
__ADS_3
Kini Aran dan Veli sudah berada di dalam mobil, Veli menolak tumpangan yang di tawarkan Aran padanya. Namun mau bagaimana lagi Aran memaksa bahkan Aran menarik tangan Veli dan langsung memasukan kedalam mobil tanpa mendengar penolakan yang di ucapkan oleh Veli.
"Aran balikin kunci mobil gw dong," Veli sangat kesal sekali pada Aran yang masih menyimpan kunci mobil kesayangannya.
"Mobilnya udah aku jual dan uangnya aku bagiin sama orang-orang yang hidup di jalanan yang jauh lebih membutuhkan," jawab Aran santai.
"Apa? Lu berani jual mobil kesayangan gw?" Veli tak habis pikir dengan Aran, yang berani menjual mobil kesayangannya itu, "Pacar bukan, temen bukan, kenal enggak! Tau-tau lu nekat banget ya....berani jual mobil gw," Veli geram dan ia mengepalkan dua tangannya pada wajah Aran.
"Nanti saya beli yang lebih bagus dan lebih mahal dari itu, lagian itu mobil kamu bilang di belikan sama dokter Farhan itu kan?" tanya Aran dengan kesal.
Aran rasanya tidak suka Veli menerima pemberian dari orang lain. Padahal bukan kah Aran hanya ingin membuat Veli jatuh hati padanya, setelah itu ia akan mencampakan Veli. Untuk membayar setiap hinaan dan Veli yang selama ini tidak tertarik padanya, lalu kenapa kini malah Aran tidak suka ada yang dekat dengan Veli atau pun ada yang memberikan Veli sesuatu. Yang jelas sekarang misinya adalah membuat Veli jatuh cinta padanya dan setelah itu ia hempaskan begitu saja, semoga saja Aran tak terjebak dalam misinya sendiri.
"Lu mau beli mobil buat gw, dan apa tadi lu bilang? Mau beliin yang bagus dan lebih mahal dari itu?" Veli tersenyum sinis meremehkan Aran, "Emang lu mampu?" tanya Veli.
Aran sangat kesal dengan ucapan Veli yang seakan meremehkan dirinya, mungkin Veli tak pernah tau siapa ia sebenarnya hingga Veli selalu meremehkannya. Namun sejujur bukan Veli sombong atau pun merendahkan Aran, dari hati kecilnya itu cara yang ia gunakan agar Aran menjauhinya dengan setiap kali ia megeluarkan kalimat hinaan. Karena memang Veli tak suka pada Aran, hati Veli sudah menyukai seorang dokter bedah bernama Farhan. Namun sepertinya semakin Veli bersikap ketus pada Aran maka Aran semakin penasaran pada seorang Veli, wanita tomboy itu mengapa bisa tak tertarik padanya.
"Lu ngapain makin deket ma gw," Veli merinding tak kala Aran menatapnya dan semakin menghipit tubuhnya.
"Kamu meremehkan saya?" tanya Aran dengan wajah dingin dan tak bersahabat.
"Mundur!" teriak Veli.
"Kamu belum tau siapa saya?"
Aran tak mau Veli terus menyepelekan dirinya, ia seorang Ceo bukan asisten. Dulu ia menjadi asisten Bilmar karena Rianda memintanya agar Aran tau bagaimama Bilmar memimpin perusahaan raksasa miliknya dengan baik. Dan itu pun menjadi syarat agar Aran bisa menerima warisan mendiang sang Ayah yang sudah lama meninggal dunia.
__ADS_1
"Lu Asisten tuan Bilmar, nggak usah sok!" ketus Veli.
Aran menjaukan dirinya dan ia mulai mengemudi, Aran mengemudi dengan kecepatan tinggi hingga membuat Veli was-was. Namun Veli menyadari Aran tak menurunkannya di rumah sakit bahkan Aran melewatinya begitu saja.
"Eh....." Veli sedikit bingung, "Aran rumah sakit udah lewat," Veli mengingatkan Aran.
