
__ADS_3
Dinginnya udara pagi sudah mulai menyapa seiring dengan terbukanya jendela-jendela pada kamar itu. Bau udara basah sisa dari hujan deras semalam pun masih tercium. Tanah-tanah yang tergenangi oleh air hujan pun seakan enggan untuk menyerapnya lagi, sehingga menimbulkan genangan air disana sini.
Seorang laki-laki masih meringkuk di dalam selimutnya dengan tubuh yang masih polos dan sarung yang melingkar pada tubuh bagian bawahnya. Ya, Ken masih tidur kembali dengan lelapnya setelah melaksanakan sholat subuh tadi. Mungkin tubuhnya terasa lelah setelah semalam sudah berbuka puasa setelah sekian lama.
Ceklek.
Pintu kamar terbuka. Gitta berjalan masuk sambil membawa wedang jahe hangat untuk menghangatkan tubuh saat udara pagi itu terasa menusuk tulang. Gitta meletakkan wedang jahe tersebut di atas nakas. Setelahnya, Gitta duduk di tepi tempat tidur sambil menggoyang-goyangkan tubuh suaminya dan menyingkap selimut sang suami.
"Mas, bangun dulu gih. Sudah jam tujuh pagi." Kata Gitta sambil masih menggoyang tubuh sang suami.
Ken hanya bergerak sebentar, kemudian kembali menutupi tubuhnya dengan selimut. Gitta yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya. Sebenarnya dia merasa kasihan dengan Ken. Semalam, meskipun Kj telah berbuka puasa, tapi Ken masih menahan diri agar tidak mengganggu calon anaknya. Meski Gitta sudah memberitahu jika dia baik-baik saja, namun Ken masih tidak percaya. Alhasil, mereka menyelesaikan buka puasanya dengan waktu yang lebih lama.
"Mas, sarapan dulu. Sudah siang ini. Katanya mau cari hadiah untuk Vita." Kata Gitta sambil masih menggoyang-goyangkan tubuh Ken.
Karena merasa terganggu, Ken segera membalik tubuhnya sambil mengerjab-ngerjabkan matanya.
"Hhmmm, masih pagi. Matahari juga masih ngadem dibalik selimut Yang." Jawab Ken sambil kembali mengeratkan selimutnya.
"Masih pagi apanya Mas, ini sudah jam tujuh lebih." Jawab Gitta.
Ken kembali membuka matanya sambil menoleh ke arah jendela. Gitta yang mengerti maksud sang suami segera mendekatkan wajahnya pada wajah Ken. Cup. Gitta memberikan kecupan singkat pada bibir Ken.
"Sudah, segera bangun dan mandi. Aku siapkan dulu baju ganti buat mas Ken. Setelah sarapan, kita ke butik sebentar mengambil baju, setelah itu kita pergi membeli hadiah buat Vita." Kata Gitta sambil beranjak berdiri.
Ken kembali menggeliat di balik selimut. Dia hendak menarik selimut kembali, namun Gitta sudah berteriak memanggilnya. Mau tidak mau Ken segera turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi.
Setelah sarapan, Ken dan Gitta segera berangkat menuju butik mommy untuk mengambil beberapa gaun tidur untuk hadiah pernikahan Vita. Tidak main-main, mommy memesankan empat gaun tidur dari Ezz Collection yang sangat terkenal dengan koleksi gaun tidurnya untuk Vita. Setelahnya, mereka langsung menuju ke mall untuk mencarikan hadiah pernikahan untuk Vita.
Ken dan Gitta segera menuju ke sebuah gerai jam tangan. Mereka ingin memberikan hadiah jam tangan untuk Gilang. Sementara untuk Vita, mereka memberikan satu set perhiasan. Setelah mendapatkannya, Gita juga mencarikan hadiah tambahan berupa tas dan sepatu.
Gitta merasa sangat lelah saat itu. Mungkin karena terlalu banyak berjalan. Kakinya terasa sangat berat.
"Mas, aku capek sekali." Kata Gitta sambil memijat kakinya. Dia sudah duduk di sebuah kursi di dekat eskalator di lantai tiga tersebut.
__ADS_1
"Mau pulang sekarang?" Tanya Ken.
Gitta segera menggeleng sebagai jawaban kepada Ken.
"Aku lapar Mas, mau makan di sana saja. Yang pedas." Kata Gitta sambil menunjuk tempat yang di maksud.
Ken segera menoleh dan mengangguk mengerti.
"Aku akan menaruh belanjaan ini ke mobil dulu. Kamu tunggu disini jangan kemana-mana." Kata Ken.
