Dokter Cantik Milik Ceo

Dokter Cantik Milik Ceo
Episode 134


__ADS_3

"Mas, jawab."


Berulang kali Veli bertanya tapi Aran hanya diam tanpa menjawab apa yang di anyakan Veli.


"Apa perlu semuanya yang udah lewat di bahas?" tanya Aran yang ragu menjelaskan pada Veli tentang apa yang sudah ia lakukan hingga mereka bisa menikah.


"Iya dong Mas, yaudah.....kalau Mas nggak mau bilang terserah aja lah," ucap Veli dengan putus asa, sebab Aran terlihat susah sekali menjelaskan pada dirinya.


"Yaudah Mas ceritain," kata Aran dengan berat hati.


FLASH BACK.


Sebelum Veli menikah dengan Aran pada malam itu Rianda, Satria, Ratih, Laras, Bilmar dan Aran. Terlebih dahulu berbicara serius mengenai apa yang sebenarnya terjadi, saat itu Veli bersama Anggia berada di kamar hingga mereka tak tau apa-apa.


"Saya mohon maaf tuan Satria, atas apa yang sudah anak saya lakukan," tutur Rianda dengan nada penuh penyesalan karena ia sangat malu dengan apa yang di lakukan Aran saat ini.


"Ini bukan salah anda tuan Rianda, kalau putri kami menolak semua pasti tidak mungkin terjadi. Jadi saya menganggap keduanya bersalah," tutur Satria dengan tanpa mengurangi rasa hormat pada Rianda, bukan karena Rianda dari keluarga kaya, namun memang Satria mengatakan apa yang menurutnya benar.


"Tapi tuan Satri, Nyonya Laras. Saya tidak yakin kedua berbuat zina," tutur Ratih sambil menatap Aran penuh tanya.


Aran diam dan menunduk, ia tak memiliki keberanian untuk menjawab setiap perkataan Ratih.


"Kenapa anda berkata demikian Nyonya Ratih, saya menyaksikan sendiri seperti apa mereka saat itu," papar Satria lagi, "Di tambah lagi Aran sendiri sudah mengakuinya Nyonya Ratih, saya tidak mau anak saya nanti malah hamil di luar nikah," ucap Satria dengan nada kecewa.


Ratih dan Rianda mengerti dengan kecemasan Satria, namun mereka tak membenarkan jika Veli dan Aran sudah melakukan itu.


"Saya, yakin tuan Satria tidak ada yang terjadi di antara mereka. Veli memang tinggal bersama Aran tapi saya juga tinggal bersama mereka, dan saya tau seperti apa Aran dan Veli yang terus terlibat cekcok," ucap Ratih dengan menjelaskan segala apa yang terjadi bila Veli dan Aran bertemu.


"Lalu kenapa Aran mengatakan, mereka tinggal berdua, satu kamar dan......" Satria tak mungkin memperjelas pertanyaannya, matanya malah beralih pada Aran menatap penuh tanya.

__ADS_1


"Aran, tuan Satria butuh penjelasan. Jawab jangan buat Papi malu," ucap Rianda yang juga mengerti dengan tatapan Satria.


"Kami memang tak pernah melakukan papa, tuan Satria," jawab Aran dengan suara yang pelan, ia sangat takut bila pernikahan ini gagal.


"Tapi kenapa kau mengatakan berbeda saat di perusahaan tadi?" tanya Satria lagi.


"Aran jawab!" timpal Rianda sebab semua orang menunggu jawaban Aran.


"Tuan Satria, saya mohon maaf atas ketidak sopanan saya. Tapi hanya dengan cara itu saya bisa menikah dengan putri anda, sebab dia tak pernah tertarik pada saya," jawab Aran dengan penuh harap agar Satria tetap menikahkannya dengan Veli.


"Kalau kau menginginkannya kenapa kau tak mengatakan pada ku baik-baik? Dan tidak berbicara langsung pada putri kami, kalau begini caranya sama saja anda merendahkan putri kami," jawab Satria dengan tersulut emosi.


