Mendadak Istri

Mendadak Istri
Extra Part 1


__ADS_3

Pagi itu, Ken masih bergelung di dalam selimut. Sementara Gitta, sudah memandikan baby Z yang kini sudah berusia hampir dua bulan. Setelah berganti baju dan merasa kenyang, baby Z akhirnya tertidur dengan lelap di box bayinya.


Setelah memastikan putranya tidur dengan nyenyak, Gitta beralih untuk membangunkan sang suami. Dia masih melihat sang suami tidur bergelung di dalam selimut.


"Maasss, bangun gih. Mandi, lalu sarapan." Kata Gitta sambil menggoyang-goyangkan lengan Ken.


"Eehhmm, hari ini weekend Yang. Biarkan aku tidur dulu." Kata Ken sambil memeluk perut sang istri.


"Eh, meskipun weekend harus tetap mandi dong Mas." Kata Gitta. "Ayo cepetan mandi gih. Jangan sampai kebiasaan malas mandi kamu menular pada baby Z." Lanjut Gitta.


Ken langsung membuka mata dan memanyunkan bibirnya menatap wajah Gitta. 


"Kalau begitu mandiin. Sejak baby Z lahir kamu jarang banget manjain aku Yang. Aku cemburu tau." Kata Ken sambil memanyunkan bibirnya.


"Astagaaa Mass, masa iya kamu cemburu pada putramu sendiri. Jangan ngawur deh." Kata Gitta sambil terkekeh geli.


Ken langsung mendengus kesal setelah mendengar perkataan Gitta.


"Bagaimana aku nggak cemburu. Setiap hari kamu selalu bersama dengan baby Z. Kamu mandikan dia, nyusuin dia, main sama dia. Lha waktu buat aku kapan Yang?" Rengek Ken.


Gitta terkekeh geli mendengar rengekan sang suami.


"Mas, baby Z kan masih kecil. Dia belum bisa mandi sendiri, jadi harus dimandikan. Belum bisa makan dan minum sendiri, jadi harus disusuin. Belum bisa main sendiri, jadi harus di ajak main. Lha kamu Mas, bangkotan. Mau ngapa-ngapain sendiri juga bisa." Jawab Gitta sambil terkekeh geli. Dia tidak habis pikir mengapa sang suami punya pemikiran seperti itu.


"Kamu salah Yang, ada yang tidak bisa aku kerjakan sendiri." Kata Ken.


"Memang apa yang tidak bisa dikerjakan sendiri oleh Ken Alexander?" Tanya Gitta sambil masih tersenyum.


"Menjinakkan ini Yang." Kata Ken sambil meraih tangan Gitta dan menyentuhkannya pada bagian tubuhnya yang sudah tegak berdiri siap tempur.


Gitta langsung terkejut dan berusaha menarik tangannya. Namun, bukan Ken namanya yang mudah menyerah. Bukannya melepaskan tangan Gitta, namun dirinya malah menggerakkan tangan itu agar melakukan gerakan yang dapat membawanya terbang meski tanpa sayap.


"Ma-mass apa-apaan sih ini. Lepasin Mas." Kata Gitta sambil memalingkan wajahnya.


"Nggak mau. Aku juga mau kamu memperlakukanku seperti baby Z." Kata Ken sambil beranjak berdiri dan mulai membopong Gitta ke kamar mandi.


"Eh Mas, mau apa?" Tanya Gitta panik.


"Sudah kubilang aku juga mau diperlakukan seperti baby Z." Kata Ken sambil berjalan.


"Seperti baby Z? Mas juga mau pakai gurita dan pampers?" Tanya Gitta sambil memandang wajah Ken.

__ADS_1


???*#&&£??##


*****


Sementara di rumah Khanza, dia sedang membuatkan sarapan untuk Al. Dia sudah lumayan bisa memasak setelah belajar dari bi Ros selama beberapa bulan ini. Setelah menata sarapannya, Khanza segera beranjak menuju kamar tidurnya. Dia ingin membangunkan sang suami yang masih terlelap. Khanza dapat memaklumi jika sang suami masih kecapekan, karena dia pulang larut semalam.


Ceklek


Khanza membuka pintu kamar. Dilihatnya sang suami masih bergelung di dalam selimut hanya dengan menggunakan kaos kebesarannya. Sementara bagian bawah masih menggunakan sarung yang sudah kendor.


"Mas, bangun gih. Ayo sarapan dulu." Kata Khanza sambil menggoyang-goyangkan lengan sang suami. Ya, kini Khanza memanggil suaminya dengan sebutan 'mas', karena menurut Al, jika Khanza memanggilnya dengan sebutan Kak rasanya dia seperti seorang kakak bagi istrinya.


"Hhhmmm."


"Ayo Mas bangun dulu. Nanti lanjutin tidur lagi gih." Kata Khanza.


"Masih ngantuk Yang." Jawab Al sambil masih memejamkan mata.