Gitta segera mengangguk mengiyakan. Setelahnya, Ken segera pergi untuk meletakkan barang belanjaan mereka ke dalam mobil. Saat Gitta tengah memijit kakinya yang terasa pegal, dua orang wanita berjalan menghampirinya. Mereka adalah Salsa, anak pamannya Gitta dan Dina, sahabatnya.
Gitta segera mendongakkan kepala dan menatap wajah kedua orang wanita yang ada di depannya ini. Gitta mengernyitkan dahinya saat melihat penampilan Salsa yang terlihat jauh lebih dewasa dengan sepatu heels, make up tebal dengan lipstick merah menyala dan baju branded. Gita tahu pasti jika baju yang di pakai oleh Salsa itu tidaklah murah. Harganya bisa mencapai delapan digit.
"Oh, ada sugar baby disini." Cibir Salsa saat sudah berada di depan Gitta.
Gitta mengernyitkan dahinya bingung mendengar perkataan Salsa.
"Sugar baby? Apa maksud kamu Sa?" Tanya Gitta.
"Ah, sekarang pura-pura tidak mengerti." Jawab Salsa. "Eh, eh. Lihat Din, kasihan banget baru jadi sugar baby sudah kecolongan, sudah hamil." Kata Salsa sambil terkikik geli. Dina, sahabatnya juga melakukan hal yang sama.
Gitta semakin bingung dengan perkataan Salsa.
"Apa sih maksud kamu? Siapa yang sugar baby? Siapa juga yang sugar daddy?" Tanya Gitta menatap wajah kedua orang wanita di depannya ini.
"Tentu saja kamu! Kamu jadi sugar baby Vanno alexander dan Ken Alexander, kan?!" Cibir Salsa lagi. "Aku sudah dua kali bertemu denganmu saat bersama dengan Ken Alexander. Aku juga pernah melihatmu dengan Vanno Alexander. Bisa-bisanya kamu menggaet dua orang potensial begitu." Lanjut Salsa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Gitta masih berusaha mencerna maksud perkataan Salsa. Dia terlihat mengerutkan keninganya.
"Jadi, anak siapa yang kamu kandung itu? Anak Vanno, atau anak Ken?" Cibir Salsa.
Plak.
Seketika Gitta berdiri dan melayangkan tangan kanannya pada pipi Salsa. Matanya menatap nanar dua orang wanita yang ada di depannya ini. Emosinya seketika memuncak hingga ubun-ubun. Kedua tangannya mengepal dengan kuat berusaha untuk tidak melayangkan kembali pada pipi wanita yang ada di depannya ini. Dada Gitta naik turun karena emosi. Nafasnya juga tengah memburu.
__ADS_1
"Kur**** a***. Dasar wanita tidak tahu diri. Berani-beraninya lo memukul gue hah!" Bentak Salsa sambil menggeram dan mendekat ke arah Gitta.
Suara Salsa yang menggelegar menimbulkan perhatian para pengunjung mall yang ada di sana.
"Jaga mulut kotor lo. Jika sekali lagi mulut lo itu mengeluarkan kata-kata kotor lagi, aku pastikan mulut lo tidak akan pernah bisa ngomong lagi!" Bentak Gitta tak kalah kasarnya. Dia sudah tidak peduli jadi tontonan orang disana.
"Cuuiiihhh. Bisa apa lo, hah?! Mau minta sugar daddy lo untuk ngejar gue? Gue nggak takut!" Bentak Salsa. "Gue juga punya sugar daddy yang jauh lebih kaya dari sugar daddy lo!" Lanjut Salsa.
Gitta yang sudah sangat geram dan dipenuhi emosi langsung mendekat ke arah Salsa. Dengan gerakan cepat dia segera menarik rambut Salsa dengan keras. Salsa dan temannya yang terkejut segera berteriak-teriak. Mereka memaksa melepaskan tarikan rambut yang dilakukan oleh Gitta.
"Dasar wanita mur****." Teriak Salsa sambil mendorong Gitta dengan keras.
Gitta yang mendapat dorongan tiba-tiba dari Salsa kehilangan keseimbangan. Dia terdorong kebelakang hingga kaki belakangnya menabrak kaki kursi yang tadi didudukinya. Gitta langsung jatuh setelahnya.
Aaarrgghhhhh.
Gitta berteriak karena merasakan sakit pada perutnya.
Salsa dan Dina yang melihatnya menjadi sedikit panik. Pasalnya, melihat ada darah segar pada bagian bawah tubuh Gitta.
Pada saat yang sama, Ken terlihat kembali berjalan ke arah Gitta. Matanya melotot saat melihat Gitta tengah menjerit kesakitan.
"Gitttaaaa!"
.
.
.
.
.
\=\=\=\=\=
__ADS_1
Mohon dukungannya ya, biar othor e semangat up.
Jika rank terjun bebas jadi bad mood 😭
__ADS_2