Mendadak Istri

Mendadak Istri
Side Story MI 2


__ADS_3

Ken dan Gitta langsung membawa Zee ke rumah sakit. Saat ini, Zee sudah mendapat penanganan. Gitta masih menangis sesenggukan dalam dekapan Ken. Air matanya tak berhenti menganak sungai saat membayangkan sang putra berada di dalam ruangan.


Apa yang dirasakan oleh Gitta, juga sama dirasakan oleh Ken. Dia juga merasa sesak saat melihat putra kecilnya tengah sakit. Hingga beberapa saat kemudian, Dokter Kristina keluar. Ken dan Gitta langsung berhambur ke arahnya.


"Bagaimana, Dok? Bagaimana putra kami? Apa dia baik-baik saja? Bagaimana keadaannya?" Gitta memberondong Dokter Kristina dengan berurai air mata.


"Sabar, Bu Gitta. Alhamdulillah Zee sudah membaik. Kondisinya juga sudah stabil. Tadi, dia bereaksi kejang seperti itu karena demam yang dialaminya. Beruntung Anda segera membawanya ke rumah sakit. Jadi, dia bisa segera mendapat pertolongan."


"Sekarang, Bapak dan Ibu bisa bisa menunggu sebentar sebelum putra kalian dipindahkan ke ruang perawatan."


Ken dan Gitta merasa sangat lega. Dokter Kristina segera pamit undur diri. Gitta langsung menghambur pada pelukan Ken. Dia menangis haru saat mendengar kondisi putranya.


"Alhamdulillah, Mas. Zee baik-baik saja."


"Iya, Sayang. Ssstt, jangan menangis lagi."


Beberapa saat kemudian, Zee sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Gitta dan Ken langsung menemani sang putra yang masih tertidur tersebut.

__ADS_1


Tiba-tiba, terdengar suara gaduh dari arah luar kamar. Ken dan Gitta langsung menoleh ke arah pintu. Terlihat mommy Retta dan daddy Vanno berada di sana. Wajah mommy Retta sudah penuh dengan air mata.


"Sayang, bagaimana Zee? Hu hu hu, cucu Mama. Hu hu hu." Mommy Retta langsung menangis sambil menciumi wajah lelap Zee. Dia bahkan tidak peduli lagi dengan air mata yang membanjiri wajahnya.


"Sssttt, Zee sudah baik-baik saja, Mom. Kondisinya sudah stabil." Gitta mengusap-usap lengan mommy Retta.


Mommy menegakkan tubuhnya dan menatap ke arah Ken dan Gitta bergantian. "Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa bisa sampai seperti ini?"


"Kami juga tidak tahu, Mom. Tadi pagi sih Zee masih baik-baik saja. Tapi, menjelang siang tubuhnya panas sekali. Beberapa saat kemudian, Zee langsung kejang," jelas Gitta.


Mommy Retta mengangguk-anggukkan kepala sambil mengusap air matanya. Hingga menjelang sore, mommy Retta dan daddy Vanno pamit pulang.


"Enggak, Mas. Kamu pulang saja ambil keperluan Zee yang sudah disiapkan oleh Bi Mul. Sekalian ambil barang-barang keperluanku, Mas. Sudah aku kirim ke ponsel kamu."


"Baiklah. Aku pulang dulu sebentar. Jika ada apa-apa, segera hubungi, ya."


"Iya, Mas."

__ADS_1


Tak berapa lama kemudian, Ken segera beranjak pulang. Sementara Gitta masih menemani sang putra di rumah sakit. Malam harinya, Khanza dan Al juga mengunjungi Zee di rumah sakit. Mereka baru mengetahui kabar itu sore hari.


Tak terasa Zee sudah tiga hari di rawat di rumah sakit. Saat ini, kondisi tubuhnya sudah sangat baik. Demamnya juga sudah kembali normal. Siang ini, Zee sudah diperbolehkan pulang.


"Mas, aku ke minimarket sebentar, ya. Kamu tolong jagain Zee dulu."


"Eh, mau beli apa, Yang? Biar aku saja yang beli."


"Yakin mau beli roti jepang, Mas?"


Ken yang mendengar jawaban Gitta langsung menggelengkan kepalanya. Tentu saja dia tidak mau melakukannya. Ken menggelengkan kepala sambil tersenyum nyengir.


Setelah mendapat jawaban dari sang suami, Gitta langsung beranjak menuju minimarket yang terletak di depan rumah sakit. Gitta segera mengambil trolley dan mulai memilih barang yang dibutuhkannya.


Beberapa saat kemudian, Gitta sudah selesai belanja. Dia segera membawa barang belanjaannya ke kasir. Namun, saat sedang memindahkan barang-barang belanjaannya, Gitta dibuat terkejut dengan kasir yang berada di depannya tersebut.


"Salsa?"

__ADS_1


\=\=\=\=


Ada yang masih ingat?


__ADS_2