
__ADS_3
Sementara itu, Vanno yang sudah menunggu lama merasa tidak sabar. Dia segera berjalan menuju kamarnya untuk memanggil Retta sambil mendengus kesal. Namun, betapa terkejutnya dia ketika membuka pintu kamar dan mendapati Retta tengah tergeletak di samping tempat tidur tak sadarkan diri.
"Rettaaaa!" teriak Vanno ketika melihat Retta tak sadarkan diri. Dia segera menghampiri Retta dan menepuk-nepuk pipinya. Namun, Retta tetap saja diam tak bergerak.
Vanno yang semakin panik segera membopong Retta menuju mobil. Bi Mar yang melihat Retta tak sadarkan diri menjadi panik.
"Den, kenapa ini, kenapa non Retta?" tanya bi Mar sambil mengekori Vanno.
"Aku juga tidak tahu Bi, akan aku bawa ke dokter Yudith. Jika memanggilnya terlalu lama," kata Vanno sambil berjalan menuju mobilnya. Bi Mar segera membantu membukakan pintu.
"Hati-hati Den, segera kabari saya jika butuh sesuatu," kata bi Mar ketika Vanno hendak melajukan mobilnya.
"Iya bi," jawab Vanno dan segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Vanno segera dibantu untuk membawa Retta. Vanno meminta agar Retta ditangani langsung oleh dokter yudith.
Para perawat yang mengetahui siapa Vanno sebenarnya segera membawa Retta menuju ruang praktek dokter yudith.
Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Vanno langsung membuka pintu ruang praktek dokter yudith.
Ceklek.
Dokter Yudith yang sedang memeriksa laporan pun segera mendongakkan kepala untuk melihat siapa yang datang. Begitu mengetahui Vanno yang tiba-tiba masuk, dokter Yudith segera beranjak berdiri.
"Ada apa Van?" tanyanya.
"Retta pingsan Dok," jawab Vanno.
Sementara dokter Yudith segera mengalihkan pandangannya kepada Retta yang sudah dipindahkan ke brankar periksa. Dokter Yudith segera menghampiri Retta dan mulai melakukan pemeriksaan.
__ADS_1
Beberapa saat kemudian, dokter Yudith telah selesai memeriksa Retta. Vanno mengamati ekspresi dokter Yudith dengan perasaan was-was.
"Bagaimana Dok?" tanya Vanno tidak sabar.
Dokter Yudith mengalihkan pandangannya dan menatap wajah Vanno yang terlihat khawatir. Dia tersenyum melihat Vanno sambil berjalan mendekat.
"Mulai sekarang kamu harus menahan semua keinginan untuk bercocok tanam Van, kamu sudah berhasil" kata dokter Yudith sambil melebarkan senyumannya.
Vanno yang masih diam membisu sambil mencerna perkataan dokter Yudith tadi.
"Apa maksud dokter?" tanya Vanno sambil mengikuti dokter Yudith menuju mejannya. Dia segera mengambil tempat duduk di depan meja dokter. "Apa yang terjadi dengan Retta, kenapa dia pingsan?" tanya Vanno lagi karena tidak sabar.
Dokter Yudith masih belum melunturkan senyumannya. Dia mengamati wajah Vanno yang tengah tidak sabar menunggu jawaban darinya.
"Saat ini Retta sedang mengandung Van, dia hamil. Usia kandungannya sudah memasuki empat minggu" jelas dokter Yudith.
Vanno yang mendengar penjelasan dokter Yudith langsung terkejut. Bibirnya membulat sempurna dan kedua matanya membesar karena terkejut.
"Iya, istri kamu hamil'' jawab dokter Yudith.
Mendengar perkataan dokter Yudith, Vanno merasakan sesuatu yang hangat mengaliri dadanya. Cairan bening terasa menggenang di sudut matanya. Kedua ujung bibirnya tertarik ke samping sehingga senyuman yang terbentuk tak luput dari perhatian dokter Yudith.
Melihat Vanno yang bahagia, dokter Yudith segera mengucapkan selamat kepadanya.
"Selamat Van, kamu akan segera menjadi seorang ayah. Young and hot Dad, hahahaha," tawa renyah dokter Yudith membuyarkan lamunan Vanno.
Vanno yang tersadar segera menoleh memandang dokter Yudith dan mengangguk.
"Tapi ingat, kamu harus benar-benar menjaga kandungan Retta dengan baik," kata dokter Yudith. "Pada masa awal-awal kehamilan itu masih sangat rentan, apalagi kalian masih sangat muda. Usahakan untuk tidak terlalu sering menjenguk anakmu," kata dokter Yudith sambil tersenyum mengejek Vanno.
__ADS_1
Vanno mendengus mendengar ejekan dokter Yudith. "Apa maksud dokter, tentu saja aku akan menjaga Retta dan calon anakku dengan baik," kata Vanno.
Dokter Yudith mencebik. "Aku sangat mengenal daddymu Van, dan kamu sebagai anaknya, pasti juga mewarisi sifat daddymu. Bahkan, bisa jadi lebih parah. Hahahahaha," tawa dokter Yudith menggema lagi di ruangan itu.
"Apa maksud dokter?"
"Dulu, waktu mommymu hamil kamu, daddymu benar-benar tidak bisa mengontrol keinginannya. Sampai-sampai mommymu harus di rawat dan bedrest karena ulah daddymu. Beruntung mereka tidak kehilangan kamu waktu itu," kata dokter Yudith.
Vanno yang mulai memahami maksud dokter Yudith langsung panik seketika. "Apa yang harus aku lakukan Dok?" tanyanya.
"Solo karir, hahahaha"
.
.
.
.
.
\=\=\=\=\=
Mohon maaf ya, hari ini hanya sempat up satu part
Dari kemarin banyak banget kerjaan yang harus diselesaikan
Semoga bisa mengobati rasa penasaran
__ADS_1
Itupun jika masih ada yang menantikan kelanjutan ceritaku 😢😢
__ADS_2