
__ADS_3
"Mami apasih sok tau banget!" elak Aran.
"Ada yang nggak mau ngaku Mi," timpal Anggia.
"Anggi, kita pulang yuk, di sini ada manten baru. Kita kayaknya ganggu deh," tutur Ratih menarik Anggia keluar dari apartemen itu.
"Mami apasih," Veli kesal pada Anggia dan Ratih karena malah menggoda dirinya dan Aran.
"Yuk Mi, kita balik aja yang punya rumah galak banget soalnya," seloroh Anggia dan meninggalkan Aran dan Veli di sana bersama Ratih yang juga ikut geleng-geleng kepala dengan kedua pengantin baru namun aneh itu.
"Mereka berdua lucu ya Mi," kata Anggia yang kini sudah berada di dalam mobil bersama Ratih.
"Sama seperti kamu dan Bilmar dulu," jawab Ratih santai.
"Kok Anggi sih Mi," kesal Anggia mereka sedang menceritakan Veli, namun Ratih malah membahas dirinya dan Bilmar.
Ratih tersenyum menatap Anggia, "Kamu juga dulu sama Bilmar begitu, kadang ribut. Kadang baikan, bingung Mami sama anak jaman sekarang," Ratih menggelengkan kepala mengingat dua pasangan aneh itu.
Di rumah.
Anggia dan Ratih kini masih berada di depan pintu dan melangkah untuk masuk, namun mereka di sana sudah di sambut oleh Bilmar.
"Istri ku kamu dari mana, sama Mami ku?" tanya Bilmar sambil berusaha memeluk Anggia, namun Anggia menepis.
"Abang apasih?" kesal Anggia, sebab Bilmar tak tau tempat. Sudah tau Anggia bersama Ibu mertuanya tapi tetap saja bertingkah manja.
"Yang kamu berani ya sama suami," kesal Bilmar karena beberapa kali ia berusa memeluk Anggia namun di tolak.
Ratih hanya menarik nafas, lalu ia pergi menuju kamar kedua cucunya tanpa perduli pada Bilmar dan Anggia.
"Abang kebiasaan deh, tadi itu Abang nggak liat ada Mami, nggak sopan banget," kesal Anggia setelah kepergian Ratih.
"Anggap aja Mami tadi cuman penampakan yang," jawa Bilmar santai.
"Mami denger Bil," teriak Ratih dari kejauhan, ternyata Ratih belum sampai di kamar baby twins, "Mami balikin kamu ke perut Mami mau!" ucap Ratih lagi.
"Ampun Mi!" jawab Bilmar mengangkat kedua tangannya, dan melihat Ratih sudah benar-benar masuk ke kamar baby twins. Lalu dengan cepat ia memeluk Anggia.
"Abang, puasa tau....entar batal loh...." tutur Anggia.
__ADS_1
"Cuman peluk yang, nggak di colok. Kalau di colok baru batal," jawab Bilmar menaik turunkan kedua alis matanya.
"Abang," Anggia terkekeh mendengar jawaban Bilmar," Otaknya nggak pernah beres, konslet mulu!" ucap Anggia lagi.
"Maklum yang, udah lama nggak di servis, " Bilmar menggaruk kepalanya yang tidak gatal, karena Anggia kini menatapnya dengan tajam.
"Abang udah ya...masih pagi juga...." ucap Anggia sambil berjalan menuju kamarnya di ikuti oleh Bilmar.
"Kamu tau yang pagi-pagi itu emang suka tegang, mungkin karena dingin," kata Bilmar.
Anggia menghentikan langkahnya, lalu menatap Bilmar yang juga ikut berhenti melangkah.
"Apanya yang tegang?" tanya Anggia dengan wajah yang serius.
"Em.....tadi pagikan Abang lihat Veli sama Aran bertengkar yang, berdebat ada ketegangan gitu," jelas Bilmar agar Anggia tak marah padanya.
"O, iya emang sih. Dan sekarang mereka tinggal di apartemen," Anggia kembali melanjutkan langkah kakinya menuju kamar bersama Bilmar, sambil menceritakan Veli dan Aran yang menurutnya jauh lebih menarik.
"Iya, di sana mereka bebas yang, mau di kamar di dapur, di kamar mandi, di...." Bilmar tak berani lagi melanjutkan ucapannya sebab Anggia kini kembali menatapnya dengan tajam, dan kini keduanya sudah sampai di kamar.
"Di?" tanya Anggia.