"Hari ini kamu ikut saya," kata Aran tanpa menatap Veli.
"Ikut lu," Veli di buat bingung dengan perkataan Aran, "Gw ada kerjaan....banyak pasien yang butuhin gw, ngapain gw ikut elu...buang-buang waktu aja," ketus Veli yang makin kesal pada Aran.
"Biar kamu tau siapa saya," Aran memarkirkan mobilnya di depan gedung yang sangat tinggi, dan terlihat sangat megah, "Ayo turun," Aran membuka pintu untuk Veli. Sebab Aran melihat Veli masih duduk dalam kebingungan.
"Ngapain lu bawa gw kemari," kata Veli sambil ia turun dari mobil.
Kini Aran menarik Veli masuk lift khusus petinggi prusahaan, Veli diam saja dan menunggu ke mana Aran akan membawanya. Karena ia tau mengapa Aran bisa masuk ke lift khusus petinggi perusahaan itu pasti karena Aran adalah asisten Bilmar. Hanya sedikit yang mengganjal di hati Veli, yaitu mengapa semua karyawan tertunduk saat Aran melewati mereka, tapi itu pun berhasil di tepis Veli dengan jawaban yang masih sama. Aran adalah sepupu Bilmar yang merangkap menjadi asisten.
TING.
Pintu lift terbuka dan Aran menarik tangan Veli keluar dari lift dan masuk ke ruangan milinya, Veli mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan itu yang terpampang besar fhoto sepasang suami istri dan Veli tidak tau itu fhoto siapa.
"Ini ruangan siapa?" tanya Veli masih bingung, "Ini pasti ruangan tuan Bilmar kan?" tebak Veli dengan senyuman bangga karena lagi-lagi ia merasa berhasil menebaknya dengan benar.
TOK TOK TOK.
Terdengar seseorang mengetuk pintu dan dalam beberapa menit kemudian pintu sudah terbuka.
__ADS_1
"Selamat pagi bos," sapa seorang wanita yang berpenampilan sangat sexy sekali, ia adalah asisten Aran.
"Em," jawab Aran yang duduk di kursi kebesarannya.
Wanita itu berjalan mendekati Aran dengan membawa seorang dokumen di tangannya, dan memberikannya pada Aran.
"Ini dokumen yang bos minta kemarin," kata Wanita tersebut.
Aran menganggu dan tak perduli sedikit pun pada wanita itu, dan wanita itu berpamitan untuk keluar dari ruangan itu. Tapi sampai di depan pintu Veli menahan si wanita itu untuk tidak keluar sebelum menjawab pertanyaannya.
"Mbak, sopan banget sama di dia," kata Veli menunjuk Aran dengan tangan kirinya.
"Maaf Mbak tapi tuan Aran Rianda adalah Ceo kami dan saya hanya Asisten di sini," jawab wanita itu dengan sopan.
"Ceo," Veli melihat Aran yang menatapnya datar, setah Asisten Aran keluar dari ruangan itu. Aran mengunci pintu ruangannya deng remote pintar yang ada di mejanya, ia berjalan mendekati Veli kedua tangan Aran berada di dalam saku masing-masing jas mahal yang kini ia kenakan.
"Kenapa," Aran mendorong tubuh Veli pada dinding dan menghimpitnya.
"Jangan begini dong," Veli sangat takut bila Aran melakukan hal negatif pada dirin.
"Kamu calon istri saya, saya bebas melakukan apa saja."
"Siapa bilang...." ketus Veli sambil mendorong Aran agar tak lagi menghimpit tubuhnya, Aran mundur selangkah ia pun tak mau terlalu lama berdekatan dengan Veli, gundukan Veli benar-benar terasa saat ia barusan menghimpit Veli sungguh menantang jiwa kelelakian Aran untuk keluar.
"Kamu bilang, selera kamu Ceo, dan saya Ceo, lalu apa lagi? kali ini Aran yang meremehkan Veli.
__ADS_1
__ADS_2