"Pa, dengerin dulu penjelasan Aran," ucap Laras yang tak ingin ada keributan, "Kita bicarakan semuanya baik-baik," tutur Laras menatap Ratih dan Rianda.


"Pernikahan ini di batalkan saja!" ucap Satria dengan tegas.


"Saya tidak akan menikahkan kau dengan putri kami, kecuali putri kami yang memintanya," jawab Satria.


Rianda dan Ratih yang sudah berbicara terlebih dahulu di rumah dengan Aran, mengenai Aran yang menginginkan Veli mulai menatap Satria. Sebab ia sudah berjanji akan membantu Aran.


"Tuan Satria, saya mohon restui mereka. Bukankah dengan mereka menikah bisnis kita bisa menjadi lebih mudah?" tanya Rianda dengan senyuman.


"Apa anda pikir saya mau menukar anak saya demi uang?" tanya Satria berkabut emosi yang mulai membuncah.


"Bukan begitu maksud saya tuan Satria," ucap Rianda dengan menyesal sebab Satria malah menanggapi dengan buruk mengenai niat mereka, "Tanpa anda menjual putri anda pada kami pun kita sudah terikat kerja sama, bukan kah saat perusahaan anda di ambang kehancuran pun Aran ada untuk membantu perusahaan Anda. Tapi kami tidak mengungkit semua itu dengan niat ingin menukar putri anda dengan uang. Tapi kami memang sangat menyayangi putri anda dan kami sangat berharap dia menjadi anggota dari keluarga kami," ucap Rianda dengan penuh harap.


"Tapi ini pernikahan tuan Rianda, pernikahan bukan mainan," jelas Satria.


"Apa anda yakin saya ingin mempermainankan dengan mengorbankan harga diri keluarga saya tuan Satria?" tanya Aran dengan begitu jelas.

__ADS_1


"Kami akan menjamin tuan Satria, jika Veli akan kami jaga dan kami sayangi layaknya putri kandung kami," pinta Rianda lagi.


"Tuan Satria, saat ini putri anda menjalin hubungan seorang pria yang sudah beristri," Aran mulai menunjukan beberapa fhoto Farhan dengan Veli dan juga fhoto Farhan dengan istrinya. Dan menjelaskan banyak hal lagi hingga Satria diam memikirkan perkataan Aran.


"Kami berjanji tuan Satria, Nyonya Laras kami akan menyayang putri anda. Saya sangat menyayanginya," pinta Rarih penuh harap.


Satria dan Laras saling tatap, hingga Laras mengangguk pada Satria.


"Baiklah tuan Rianda, tapi pernikahannya setelah lebaran saja. Karena dia putri kami satu-satunya dan kami ingin mengadakan pesta sesuai keinginanya," kata Satria.


"Saya mohon tuan Satria, bila anda menunda kami pasti tidak akan menikah. Kalau sekarang dia tidak akan bisa menolak lagi, saya mohon tuan Satria," ucap Aran yang kembali memohon pada Satria.


"Apa kau bisa berjanji untuk membahagiakan putri ku?" tanya Satri menatap Aran dengan tajam.


Aran menatap Rianda kemudian Ratih, "Saya tidak bisa berjanji untuk itu tuan Satria, saya hanya bisa berusaha untuk terus membuat putri anda bahagia," ucap Aran.


FLASH BACK OF.


Veli diam mendengar penjelasan Aran, namun ia masih punya banyak pertanyaan.


"Terus kenapa malam itu, Mas ngomong ke tuan Bilmar kalau Mas cuman mau nyakitin Veli setelah menikah?" tanya Veli yang masih di landa kebingungan.


"Awalnya memang begitu, tapi sekarang tidak. Saat itu aku masih terlalu munafik mengakui jika aku tertarik pada mu. Tapi semakin kesini semakin aku tau kalau aku tak bisa hidup tanpa mu!" tandas Aran


***


Kakak semua jangan lupa like, VOTE, bintang limanya. Makasih.


Kakak semua saya nggak bisa kasih visual, saya bingung soalnya dan takut tak sesuai dengan keinginan kalian. Jadi terserah kalian saja mau membayangkan visualnya siapa, maaf ya. :).

__ADS_1


__ADS_2