"Abang kalau otaknya nggak bisa di kondisikan lebih baik minum sana, batalin puasanya," jelas Anggia lagi, sebab sedari tadi ucapan Bilmar tak pernah ada yang benar.
"Ck," Bilmar menarik Anggia tidur di ranjang, dan langsung memeluk sang istri, "Cuman peluk yang nggak lebih, lagian mau lebih juga nggak bisakan," ucap Bilmar sebab Anggia berusa bangun.
Anggia diam tak mau menolak, karena memang percuma saja kalau pun menolak.
"Abang nggak kerja?"
"Ini Abang kan lagi kerja sayang," jelas Bilmar dan membuat Anggia bingung.
"Abang kerja apaan, yang ada Abang sekarang lagi peluk Anggi," jawab Anggia.
"Ini juga kerja yang, biasanya Abang kalau meluk Anggi sambil berkeringat. Karena melakukan ibadah, ini tunda dulu karena kamu belum bisa terus kalau bulan puasa siang harikan nggak boleh yangkan?" ucap Bilmar yang terdengar konyol di telinga Anggia.
"Ish....." Anggia mendudukan dirinya di ranjang, Bilmar juga ikut duduk, namun tangannya berusama kembali memeluk Anggia, "Nggak!" jawab Anggia lalu turun dari ranjang.
Bilmar dengan cepat meloncat dari ranjang dan memeluk Anggia dengan cepat.
__ADS_1
"Kena......" teriak Bilmar karena Berhasil menangkap Anggia.
"Wahahahah," Anggia tertawa lepas, ternyata Bilmar tau jika ia ingin turun dari ranjang dan keluar dari kamar. Akhirnya karena ia berhasil tertangkap ia tak bisa melarikan diri.
"Yang kalau kiss dikit aja batal nggak sih?" tanya Bilmar.
Anggia melongo dengan pertanyaan Bilmar, "Dari tadi juga puasa Abang kayaknya udah batal deh, soalnya kata-kata Abang nggak ada yang bener," jawab Anggia.
"Abang cuman ngomong yang kan nggak di lakuin, ini jugakan nanya doang. Mana tau kalau kiss dikit nggak batal," tutur Bilmar lagi yang masih setia memeluk Anggia.
"Abang peluknya udah ya," kata Anggia sebab ia merasa hawanya semakin terasa tidak beres, karena perlahan pelukan itu terasa semakin erat.
"Hehehehe," Bilmar dengan susah payah melepaskan Anggia, "Abang ke kantor aja yang, deket-deket kamu terus kayaknya nggak beres. Kamu itu kan nggak puasakan yang? Kamu itu juga bisa jadi jin penggoda tau," tutur Bilmar.
"Kok jadi jin?"
"Iya, soalnya kalau Abang deket kamu Abang suka tergoda," jawab Bilmar menggeleng-gelengkan kepalannya.
"O....kalau Abang bilang Anggi jin, awas nanti malem ya. Anggi udah selesai nifas, awas kalau Abang deket-deket sekalian Abang tidur di kamar Aran aja!" ketus Anggia.
"Kamu udah selesai nifas yang?" tanya Bilmar tak percaya, "Tapi kok alarm Abang nggak nyala," tutur Bilmar lagi, karena ia sudah menghitung kapan Anggia selesai masa nifas dan menyalakan alarm ponselnya di tanggal tersebut.
"Dari tadi subuh udah nyala, tapi Anggi matiin. Brisik!" jawab Anggia, ia pun tak tau awalnya kalau ternyata Bilmar memasang alarm untuk nifasnya selesai. Namun karena ia melihat ponsel Bilmar ia jadi tau, dan malah merasa lucu dengan suami tercintanya itu.
"Caelah kicot Abang nanti malam bisa buka-bukaan dong," Bilmar menarik hidung Anggia dengan kuat karena gemas.
"Abang sakit!" kesal Anggia sambil mengelus hidungnya, lalu mencubit Bilmar.
"Ahahahahaha," Bilmar tertawa lepas melihat wajah kesal Anggia, "Abang nggak jadi ngantor, mau tidur aja," kata Bilmar sambil membaringkan diri di ranjang.
"Kenapa?"
"Mau nyiapin tenaga buat nanti malem."
"Nggak ada ya, tadi Abang bilang Anggi jin."
"Berdebatnya entar malem aja yang, sekarang Abang mau kumpulin tenaga!"
"Gila."
__ADS_1
__ADS_2