
__ADS_3
Setelah selesai berbuka puasa Bilmar dan Anggia, Serta Ratih dan Rianda berpamitan pulang.
"Alma sama Alif sama Oma aja ya pulangnnya," kata Ratih pada kedua cucunya yang tertidur lelap dalam gendongan masing-masing pengasuhnya.
"Mi Bilmar sama Anggi pulangnya telat ya," pinta Bilmar pada Ratih.
"Iya tapi pulangnya jangan malam banget ya, nanti baby twins minta asi loh," tutur Ratih pada Bilmar dan Anggia.
"Ok," jawab Bilmar tersenyum.
Setelah Ratih dan Rianda beserta kedua cucunya pulang kini tinggal Bilmar dan Anggia, bersama keluarga Satria.
"Papa masuk dulu ya," pamit Satria.
"Iya Pa," jawab Anggia.
"Mama juga," pamit Laras kini meninggalkan dua pasang suami istri di depan teras rumah.
"Jalan-jalan yuk," kata Bilmar pada Aran.
"Kemana?" tanya Aran, sebab ia sama sekali tak tertarik dengan jalan-jalan ia lebih tertarik tidur bersama Veli.
"Biasa aja wajahnya bro, kalau nggak mau ya...udah," ucap Bilmar terkekeh.
"Mau lah," Veli tersenyum, "Ayo Mas," Veli tersenyum pada Aran dan memeluk lengan Aran.
"Kemana?" tanya Aran.
"Ke cafe aku aja yuk, aku kangen banget sama cafe," ucap Anggia yang lama tak pernah melihat keadaan cafe miliknya.
"Yaudah," jawab Aran berjalan menuju mobilnya, begitu juga dengan Bilmar dan Anggia. Mereka membawa masing-masing mobil dengan pasangan mereka masing-masing tentunya.
Anggia dan Bilmar di dalam mobil.
"Kicot Abang, peluk dong," kata Bilmar sambil mengemudikan mobilnya.
"Abang lagi nyetir, nanti nggak fokus," jawab Anggia, yang takut malah keselamatan mereka terancam karena tak fokus dengan jalanan.
"Ayolah yang, cuman malam loh bisa mesra-mesraan kalau siang kan puasa," pinta Bilmar dengan melas, "Atau Abang berhenti dan kita...." ucapan Bilmar terhenti sebab dengan cepat Anggia memeluk Bilmar, Anggia tau suaminya itu sangat mesum level tinggi.
"Iya, ini Anggi peluk," Anggia mendongkak dan tersenyum pada suaminya, Bilmar yang sekilas menatap Anggia malah dengan cepat mengecupnya bibir sang istri.
CUP.
"Ish.....Abang kesempatan mulu," kesal Anggia.
__ADS_1
"Hehehe.....tapi goyangan kamu yang kemarin malam keren banget yang, Abang mau lagi ya nanti sampek rumah," Bilmar kembali membayangkan malam panas kemarin bersama Anggia, pertama kalinya mereka bersatu dalam malam itu dengan meluapkan rasa cinta masing-masing.
"Abang....." Anggia meyimpan wajahnya di dada bidang Bilmar, dan kedua tangannya memeluk Bilmar karena malu.
"Hehehe," Bilmar malah semakin merasa gemas dan kembali tertantang melihat tingkah istrinya yang masih malu-malu.
"Abang besok temenin Anggi belanja perlengkapan lebaran buat baby twins ya," pinta Anggia.
"Ya....sayang," jawab Bilmar tersenyum dan Bilmar memarkirkan mobilnya sebab mereka sudah sampai di cafe, begitu juga dengan Aran dan Veli.
"Masuk yuk," ucap Anggia tersenyum bahagia.
"Yuk," jawab Veli.
Keempatnya masuk namun tiba-tiba lampu mati dan semua berubah menjadi gelap.
"Vel gelap banget ya," ucap Anggia, "Abang," Anggi memanggil Bilmar namun tak ada. Hingga terlihat lampu panggung kecil itu menyala dan Bilmar di sama bersama Aran yang memegang gitarnya.
"Anggia, laki lu loh," ucap Veli tak percaya melihat Bilmar dengan gagahnya berdiri di sana.
"Untuk kekasih halal saya, yang ada di sana." telunjuk Bilmar mengarah pada Anggia, hingga semua mata pengunjung ikut mengikuti arah telunjuk Bilmar.
