
__ADS_3
Gitta yang mendengar perkataan Ken langsung melongo.
"Hhhhaaaahh." Gitta terkejut dan langsung menatap Ken.
Apa benar yang dikatakannya tadi? dia akan membuka jalan tol nanti malam? Berarti, ap-apa nanti malam aku akan?. Gitta panik sendiri membayangkannya. Pikirannya sudah travelling ke video-video pemersatu bangsa yang sering viral itu. Mendadak wajah Gitta menjadi pucat. Keringat dingin keluar dari pelipisnya. Tangannya juga terasa sangat berkeringat. Kepalanya tiba-tiba terasa pusing lagi. Ken tidak memperhatikan Gitta. Dia masih sibuk memainkan ponselnya.
Mommy yang tiba-tiba datang sambil membawa melon yang sudah terpotong begitu kaget saat melihat wajah Gitta sangat pucat.
"Sayang, wajah kamu pucat sekali. Kamu sakit lagi? Kita panggil dokter Rizal ya." Kata Retta panik.
Ken segera mengalihkan fokusnya untuk menatap Gitta. Benar saja, Gitta terlihat sangat pucat.
"Pusing lagi?" Tanya Ken yang segera di angguki oleh Gitta.
"Ken, segera telepon dokter Rizal gih, cepetan!" Perintah mommy.
Ken memutar kepalanya untuk menatap wajah sang mommy.
"Kenapa harus dokter Rizal sih Mom, beliau kan dokter kandungan. Telepon dokter Aris saja." Kata Ken yang tidak habis pikir dengan mommynya.
"Ya tidak apa-apa kan, sekalian mau minta vitamin untuk program hamil." Jawab Retta dengan entengnya.
Ken dan Gitta hanya bisa melongo mendengarkan perkataan Retta. Tanpa menyahuti perkataan mommynya, Ken segera menelepon dokter keluarganya untuk segera datang. Setelahnya, Retta meminta Ken mengajak Gitta beristirahat di dalam kamar. Ken mengangguk mengiyakan perintah mommynya.
Ken berdiri untuk membantu Gitta berjalan menuju kamarnya. Namun, Gitta menolaknya. Dia masih merasa canggung. Ken hanya mengiringi Gitta berjalan menuju kamarnya.
Gitta segera merebahkan diri di atas tempat tidur kind size milik Ken. Ken membantunya untuk merapikan selimut agar dapat menutupi tubuhnya.
Gitta berusaha memejamkan mata agar rasa pusing di kepalanya tidak semakin parah. Kepalanya terasa berdenyut seiring dengan gerakan yang dilakukannya.
"Sudah minum obat?" Tanya Ken saat tahu Gitta belum tidur dan hanya memejamkan matanya.
"Belum." Jawab Gitta sambil menggelengkan singkat kepalanya.
"Aku siapkan obatnya dulu." Kata Ken sambil beranjak berdiri.
"Terima kasih Mas. Maaf merepotkan." Jawab Gitta merasa tidak enak.
"Hhhmmm."
Ken berjalan keluar kamar. Dia ingin meminta tolong mommynya untuk membuatkan bubur. Namun, Ken tidak menemukan sang mommy. Hanya ada bi Yanti yang berada di dapur.
"Bi, mommy kemana?" Tanya Ken.
"Oh, ibu ke depan Den. Sepertinya sedang menelepon bapak. Ada yang bisa dibantu Den?" Tanya bi Yanti.
__ADS_1
"Ehm, bibi tolong buatkan bubur ya, Gitta belum makan dari tadi. Dia belum minum obat." Kata Ken.
"Siap Den." Jawab bi Yanti.
Ken menunggu bi Yanti membuatkan bubur sambil mengecheck pekerjaannya kembali di ruang tengah. Retta yang sudah selesai menelepon dan melihat Ken sedang berada di ruang tengah segera menghampirinya.
"Lho, kok disini?" Tanya Retta sambil mendudukkan diri di samping sang putra. "Kenapa tidak menemani Gitta?" Lanjut Retta.
Ken tidak mengalihkan pandangan dari ponselnya saat menjawab pertanyaan sang mommy. "Gitta tidur Mom. Ini lagi nungguin bi Yanti buat bubur. Gitta belum makan dan belum minum obat." Jawab Ken.
Retta tersenyum bahagia mendengar jawaban sang putra. Dia berharap Ken bisa sedikit mengubah sifat cueknya saat ini.
"Sayang, mommy bangga sekali padamu." Kata Retta sambil masih mengusap rambut Ken. Ken segera menoleh menatap mommynya.
"Kenapa Mom?" Tanya Ken.
"Mommy percaya kamu tidak melakukan hal yang aneh-aneh dengan Gitta kemarin. Mommy yakin itu hanya salah paham. Tapi, mommy bangga kamu telah bisa menjaga nama baik Gitta." Jawab Retta.
Ken mengernyitkan dahinya bingung saat mendengar perkataan sang mommy.
"Maksudnya apa Mom?"
Retta tersenyum hangat sambil menatap wajah sang putra. "Sayang, kamu tahu kejadian kemarin mungkin saja sudah menyebar ke kemana-mana. Kita tahu kan, sekarang berita apapun bisa saja cepat menyebar. Bayangkan saja, seandainya kamu dan Gitta tidak menikah saat itu dan berita tentang kalian sudah menyebar kemana-mana, apa yang akan terjadi dengan Gitta. Apa kamu bisa membayangkan bagaimana masa depan Gitta nanti?" Kata Retta.
