
__ADS_3
Author kangen Anggia dan Bilmar makanya Othor nulis di sini, mohon Vote nya ya, biar semangat Author tambah. Hehehe.....
"Sayang Anggia ku istri ku!!!!" teriak Bilmar seperti biasanya saat ia pulang dari kantor, ia membuang tasnya dengan asal di sofa tamu. Sedangkan Bilmar mulai berlari menaiki tangga sambil terus setengah berteriak, "Anggi sayang!!!! Istri Abang Bilmar, di manakah diri ku bidadari ku!!!!" Bilmar yakin Anggia tengah di kamar baby twins, hingga ia langsung ke sana. Dan benar saja Anggia ada di sana, "Sayang," Bilmar langsung melangkah masuk dan memeluk Anggia dari belakang, sedangkan Anggia tengah meletakan baby Alif ke dalam box nya.
Anggia yang sudah meletakan Alif, mulai berbalik dan Bilmar masih setia mendekapnya, "Abang brisik banget deh....." mata Anggia mengarah pada kedua bayinya, "Lihat Alma sama Alif lagi tidur nyenyak banget...." kata Anggia memperingati suaminya.
"Abang kan kangen Ngi," Bilmar tidak mau kalah, ia terus mendekati Anggia walau pun sang istri berusaha menjauh.
"Kangen apanya? Abang pergi baru....." Anggia menatap jam yang melekat di dinding, mata Anggia melebar seketika, "Kangen apanya, Abang baru pergi tiga puluh menit yang lalu dan sekarang sudah kembali lagi!" lanjut Anggia semakin kesal.
"Ah....masa iya tiga puluh menit Ngi?" tanya Bilmar tidak percaya.
"Itu coba jamnya di lihat!" Anggia menunjuk jam dinding..
"CK...." Bilmar berdecak dan menggaruk tengkuknya, "Tapi kok yang Abang rasain udah seharian ya?"
"Kan Abang aneh....." jawab Anggia sambil melangkah keluar dari kamar baby twins di ikuti Bilmar di belakang nya.
"Emang iya?" tanya Bilmar yang kini berjalan di samping Anggia.
"Iya!" Anggia menuruni anak tangga dan menuju dapur, begitu juga dengan Bilmar yang mengikutinya.
"Apa iya?" Bilmar bertanya pada dirinya sendiri, dan mengingat apakah apa yang dikatakan Anggia itu benar adanya, "Ngi kopi dong," Bilmar duduk di kursi meja makan, sambil melihat Anggia yang terlihat mulai membuka kulkas.
"Iya," Anggia menutup kulkas dan memasak airnya, serta ia mengisi gelas dengan gula dan kopi.
"Ngi kopinya pakek gula ya?" tanya Bilmar sambil memakan buah apel yang tersedia di meja makan.
"Iya paket Abang, emang Abang mau cuman kopinya aja, bukannya pahit," jelas Anggia sambil membawa kopi yang ia seduh kan dan meletakkannya di atas meja makan.
"Maulah....asal minumnya pakek cemilan, tapi cemilannya kamu....pasti kopinya berubah jadi manis banget...." seloroh Bilmar.
"Emmmmm....." Anggia mencubit pinggang Bilmar, karena Bilmar selaku punya banyak cara untuk menggoda dirinya.
"Anggia sayang sakit...." Bilmar menggosok pinggangnya,, seolah cubitan Anggia memanglah sangat sakit, padahal cubitan Anggia tidak terasa sedikitpun.
"Makanya kalau ngomong jangan ngaur terus!"
"Itu fakta sayang, Abang kan memang cinta sama Anggia....Anggia love you," Bilmar menyilangkan jari telunjuk dan ibu jarinya dan menunjukan nya di depan wajah Anggia.
"Ish....." Anggia menepis tangan Bilmar, sebab ia merasa malu. Walaupun keduanya sudah menikah tapi Bilmar masih terlalu pandai membuat hati Anggia berbunga.
"Sayang kita jalan yuk...." pinta Bilmar.
__ADS_1
"Kemana?" tanya Anggia dengan antusias.
"Ke kamar," jawab Bilmar enteng.
"Ish...."
Buk.
Buk.
Buk.
Anggia memukul Bilmar dengan sendal bulu kesayangannya, karena Bilmar sangat suka berbicara asal.
"Sayang sakit," Bilmar berusaha melindungi dirinya dengan kedua lengannya.
Anggia berhenti memukuli Bilmar, dan ia kembali memakai sendalnya, "Kalau ke kamar ngapain sok ngajak jalan!" kesal Anggia.