Tak lama berselang Aran mulai memainkan gitarnya dan Bilmar bernyanyi dengan menatap Anggia tanpa bisa beralih pada yang lain
"Memenangkan hatiku bukanlah
Satu hal yang mudah
'Ku tak bisa hidup tanpamu
Menjaga cinta itu bukanlah
Satu hal yang mudah
Namun sedetik pun tak pernah kau
Berpaling dariku
Beruntungnya aku
Dimiliki kamu."
"Kamu adalah bukti
Dari cantiknya paras dan hati
__ADS_1
Kau jadi harmoni saat kubernyanyi
Tentang terang dan gelapnya hidup ini
Kaulah bentuk terindah
Dari baiknya Tuhan padaku
Waktu tak mengusaikan cantikmu
Kau wanita terhebat bagiku
Tolong kamu camkan itu."
Bilmar turun berjalan mendekati Anggia, ia berlutut dan memegang tangan Anggia.
"Terimakasih kekasih halal ku sudah memberikan aku hadiah dua makhluk terindah dalam hidup ku, terima kasih sudah hadir dalam hidup ku, mengisi kekosongan hati ku. Karena hadir mu aku jadi tahu makna dari cinta. Kamu kamu adalah cinta ku dan aku takut kehilangan mu," ucap Bilmar memasangkan cincin di jari manis Anggia.
"Waaaaaaaa" semua pengunjung berteriak histeris melihat bertapa romantisnya pasangan yang kini di hadapan mereka.
Sementara Anggia malah menitihkan air mata, tak ada yang dapat ia katakan selain air mata yang dapat mewakili suasana hatinya saat ini. Bilmar berdiri dan menghapus air mata itu.
"Aku mencintai mu," ucap Bilmar lalu mengecup kening Anggia.
Dengan cepat Anggia memeluk Bilmar, hatinya bahagia dan tak pernah bisa di katakan dengan kata-kata. Lama Anggia menanti hal ini di ucapkan Bilmar, meyakinkannya tentang cinta itu memang ada di antara keduanya dan kini semua mimpi itu menjadi nyata. Impian Anggia tercapai sudah di cintai satu lelaki yang mempertahankannya, yang memperjuangkannya, yang selalu ada dalam setiap luka lara saat ia bejuang melawan kejamnya dunia. Hanya ada Bilmar di sisinya, perjuangan cinta Bilmar tidak lah mudah, banyak badai yang ia lalui banyak rintangan yang ia lewati dan semuanya terbukti dengan kebahagiaan itu ada bersama dia yang di merjuangkan.
"Abang makasih, hiks....hiks....." Anggia menangis dan tak bisa berucap apa-apa selain itu.
Bilmar melepaskan pelukannya dan menatap wajah Anggia kembali dengan lekat. Namun Anggia tak bisa menatap wajah Bilmar ia kembali memeluk Bilmar dengan erat.
"Sayang ku, cinta ku, jangan nangis," ucap Bilmar lagi, dengan melepaskan pelukan Anggia.
Anggia menatap wajah Bilmar dan mengangguk, lagi-lagi ibu jari Bilmar menghapus jejak air mata Anggia sebab mata itu tak bisa berhenti mengeluarkan tangisan haru. Ia benar-benar tak menyaka ternyata semua bisa terasa begitu indah, penderitaan yang ia lalui berganti bahagia. Tak pernah Anggia berpikir bila ternyata ia bahagia bukan bersama Brian melainkan bersama Bilmar.
"Senyum," ucap Bilmar memegang sudut bibir Anggia, "Terima kasih sayang," tutur Bilmar lagi.
"Anggi sayang sama Abang," jawab Anggia tersenyum penuh bahagia.
"Sama Abang juga sayang Anggi," jawab Bilmar.
"Sela...." ucap Bilmar.
"Manya...." jawab Anggia.
"Iya....." Bilmar kembali memeluk Anggia dengan mesra, dan seolah keduanya menjadi tontonan bagi banyak pasangan muda yang menyaksikannya di sana. Kebahagian keduanya menjadi kebahagian pula bagi yang melihatnya di sana.
__ADS_1
***
Jangan lupa Vote ya Kakak yang baik hati, maaf kalau authornya cuman bisa up satu bab. Tapi ini hanya sementara saja. Nanti kalau semua kerjaan Author lebih senggang, Author bakal up banyak. ya Makasih.
__ADS_2