Dokter Cantik Milik Ceo

Dokter Cantik Milik Ceo
Episode 131


__ADS_3

Sore harinya.


"Veli. Sore ini kamu masak apa?" tanya Aran.


"Veli nggak bisa masak, biasa di masakin," jawab Veli, dengan sebenarnya sebab ia memang tidak hoby sedikit pun masalah masak.


"Terus bisanya apa? Cari ribut?" tanya Aran sedikit kesal karena ia sedari dulu ingin istri yang bisa memasak untuk dirinya, "Gimanasih perempuan nggak bisa masak!" kesal Aran lagi.


"Kalau Mas butuh istri yang bisa masak, Mas salah orang. Siapa suruh nikahin saya!" jawab Veli tak kalah kesal lalu pergi masuk ke dalam kamar meninggalkan Aran yang masih duduk di sofa tepat di depan kamar Veli, "Sekalian Mas keluar dari sini!" tandas Veli sebelum ia menutup pintu kamarnya.


"Ck....." Aran menggaruk kepalanya, karena merasa salah dalam berbicara. Bukankah dari awal ia tau Veli memang gadis tomboy bahkan ia sendiri tau Veli memang tak pintar memasak, "Veli..." Aran mengetuk pintu kamar berusaha berbicara dan meminta maaf.


CLEK.

__ADS_1


Pintu terbuka dan terlihat Veli di sana yang menatap Aran dengan tajam.


"Mas, bukannya Mas tau aku itu nggak bisa masak kan? Terus kenapa sekarang malah di bahas," kesal Veli yang belum bisa berkurang sedikit pun, "Kalau Mas cari istri seorang dokter. Mas sudah tepat. Tapi kalau memasak silahkan Mas cari yang lain saja!" dengan cepat Veli kembali menutup pintu, namun kaki Aran berusaha menahan dan pintu kembali terbuka, "Maunya apa sih!" ucap Veli lagi sambil melangkah menuju sofa dan mendaratkan pantanya di sana.


"Ya maaf, nggak usah marah-marah terus. Entar puasanya batal loh," Aran tetap berusaha lembut berbicara pada Veli walau pun ia tak suka cara Veli yang berbicara selalu ketus, namun itu sudah resiko untuk dirinya bila masih ingin mendapatkan hati Veli maka ia harus punya kesabaran.


Veli hanya diam menatap ponselnya di mana banyak panggilan telpon dan juga pesan dari Farhan, namun tak satu pun yang di tanggapi Veli baik telpon mau pun pesan itu. Hatinya sekarang benar-benar sakit, cinta yang ia harapkan pupus sudah bahkan sebelum di mulai. Impian tinggal impian, hilang tanpa sisa sedikit pun, cinta yang dalam berubah seketika menjadi benci dalam sekejap saja. Itulah salah satu penyebab Veli tak ingin kembali berkerja untuk sekarang ini, ia ingin menghindari bertemu dengan Farhan. Namun sayang saat ia ingin sendiri mencari kedamaian hati malah ada Aran yang ikut tinggal di apartementnya, Veli memang berstatus istri Aran, namun ia tak pernah menginginkan pernikahan itu dan juga ia sedari dulu sangat benci pada Aran. Apa lagi setelah Aran terang-terangan mengatakan jijik melihatnya setelah memergoki dirinya di kamar hotel, padahan ia belum berkata apa-apa tapi Aran sudah terlebih dahulu membuat keputusan yang terasa sangat membuat Veli terhina.


"Veli," Aran ikut duduk di samping Veli, dan menatapnya. Sementara Veli kini mulai mengantongi ponselnya dan membuang wajahnya ke lain Arah, agar tak melihat wajah Aran, "Veli, maaf ya.....jangan marah dong," pinta Aran dengan suara pelan dan lembut.


"Buat apa coba Mas minta maaf? Mas kerasukan setan apa, aneh banget?" tutur Veli penuh tanya.


Aran diam dan mencerna ucapan Veli, andai saja ia punya keberanian untuk mengatakan persaannya bila bersama Veli mungkin semua akan lebih baik. Namun sayang Aran masih terlalu berat untuk berucap cinta, apa lagi keadaan Veli saat ini masih sangat cuek padanya yang ada ejakan dan tertawaan yang akan ia terima.

__ADS_1


"Veli.....tadi kita udah janji untuk mencoba selama satu bulan," kata Aran mengingatkan, namun belum selesai Aran melanjutkan ucapannya Veli sudah terlebih dahulu memotongnnya.


"Ya, dan aku nggak mungkin bisa damai sama kamu Mas. Jangankan satu bulan, satu abat pun aku belum tentu bisa berdamai dengan hati ku untuk hidup bersama Mas," tandas Veli, Kini Veli tak perduli dengan hormat atau sopan santun terhadap suami. Karena semenjak cintanya pada Farhan ternyata hanya suatu yang menyakitkan, di tambah perlakuan Aran padanya sungguh mengubahnya benar-benar menjadi wanita yang tak percaya lagi dengan cinta.


Aku yang nggak bisa jauh dari kamu walau satu menit, apa lagi satu abad. Apa dia nggak tau jantung terus berdetak saat bersamanya.


Aran kembali menatap Veli, rasanya ia ingin memeluk Veli. Ia mengerti Veli kini sedang patah hati dan ia siap memberikan pundaknya untuk tempat Veli bersandar, namun lagi-lagi keberanian itu tak ada. Ia hanya bisa menatap tanpa bisa menyentuh Veli yang kini terlihat rapuh, karena cinta lelaki yang ia cintai ternyata sudah di miliki oleh wanita lain.


"Veli, Mas tau Mas juga salah. Tapi semua tidak bisa Mas rubah kembali kan, jadi Mas mohon berikan waktu satu bulan ini untuk kita berdamai setelah itu kalau memang tidak bisa...." Aran terdiam menatap Veli yang kini juga menatap dirinya, rasanya Aran tak mampun melanjutkan perkataan itu. Kata berbisah terlalu menyakitkan untuk di ucapkan, apa lagi setelah menatap manik mata Veli yang terlihat hitam pekat. Aran merasa tatapan seperti itu belum pernah ia lihat dari wanita lain, tatapan yang minta untuk di kasihani, tatapan seorang wanita yang ia sakiti dengan ucapan dan tindakan yang ia lakukan sungguh sangat merugikan Veli. Namun tetap saja semua harus di perjuangkan.


"Mas janjikan, kalau ternyata kita nggak bisa berdamai dalam satu bulan ini. Kita akan bercerai?" tanya Veli menanyakan pada Aran.


Aran tak bisa menjawab, ia hanya bisa menatap. Pertama kalinya Aran mengemis cinta pada wanita yang pernah ia benci, namun tak bisa di pungkiri jika hatinya terasa hampa tanpa seorang wanita yang kini duduk bersebelahan dengannya itu. Hingga Aran pun berpikir jika ternyata ia sangat begitu buruk hingga Veli seperti tak pernah bisa mencintainya. Apa cinta? Aran berkata cinta di dalam hatinya? Apa itu benar? Tapi mungkin itulah yang kini ia rasakan, rasa suatu ingin memiliki tanpa bisa terpisahkan lagi.

__ADS_1


"Jangan bahas itu aku mohon," tandas Aran berusaha menguatkan hati, "Aku mohon sampai satu bulan ini saja, berikan waktu pada hati dan diri kita untuk saling menerima. Setelah itu semua keputusan ada di tangan mu, bertahan bersama ku atau pergi meninggalkan aku," ucap Aran dengan suara yang kecil dan hampir tak terdengar.


__ADS_2