah orang, kalau kamu ajak main sirkus baru benar," Aran lagi-lagi mengejek Veli.


"Lu bener-bener ya," Veli melempar wortel, kentang dan sayur-sayuran yang lainnya pada Aran. Hingga sayur yang seharusnya untuk di masak Anggia habis hancur berserakan di lantai.


"Dasar cewek gila." Aran menutup wajah dengan tangan demi melindungi diri.

__ADS_1


"Lu masih berani juga," Veli mengambil minuman di tangan Aran dan mengguyur habis di kepala Aran.


"Kurang ajar," Aran menatap Veli tajam, Veli mendadak merinding sambil memundurkan langkah, sebab kini Aran lah yang malah mendekatinya, hingga Veli tidak bisa mundur lagi karena tubuhnya terbentur kulkas.


"Untung lu cewek, kalau cowok abis lu gue bikin babak belur," kata Aran di hadapan wajah Veli.


"Kalian bedua udah rusakin sayur aku, aku nggak jadi masak. Aku udah laper banget tau nggak, ihh," kesal Anggia dengan nafas yang naik turun tak beraturan.


"Maaf," Veli menangkup kedua telapak tanyannya.


"Kalian berdua beresin dapur!" teriak Ratih.


"Tapi Mi," tolak Aran.


"Kalau kalian keberatan Mami nikahkan kalian sekarang juga!"


"Ampun Mi, Veli bakal bersihin Veli nggak sudi nikah sama buaya gila ini," mata Veli menatap Aran yang hanya berjarak sekitar setengah meter darinya.


"Lu pikir gue mau sama cewek kayak lu, nggak sudi gue," Aran juga tampaknya tak mau kalah.


Sementara Anggia rasanya ingin menangis, semangatnya ingin memasak siang ini hilang karena kehadiran Aran dan Veli. Di tambah lagi sayurannya hancur.


"Kalian abis bersihin ini beli lagi sayuran ini di pasar, ingat harus di pasar." Anggia menegaskan pada Aran dan Veli.


"Ayo bersihkan dapur," teriak Ratih.


"Iya Mi," jawab Veli.


Anggia juga Ratih pergi meninggalkan Aran dan Veli yang harus membersikan dapur.


"Gara-gara lu nih."


"Heh jangan nuduh terus!" kesal Aran.


"Dasar buaya gila," keduanya terus berdebat sambi tangan mereka bekerja membereskan dapur.


"Lu cewek gila," Aran yang memegang sapu tapi masih sempat membalas perkataan Veli.

__ADS_1


*****


Jangan lupa VOTE.


__ADS_2