
__ADS_3
Bilmar masuk ke dalam kamar Anggia tengah malam dan melihat Anggia yang tengah berbaring di ranjang hanya dengan lingerie yang sangat sexy, di tambah lagi perut buncit Anggia membuat Bilmar merasa jiwa kelelakiannya tertantang, tanpa bicara dan hati-hati Bilmar merengkuh tubuh Anggia kedalam pelukannya.
"Abang," Anggia sedikit kaget melihat Bilmar yang tiba-tiba ada di sampingnya.
"Adik sayang Abang cinta sama kamu," kata Bilmar.
Anggia tersenyum mendengar ucapan Bilmar yang begitu indah di telinganya, manik mata Anggia bertemu dengan manik mata Bilmar, Bilmar seolah mencari jawaban dari sesuatu yang ia inginkan malam ini, Anggia mengerti dan mengangguk.
"Bang...." Tubuh Anggia terasa meremang merasakan tangan kekar itu, meremas, mengecup dan memainkan sesuatu pada tubuhnya.
Malam yang indah di terangi renbulan malam, kamar yang redup hanya cahaya rembulan yang menerangi seolah menjadi saksi malam itu terulang kembali. Anggia hanya menikmati dan merasakan semua perlakuan Bilmar padanya.
"Kamu cantik sekali," Bilmar memandang wajah polos Anggia, rambut berantakan Anggia seolah menjadi bingkai wajah wanita itu, Bilmar tesenyum bahagia sebab semua itu karena ulahnya.
"Ah..ah..ah," Anggia hanya mampu mengucapkan itu menikmati sesuatu yang menusuk bagian inti tubuhnya.
"Sayang..." lagi-lagi bisikan itu yang di dengar Anggia kalimat yang seakan membuat tubuhnya tersengat aliran listrik, kalimat yang membuatnya semakin terpacu akan gairah yang di tawarkan Bilmar saat ini.
"Anggia..." teriak Bilmar.
BUUUK.
Aran melempar bantal ke wajah Bilmar.
"Anggia," Bilmar menjerit dan mendudukan tubuhnya dengan reflek.
"Lu kenapana, ah ah ah nggak jelas," Aran kesal sebab Bilmar malah memeluknya bahkan menciuminya.
"Sial," Bilmar tersadar dan menarik rambutnya dengan kuat, "Gw berharap nyata, ternyata cuman mimpi," Bilmar terlihat kecawa.
"Gila lu ya, lu cium-cium gw dari tadi," Aran sangat kesal karena Bilmar menyebut Anggia tapi malah ia yang di ciumi Bilmar.
"Apa gw cium lu?" Bilmar shock dan merasa malu bayangan Anggia yang sexy berubah menjadi Aran yang berbadan kekar. Bilmar mengelap bibirnya dan merinding.
__ADS_1
"Ia bego!" kesal Aran.
"Huuek," Bilmar lari kekamar mandi dan memuntahkan isi perutnya, merasa jijik karena menciumi Aran.
Sesaat kemudian Bilmar kembali dan melihat Aran yang kini duduk di sofa, Bilmar tidak mau duduk di sofa ia lebih memilih duduk di ranjang. Takut Aran berpikir kalau kini ia menyukai Aran.
"Lu gila ya, main cium-cium gw, segitu nafsunya lu sama gw?" lagi-lagi Aran mengutarakan kekesalanya pada Bilmar.
"Gue juga nggak sadar, kalau sadar gue nggak akan mau, lu pikir gw pencinta pisang," Bilmar juga tidak kalah kesal mengingat bertapa bodohnya ia.
Empat hari sudah Bilmar berada di negeri orang, mengurus pekerjaan yang membutuhkannya. Selama empat hari itu pula ia tidak menghubungi Anggia, sebab ia sangat sibuk dan tidak memiliki waktu luang, bahkan Bilmar baru bisa tidur di tengah malam.
Bilmar ingin mengerjakan semua pekerjaannya dengan cepat, dan bisa segera kembali ketanah air menemui Anggia wanita yang sangat ia rindukan. Kadang Bilmar ingin menghubungi Anggia sebentar saja, tapi mengingat perselisihan waktu Bilmar takut mengganggu Anggia yang tengah istirahat di sana.