Bukan Khanza namanya jika tidak bisa membuat Al bangun. Tangannya langsung menarik selimut Al sedikit ke bawah. Tangan Khanza mulai nakal dengan menarik sarung Al sehingga sedikit melorot. Tak berapa lama kemudian, tangan nakal itu bahkan sudah menjalankan aksinya. Segera dicarinya 'gada' sang suami yang selalu membuatnya bertekuk lutut itu. 


Khanza memulai aksinya. Tangannya sangat lincah melakukan pekerjaannya. Kegiatan memijat, gengg*am, re*mas, naik turun secara berulang-ulang. Si empunya, jangan ditanya lagi. Bukanya melanjutkan tidurnya, matanya justru merem melek dengan mulut mendesis. 


"Aahhh Sayaaang, in-inih auuhhh iyaaahh aduuhhh sshhhhh." Racau Al.


"Sayang, kenapa dilepas. Ini sudah mau meledak rasanya sshhh." Kata Al terlihat frustasi.


"Bangun dulu gih Mas, nanti di lanjut lagi." Kata Khanza dengan santainya.


Namun, karena Al sudah benar-benar terpengaruh dwngan aksi Khanza, dia segera menarik lengan sang istru hingga dirinya terlentang di atas tempat tidur. Khanza begitu terkejut setelah mendapatkan serangan tiba-tiba dari sang suami.


"Ma-masshh apa yang akan kamu lakukan. I-ini masih pagi. Sarapan dulu." Kata Khanza gugup.


"Aku mau sarapan ini. Ini sarapanku." Kata Al langsung ******* benda kenyal yang ada di depannya dengan rakus. Sementara tangannya sudah mulai bekerja di bawah sana.


"Aaaahhhhh, Maasshhh. Iyaaaahhh aduuhhhh. Teruuusss.." Racau Khanza tak kalah berisiknya.


Tubuhnya menggelinjang-gelinjang kesana kemari dengan pakaian kusut yang sudah tak berbentuk. Pagi itu, Al benar-benar menjadikannya sarapan. Dia sama sekali tidak membiarkan sang istri untuk beristirahat walau hanya sebentar. Entah dapat energi dari mana pagi itu Al benar-benar merajalela. Padahal, kemarin sore hingga malam dia berada di rumah sakit untuk membantu proses persalinan.


Hampir jam sembilan 'sarapan' yang mereka lakukan telah selesai. Khanza benar-benar merasa sangat lelah. Tulang-tulangnya terasa dibethot dari tubuhnya. Bahkan untuk menarik selimut pun dia merasa sangat berat.


Hal berbeda justru dirasakan oleh Al. Dirinya terlihat sangat segar setelah menghabiskan 'sarapannya' tadi. Kini, Al tengah berdiri di samping tempat tidur sambil tersenyum memperhatikan sang istri yang masih ngos-ngosan.

__ADS_1


"Sayang, mandi dulu yuk." Kata Al sambil menyingkap selimut sang istri.


"Hhuuuhhh, sekarang baru mengajak mandi setelah puas. Tadi di suruh bangun tidak mau. Menyebalkan." Gerutu Khanza sambil memanyunkan bibirnya.


Al terkekeh geli melihat tingkah sang istri. Dirinya merasa sangat gemas melihatnya. Al segera membungkuk dan kembali me****** bibir sang istri yang masih manyun tersebut.


Eemmmppphhhh hhhhhmmppphhhh


Suara-suara itu kembali terdengar. Bukannya menolak, Khanza malah menelusupkan jari-jari tangannya pada rambut sang suami. Semakin ditekannya kepala sang suami agar tidak terlepas. Tangan Al juga kembali nangkring pada benda kenyal sang istri. Tangan itu sudah mulai terampil dalam bekerja.


Setelah beberapa saat mereka bertukar saliva, tiba-tiba terdengar suara dari oerut Al.


Kruuukkk kruuukkk kruuuukkkk


Sontak pagutan bibir dari keduanya saling lepas. Seketika mata mereka kembali bertemu dan saling mengunci. Beberapa saat kemudian, terdengar tawa keras dari mulut mereka menertawakan bunyi perut Al. Al segera mengajak Khanza untuk segera mandi bersama. Dia membopong Khanza ke kamar mandi.


"Mulai sekarang, aku akan semakin giat lagi berusaha untuk menghadirkan dia di dalam sini." Kata Al sambil mengusap perut polos Khanza.


Khanza yang mendengar perkataan Al langsung tersenyum bahagia.


"Ayo, berusaha lagi." Kata Khanza dengan penuh semangat.


"Hhhaaahhh?!"


.


.


.


.


.


\=\=\=\=\=



Ini masih ada foto baby Z, yakin nggak mau kasih hadiah sama aku onty?🤭


Jangan lupa mohon dukungannya ya, like, komen dan vote.

__ADS_1


Untuk informasi up dan karya, bisa follow ig othor ya kak, @keenandra-winda


Terima kasih


__ADS_2