"Kamu ke kamar pakek apa?" tanya Bilmar dengan serius.
"Kaki!" ketus Anggia.
"Kok pakek kaki?" Bilmar kembali bertanya seolah ia butuh jawaban lebih dari itu.
"Mana mungkin ke kamar Anggi naik ojek!" kata Anggia dengan kesal.
"Iyalah... Gimanasih nggak jelas!" gerutu Anggia.
"Kan tadi Abang ngajak jalan Ngi, Abang ngajak jalan, bukan jalan-jalan cinta ku...." jelas Bilmar dengan jelas.
"Abang ish....," Mendengar panggilan sayang dan kata cinta Anggia rasanya ingin berteriak, ia merasakan dirinya kini sangat bahagia dengan bunga dan bintang yang bertaburan di sekeliling nya.
"Ih.... senyumnya manis banget," Bilmar mencolek dagu Anggia dengan gemas.
"Abang....." Anggia merengek karena Bilmar menggodanya dengan sangat manis.
"Iya istri ku sayang?" Bilmar merapikan sehelai rambut yang jatuh di wajah Anggia, matanya menatap Anggia dengan penuh cinta.
Anggia tersipu malu, keduanya sudah menikah namun terkesan seperti sedang berpacaran, "Abang belajar dari mana ngegombalnya?"
"Nggak ada begitu lihat Anggi, Abang jadi punya banyak naluri yang harus di katakan dan di lakukan," jujur Bilmar.
"Em....." Anggia tidak tahu harus apa, ia menatap Bilmar dengan penuh kagum. Ada cinta yang begitu besar yang terpancar dari manik mata Anggia, dan itu hanya untuk Bilmar tentunya.
__ADS_1
Bilmar juga tidak ingin memutuskan pandangan itu, hingga Anggia menutup mata karena Bilmar perlahan mendekat.
"Selamat pagi!" sapa Aran yang sangat suka muncul dengan sembarangan.
Anggia melebarkan matanya dan perlahan menjauh.
Bilmar mengepalkan tangannya, dan ingin kelayakan bogem pada Aran saat ini juga, "Sejak kapan lu di sini!" kesal Bilmar.
"Biasa aja woy, gw juga baru di sini emang ada apa? Apa gw ganggu?" tanya Aran yang memang tidak tahu apa-apa, dan ia ke dapur untuk mencari minum namun sampai di sana ia melihat Bilmar dan Anggia dan langsung saja ia sapa.
"Ganggu! Lu ganggu banget!" Bilmar menarik Anggia, karena ia benar-benar tidak ingin melihat 2ajah Aran saat ini.
"Aneh...." gumam Aran seolah tanpa tau kesalahannya.
"Abang kita ke mana?" tanya Anggia karena Bilmar terus menarik.
"Kemana aja, yang penting nggak ada yang ganggu," jawab Bilmar.
Oeee
Oeee
Terdengar suara tangisan baby Alif dan Alma.
"Abang Anggi lihat Alif dan Alma dulu ya," Anggia langsung melepaskan tangan Bilmar dan berlari menuju kamar Alif dan Alma, sebab ia takut kedua anaknya kehausan.
"Alif....Alma....awas kalian kalau sudah besar....Daddy nggak akan lupa dengan ini semua, Mommy mu itu istri Daddy tapi kenapa kalian yang merebutnya dari Daddy!" gumam Bilmar.
Buk.
"Dasar tidak waras!" kata Aran yang mendengar gumaman Bilmar, dan ia semakin tertawa lebar melihat wajah kesal Bilmar. Apa lagi saat melihat dirinya, maka bertambah pula emosi Bilmar.
"Kurang aja....." Bilmar mengepalkan tangannya dan kali ini ia benar-benar memberi bogem pada Aran, kalau saja Aran tidak menghindar maka wajah Aran sudah keunguan karena Bilmar.
"Nggak kena woy,itu aja nggak bisa dasar lemah,"ejek Aran sambil bersiap untuk kabur.
"Dasar kau!" Bilmar melepas pas bunga yang baru saja di beli Anggia, dan pas itu pecah mengenai lantai.
"Abang tadi suara apa?" tanya Anggia yang sudah keluar dari kamar baby twins, dan matanya melebar melihat pas bunga kesayangannya pecah seketika matanya menatap Bilmar.
"Hehehehe...." Bilmar ketakutan dan ia menunjukan giginya.
"ABANG!!!!!!!" teriak Anggia dan satu rumah menutup telinganya.
__ADS_1
***
Tolong di Vote ya teman-teman baik hati, love you.
__ADS_2