Tapi jujur saja Bilmar menunggu Anggia yang menghubunginya walau pun ia tengah istirahat di tengah malam Bilmar akan sangat bahagia. Tapi sayang Bilmar tidak sekali pun menerima pesan dari Anggia, apa lagi telpon. Bilmar semakin bersedih dan tersiksa hingga malam ini ia tidur dan memimpikan hal gila itu bersama Anggia.
"Heh, kenapa bengong!" Aran tahu Bilmar sedang memikirkan sesuatu.
"Lu ngapain tidur di kamar gue!" kata Bilmar dengan kesal, andai saja Aran tidak tidur di kamarnya pasti ia tidak akan menciumi Aran, dan paling tidak ia bisa menciumi guling sambil memimpikan Anggia yang tengah bersamannya.
"Lu lupa apa bego! Kita tadi lagi ngerjain kerjaan dan ngantuk berat langsung tidur tu lihat," Aran menunjuk laptop yang masih menyala di atas ranjang, "Ketiduran bukan sengaja, najis gw tidur sama lu," kesal Aran.
"Ck," Bilmar hanya bisa berdecak kesal dan kecewa karena semua hanya mimpi.
"Parah lu, gue tau tadi lu mimpi lagi sama Anggia kan!" tebak Aran.
"Udah tau tanya bego banget sih lu!"
"Lu mau gw cariin cewek nggak?" Aran mencoba mengetes Bilmar, apa kah playboy di hadapannya itu sudah taubat karena Anggia.
"Heh lu jangan kurang ajar ya!" Bilmar sangat kesal dengan perkataan Aran.
"Kali aja mau, biar gw suru ke sini," seloroh Aran yang sudah yakin Bilmar sudah benar-benar di miliki Anggia, Anggia sudah berhasil mengalihkan Bilmar yang biasa hidup dalam dunia yang di tawarkan dunia.
__ADS_1
"Nggak lah, gw mau kalau Anggia," Bilmar menjadikan tangan sebagai bantal, lalu menutup mata membayangkan Anggia kini di hadapnnya.
BUUK.
Aran melempar bantal sofa tepat mengenai wajah Bilmar.
"Heh, lu brengsek banget sih," Bilmar bangun dan melempar kembali bantal sofa itu pada wajah Aran dengan perasaan kesal, padahal ia sangat berharap mimpi tadi bisa di lanjutkan.
"Lu pasti sekarang lagi berharap mimpi tadi kan?" tebak Aran karena bibir Bilmar tersenyum namun dengan mata tertutup.
"Emangnya masalah buat lu!"
"Oon banget sih lu, lu pikir itu vidio bisa di putar ulang!" Aran tidak habis pikir mengapa otak Bilmar hanya ada hal itu dan itu seperti tidak ada yang lain.
"Ya kali aja masih rejeki," jawab Bilmar.
"Nah, itu senyum-senyum lagi, pasti otak lu berusaha buat ingat mimpi gila lu tadi kan?: kata Aran lagi.
"Hehehe, lu pinter banget ya," Bilmar terkekeh mendengar ucapan Aran.
"Gila lu bener-ber gw nggak paham sama lu beneran deh kesel banget, heh jangan sampek lu bayangin gw yang sedang lu lecehin kayak tadi ya!" kesal Aran.
"Heh diem lu, lu pikir gw juga mau ogah najis," Bilmar kembali kesal saat Aran mengingatkan hal bodoh yang barusan ia lakukan.
"Lu udah lecehin gue barusan tau nggak!"
Bilmar bangun dari tidurnya mendekati Aran, tangannya menarim kerah kemeja Aran dan mencekiknya. Aran juga tidak mau kalah ia juga mencrkik Bilmar sampai akhirnya keduanya berguling-guling di lantai saling jambak rambut, tanpa sabar posisi Aran yang di bawah dan Bilmar di atas.
CLEK.
Pintu terbuka dan yang membuka adalah Jeni sekrektari Bilmar di perusahaan cabang yang ada di negeri J itu.
"What?" Jeni melongo dan berpikir negatif.
__ADS_1
Bilmar dan Aran dengan cepat bangun karena takut Jeni berpikir yang tidak-tidak tentang mereka.
"Sorry sir sir I don't see, I'II excuse me," Jeni menutup mata dan langsung keluar.
__ADS_2