Ken mendengarkan perkataan sang mommy. Dia memikirkan sebentar apa yang dikatakan mommynya. Benar juga, bagaimana masa depannya nanti jika ada orang yang salah paham dengan periatiwa kemarin dan menganggap Gitta sebagai perempuan yang ah, sudahlah. Ken segera menepis pikirannya itu.
Ken segera beranjak berdiri untuk mengambil bubur dan membawanya ke dalam kamar.
"Aku ke kamar dulu Mom." Kata Ken.
"Iya sayang. Ingat, jangan buka jalan tol dulu, kasihan istri kamu masih sakit. Kalau sudah sembuh, katék-katék no (puas-puaskan). Hahaha."
Ken hanya mendengus kesal saat mendengar godaan sang mommy. Dia berjalan menuju dapur untuk mengambil bubur dan membawanya ke kamar.
Ceklek.
Ken membuka pintu kamarnya. Dilihatnya Gitta telah tertidur sambil meringkuk di dalam selimut. Beberapa bulir keringat keluar di dahinya. Ken berjalan mendekat dan meletakkan bubur dan obat Gitta pada nakas di samping tempat tidurnya. Ken mengusap keringat yang ada di dahi Gitta dengan perlahan-lahan agar tidak membangunkan Gitta. Namun, usahanya gagal. Gitta merasakan ada gerakan yang menyentuh dahinya. Dia mengerjab-ngerjabkan matanya untuk memastikan hal itu.
"Maaf aku membangunkanmu." Kata Ken saat Gitta sudah membuka mata dan menatap ke arahnya. Gitta menggeleng dan berusaha untuk duduk, namun segera di cegah oleh Ken.
"Tidak usah bangun. Aku suapi, makan bubur dulu ya." Kata Ken sambil mengambil mangkuk berisi bubur.
Gitta mengangguk mengiyakan. Ken juga membantu Gitta sedikit bersandar pada dua tumpukan bantal pada punggungnya. Ken dengan telaten menyuapi Gitta dengan bubur yang di bawanya. Gitta yang sebenarnya sudah merasa kenyang jadi tidak enak untuk minta berhenti. Dia terus menelan bubur yang disuapkan oleh Ken hingga habis. Beruntung saat itu Ken hanya membawa bubur pada mangkuk yang tidak terlalu besar.
Setelahnya, Ken membantu Gitta untuk meminum obatnya. Dia juga dengan telaten menyiapkan obat yang harus diminum oleh Gitta. Gitta segera meminum obat yang diberikan oleh Ken dan menenggak segelas air putih yang diberikan oleh Ken hingga tandas. Air mata Gitta seketika keluar tanpa bisa di bendung.
__ADS_1
Ken begitu panik saat melihat air mata Gitta keluar dengan derasnya hingga membasahi kedua pipinya.
"Ke-kenapa? Apa ada yang sakit?" Tanya Ken panik. Gitta segera menggeleng sambil berusaha menghapus air matanya.
"Ti-tidak ada. Aku hanya tidak terbiasa meminum obat dengan air putih." Jawab Gitta dengan lirih. Dia merasa malu dengan tingkahnya. Dia memang tidak bisa minum obat dengan air putih. Pahit dan akan membuat perut mual, dan jika ditahan pasti akan keluar air mata dengan sendirinya. Ken yang melihatnya merasa bersalah.
"Maaf, aku tidak tahu. Nanti akan aku minta bi Yanti untuk menyiapkan pisang agar kamu bisa minum obat." Kata Ken.
"Terima kasih banyak Mas. Maaf aku terlalu banyak merepotkan." Kata Gitta sambil masih menundukkan kepalanya. Dia tidak berani menatap wajah Ken.
"Tidak apa-apa. Itu sudah tugas suami untuk merawat istrinya yang sakit kan." Jawab Ken dengan entengnya.
Seketika Gitta mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah Ken. Benarkah tadi yang di dengarnya, istri? Batin Gitta masih tidak percaya.
Ken tersenyum kecil saat Gitta tengah terpaku menatapnya.
"Istirahatlah kembali, agar segera pulih. Besok kita ada cara penting kan." Kata Ken.
Gitta hanya mengangguk mengiyakan sambil berusaha mengulas senyumannya. Ken hendak berdiri untuk mengembalikan mangkuknya. Namun, dia mengurungkannya. Gitta menatap Ken sambil mengernyitkan dahinya bingung.
"Ada apa?" Tanya Gitta.
"Ada yang lupa." Jawab Ken.
"Ap…" Belum selesai Gitta bertanya, Ken sudah mendaratkan sebuah kecupan pada pipi kiri Gitta. Sontak jantung Gitta langsung berdetak tidak normal.
"Itu yang lupa." Kata Ken saat melihat Gitta tengah mematung karena terkejut. Saat Ken hendak berdiri, terdengar suara nyaring di depan pintu.
"Ciieeee, yang sudah berhasil nyuri start."
.
.
.
.
.
\=\=\=\=\=
Nah lho, siapa lagi itu yang ngintipin ritual permbukaan untuk membuka jalan tol Ken dan Gitta 🤣🤣🤣
Jangan lupa dukungannya ya, like, comment dan vote.
__ADS_1
Author gembengan lho jika pada diem 🥺
Thank you 🤗
__ADS_2